TEMPO.CO, Jakarta - Setiap makanan dan minuman akan mencantumkan informasi nilai gizi dalam suatu produk kemasannya. Namun, apakah Anda mengetahui bagaimana cara membaca informasi nilai gizi tersebut?
Ada banyak manfaat ketika kita mampu membacanya. Dilansir dari news.unair.ac.id, informasi nilai gizi bermanfaat untuk menghitung seberapa banyak jumlah minuman yang bisa kita konsumsi berdasarkan zat C pada kesehariannya. Salah satu contohnya yang lebih spesifik ialah untuk mengontrol asupan gula harian seseorang agar tidak berlebihan
Melansir eatright.org, tedapat tujuh langkah yang dapat Anda lakukan demi meninjau informasi nilai gizi tersebut. Berikut adalah penjelasan setiap langkahnya:
1. Mulailah dengan Ukuran Penyajian
Tahapan pertama ialah dengan melihat ukuran porsi dalam makanan dan minuman dalam satu paket yang tertera. Misalnya Anda dapat membandingkan semisal mengonsumsinya antara dua porsi atau hanya satu porsi saja. Secara tidak langsung, tentu Anda akan mendapatkan dua kali kalori, lemak, dan nutrisi lain sekaligus
Baca Juga:
2. Bandingkan Total Kalori dan Pengaruh untuk Badan
Selanjutnya dalam halnya jumlah kalori, biasanya yang disarankan ialah mengonsumsi 2.000 kalori per hari. Namun, kebutuhan setiap individu mungkin lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dan tingkat aktivitas.
3. Melihat AKG sebagai Panduan
Tak hanya pajangan nilai pada kemasan, Anda perlu mengetahui angka kecukupan gisi atau AKG. Hal ini akan membantu Anda mengevaluasi bagaimana makanan tersebut cocok untuk dikonsumsi.
Perlu diingat bahwa AKG ditentukan bukan hanya untuk satu atau dua kali makan saja, melainkan satu hari penuh. Misalnya mulai dari nutrisi 5 persen AKG lemak yang akan menyediakan 5 persen dari total lemak yang diperlukan. Jika kurang, Anda membutuhkan 100 persen AKG nutrisi yang tercantum pada paket kemasan.
Lalu apabila AKG bernilai 5 persen, maka dapat disebut dan menunjukan nilai yang rendah. Sementara AKG yang tinggi akan bernilai lebih dari 20 persen. Hal ini karena kebutuhan vitamin, mineral, dan serat sudah terpenuhi.
4. Lihat Ketentuan Nutrisi
Selain persentase AKG, yang perlu diamati adalah ketentuan nutrisi untuk mengetahui batasan normal dari setiap kandungannya. Umumnya produk yang rendah kalori berkisar 40 kalori atau kurang dalam satu porsinya.
Kemudian untuk kolestrol rendah mencapai angka 20 miligram atau kurang dari 2 gram lemak jenuh per porsinya. Lalu untuk kalori, setidaknya ditunjukan 25 persen lebih sedikit dari nutrisi atau kalori yang ditentukan daripada produk biasa.
Sementara vitamin yang normal setidaknya memiliki 10-19 persen, sedangkan persentase vitamin lebih dari 20 persen akan membuat sumber makanan menjadi lebih baik lagi.
Ketentuan lain ditunjukan ketika memiliki kurang dari 5 kalori per porsi yang menunjukannnya bebas dari kalori. Berbeda dengan natrium yang dapat dikatakan rendah ketika mencapai 140 gram atau kurang.
5. Pilih Rendah Lemak Jenuh, Gula Tambahan, dan Natrium
Tahapan kelima merekomendasi Anda untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sedikit lemak, tambahan gula, dan natrium. Hal ini akan membantu Anda mengurangi risiko penyakit yang lebih kronis. Bahkan akan semakin berbahaya ketika kaitannya dengan lemak jenuh dan lemak trans pada tubuh.
Produk yang kaya akan natrium berisiko memiliki tekanan darah tinggi. Lalu makanan yang banyak akan gula membuat tubuh sulit memenuhi kebutuhan nutrisi dalam kalori.
6. Dapatkan Vitamin, Mineral, dan Serat Makanan yang Cukup
Pada tahapan ini sangat direkomendasikan untuk memilih makanan yang mengandung serat makanan potasium, vitamin D, kalsium dan zat besi. Dengan hadirnya berbagai kandungan tersebut akan membantu mengurangi masalah kesehatan. Selain itu, Anda juga harus rajin mengonsumsi makanan seperti banyak buah atau saturant yang baik untuk AKG.
7. Pertimbangkan Nutrisi Tambahan
Terakhir adalah tentang nutrisi tambahan yang ada pada label fakta gizi. Dengan contoh presentase protein dalam AKG tidak diperlukan pada label. Yang dapat dilakukan adalah dengan menambah kacang-kacangan atau sayuran dalam makanan seperti daging, ikan, telur, atau susu.
Sementara dalam karbohidrat, Anda dapat menambahkan buah-buahan pada makanan yang kaya akan gula, pati, dan serat. Lalu dalam halnya gula perlu dihindari oleh anak-anak di bawah dua tahun, sedangkan di atas dua tahun tidak boleh lebih dari 10 persen.
FATHUR RACHMAN
Baca juga: Waspadai Label Sehat dan Alami pada Kemasan Makanan