TEMPO.CO, Jakarta - Fibrilasi atrium kondisi yang menyebabkan detak jantung tak teratur dan cepat. Mengutip dari Heart Foundation, fibrilasi atrium salah satu dari kondisi irama jantung atau aritmia. Adapun jantung yang sehat, rangsangan reguler menjaga detak dalam ritme yang stabil antara 60 hingga 100 detak per menit.
Ketika mengalami fibrilasi, rangsangan menjadi acak dan kacau menyebabkan dua bilik paling atas jantung bergetar. Kondisi itu menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur dan lebih cepat dari biasanya. Gangguan irama jantung lebih sering terjadi seiring bertambah usia terutama ketika melebihi 60 tahun.
Merujuk Mayo Clinic, gejala fibrilasi atrium ditandai gejala salah satunya, yaitu sensasi detak jantung cepat. Adapun gejala lainnya, sakit dada, pusing, kelelahan, sesak napas, lemah, berkurang kemampuan olahraga. Fibrilasi atrium jika tidak diobati bisa menyebabkan stroke dan komplikasi medis serius lainnya.
Jenis fibrilasi atrium
1. Paroxysmal fibrilasi atrium dialami kurang dari satu pekan dan biasanya pulih secara sendirinya tanpa pengobatan.
2. Fibrilasi atrium persisten selama lebih dari satu pekan dan membutuhkan perawatan.
3. Fibrilasi atrium persisten yang dialami lebih dari satu tahun perawatan pun makin intens.
Irama jantung
Irama jantung yang terganggu menandakan kondisi aritmia. Mengutip Healthline, aritmia mempengaruhi kecepatan detak jantung, lebih cepat atau lambat dari normal.
Ketika impuls yang mengatur denyut jantung tak berfungsi semestinya, maka menyebabkan beberapa kondisi. Adapun kondisinya, yaitu detak jantung terlalu cepat (takikardia), lambat (bradikardia), dini (kontraksi prematur), tidak menentu (fibrilasi).
Merujuk publikasi National Library of Medicine berjudul Arrhyhmias, prevalensi aritmia antara 1,5 dan 5 persen dari populasi. Aritmia biasanya tidak berbahaya, tapi dalam beberapa kondisi bisa berakibat masalah yang serius. Jika aritmia mengganggu aliran darah ke tubuh, maka rentan mempengaruhi otak, paru-paru, maupun organ vital lainnya.
Baca: Ragam Penyebab yang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.