TEMPO.CO, Jakarta - Kain Ulos menjadi salah satu identitas suku Batak. Kain ini memiliki banyak motif dengan maknanya yang berbeda-beda. Hampir semua motif ulos memuat pesan moral dan saluran berkat bagi penerima atau pemakainya.
Orang Batak Toba menyebutnya sebagai "parhitean" atau saluran berkat bagi yang menerima. Memberi ulos artinya menyelipkan doa untuk kebaikan.
Berikut makna tujuh motif ulos:
- Ulos Ragi Hotang
Dalam jurnal berjudul Pemodelan Estetika Motif Ulos Ragi Hotang Batak Toba Sebagai Aplikasi Media Dekoratif (2018), motif ini didominasi bentuk garis-garis miring maupun datar. Motif ini sering ditemukan dalam pernikahan adat Batak Toba. Masyarakat setempat percaya bahwa motif ulos ini akan menambah ikatan lahir batin pengantin dapat teguh seperti ikatan hotang atau rotan.
Motif ini juga sering digunakan pada acara mangupa-upa atau pesta lain yang gembira.
Setiap warna dalam motif ulos ini memliki makna. Warna merah yang dicap pemberani, hitam yang bijaksana, dan putih yang melambangkan kesucian.
- Ulos Sibolang Rasta Pamontari
Motif ini biasanya digunakan untuk keperluan acara bertema suka dan duka cita. Terutama pada acara kematian orang dewasa yang belum memiliki cucu, janda, atau duda cerai mati.
Melansir batakpedia.org, morif ulos ini dikenakan oleh keluarga dekat orang yang meninggal. Oleh karena itu, ulos ini bermakna kedekatan dalam keluarga.
- Ulos Pinuncaan
Mirip maknanya dengan motif ulos sibolang, motif pinuncaan kerap digunakan dalam acara bertemakan suka maupun duka dengan syarat-syarat tertentu. Perbedaannya ada pada penyandangnya, karena ulos pinuncaan sering disandang oleh para raja adat Batak.
Berdasarkan jurnal Simbol dalam Kain Ulos Pada Suku Batak (2022), ulos pinuncaan paling mahal yang diperjualbelikan. Ulos dibuat dengan beberapa tahap yang memerlukan kehati-hatian. Motif ini terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah, kemudian disatukan kembali.