Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hiperkapnia, Terlalu Banyak Karbon Dioksida dalam Darah

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terlalu banyak karbon dioksida dalam darah menandakan kondisi hiperkapnia. Ini biasanya terjadi akibat dari masalah tidak bisa bernapas secara benar. Ketika tubuh tidak mendapat cukup oksigen segar atau membuang karbon dioksida, tiba-tiba menghirup banyak udara untuk menyeimbangkan kadar antara keduanya.

Apa itu hiperkapnia?

Mengutip dari Healthline, hiperkapnia juga bisa menjadi gejala dari kondisi mendasar yang mempengaruhi pernapasan dan darah. Gejala hiperkapnia terkadang bisa ringan. Tubuh secara cepat memperbaiki gejala ini untuk bernapas lebih baik dan menyeimbangkan kadar karbon dioksida.

Gejala ringan hiperkapnia seperti kulit memerah, mengantuk atau ketakmampuan untuk berkonsentrasi, sakit kepala ringan, pusing, sesak napas, kelelahan secara tidak normal.

Mengutip dari Verywell Health, penyebab hiperkapnia terjadi akibat produksi karbon dioksida yang berlebihan atau pengurangan pengembusan karbon dioksida dari paru-paru. Beberapa masalah kesehatan rentan memicu  faktor risiko meningkatkan kemungkinan berkembangnya kondisi tersebut. Misalnya, hiperkapnia dari penyakit paru-paru kronis. Itu juga mungkin timbul dari penyakit saraf dan otot tertentu, gangguan metabolisme, dan masalah di bagian otak yang mengatur pernapasan.

Hiperkapnia biasanya diketahui ketika tekanan karbon dioksida mencapai 45 milimeter air raksa (mm Hg) atau lebih. Terkadang hiperkapnia ringan sulit dikenali. Misalnya, gejala nonspesifik seperti sakit kepala, kelelahan, dan otot berkedut. Biasanya itu cepat hilang secara sendirinya.

Namun, gejala hiperkapnia yang parah, tubuh sulit mengembalikan keseimbangan karbon dioksida dan gejalanya lebih serius. Kondisi kesehatan yang mendasari biasanya memicu terjadinya hiperkapnia, sehingga harus cepat diperiksa untuk segera mendapat perawatan.

Orang yang berisiko mengalami hiperkapnia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip dari Healthline beberapa faktor risiko hiperkapnia, biasanya orang yang sering merokok, atau karena usia. Banyak kondisi yang menyebabkan hiperkapnia bersifat progresif, biasanya tidak mulai menunjukkan gejala sampai setelah usia 40 tahun.

Orang yang asma juga rentan berisiko, terutama jika di lingkungannya sering menghirup asap atau bahan kimia. Misalnya sering berada di dekat pabrik listrik atau kimia juga menjadi faktor risiko.

Baca: Penyebab dan Gejala Sesak Napas Ortopnea

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

1 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.


Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

1 hari lalu

Winter Aespa. Instagram
Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?


Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

2 hari lalu

Winter Aespa. Foto: Kpop Wiki
Penyebab Pneumothorax yang Dialami Winter aespa

Winter aespa menjalani masa pemulihan untuk penyakit pneumothorax, apa saja penyebab dan gejalanya?


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

5 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

9 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

11 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.


Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

13 hari lalu

Ilustrasi wanita batuk. Freepik.com/Jcomp
Batuk Membandel di Malam Hari, Berikut Ragam Pemicunya

Batuk yang terus terjadi di malam hari sehingga mengganggu tidur diri sendiri dan orang lain memang menjengkelkan. Berikut ragam pemicunya.


Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

17 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.


Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

37 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.


Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

55 hari lalu

Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com
Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

Dokter anak menjelaskan beda batuk yang dialami anak penderita pneumonia, asma, dan tuberkulosis (TBC) dan perlu dipahami orang tua.