TEMPO.CO, Jakarta - Trakoma atau infeksi bakteri di mata yang rentan berakibat kebutaan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), trakoma telah menyebabkan gangguan penglihatan 1,8 juta orang. Dari keseluruhan jumlah itu, 450 ribu di antaranya mengalami kebutaan.
Trakoma tergolong penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri chlamydia trachomatis. Adapun di antaranya, menyentuh cairan mata atau hidung yang terinfeksi. Misalnya, barang yang terkontaminasi seperti handuk, seprai, selimut atau pakaian, sebagaimana dikutip dari Better Health. Trakoma juga bisa ditularkan melalui lalat yang hinggap di wajah orang lain.
Apa gejala trakoma?
Trakoma menyebabkan konjungtivitis atau mata merah. Gejala awal mulai muncul dalam lima hari hingga 12 hari setelah terpapar bakteri.
Mengutip Mayo Clinic, berbagai gejala antara lain mencakup mata gatal dan iritasi ringan, keluar cairan (lendir atau nanah). Kelopak mata bengkak dan sensitif cahaya antara lain gejalanya.
Bagaimana trakoma berkembang?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasi lima tahapan perkembangan trakoma:
1. Peradangan folikel
Trakoma diawali adanya infeksi di folikel bulu mata. Nanti muncul benjolan kecil yang mengandung limfosit, sejenis sel darah putih. Benjolan akan semakin membesar di permukaan kelopak mata atas.
2. Peradangan intens
Kelopak mata menjadi bengkak dan iritasi.
3. Jaringan parut kelopak mata
Jaringan parut kelopak mata bagian dalam akibat infeksi berulang. Ketika diperiksa, bekas luka sering berbentuk garis putih..
4. Bulu mata tumbuh ke dalam atau trichiasis
Trichiasis tersebab lapisan kelopak mata yang terluka. Kondisi ini menyebabkan bulu mata menggores kornea.
5. Peradangan kornea
Di tahap ini kornea terpengaruh peradangan. Kelainan bentuk kelopak mata, entropion dan trichiasis. Peradangan dan iritasi terus-menerus juga berisiko menyebabkan hilang penglihatan.
Baca: Penyebab Infeksi Mata Tersebab Bakteri atau Trakoma
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
