TEMPO.CO, Jakarta - Perawat di RSUI Hesti Rahayu mencontohkan perawatan yang dapat dilakukan pada pasien demensia (ODD) setiap hari melalui jadwal Activity Daily Living (ADL). Dia mengatakan jadwal ini meliputi aktivitas seperti mandi, berpakaian, makan pada waktu yang sama.
Selain itu, memberikan bantuan pada penderita demensia untuk menulis hal-hal yang ingin dilakukan pada kegiatannya. Rencanakan juga aktivitas yang disukai ODD dan lakukan pada waktu yang sama setiap hari serta mempertimbangkan sistem pengingat yang membantu mengingatkan jadwal minum obat.
Baca Juga:
Menurut Hesti, jika ODD mengalami penurunan fungsional dan kesulitan melakukan aktivitas maka para caregiver dapat membantu dengan tetap menyertakan pasien semaksimal mungkin.
"Hal ini bertujuan untuk membantu melatih kembali fungsionalnya. Selain itu, bersikaplah lembut, menghargai dan menyajikan makanan secara konsisten," jelasnya.
Perawatan yang tepat
Lebih lanjut, ada hal yang bisa dilakukan untuk perawatan pada perubahan komunikasi dan perilaku ODD, yaitu dengan memahami suasana hatinya, mempertahankan benda atau foto yang disayangi, dan mengingatkan kembali siapa kita dengan memberikan informasi.
Selain itu, fasilitasi aktivitas ODD agar tetap aktif, seperti melakukan pekerjaan rumah, memasak, membuat kue, olahraga, dan lainnya, membantunya memulai aktivitas atau bergabung dalam aktivitasnya serta memberikan kesempatan memilih makanannya sendiri.
Menurut Hesti, kualitas hidup ODD dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu demensia, caregiver dan pelayanan medis profesional. Caregiver dapat mempengaruhi perubahan penting dalam kehidupan ODD, mempengaruhi frekuensi dan tipe terapi yang akan diterima oleh ODD.
“Tentunya caregiver perlu mengetahui informasi penyakit dan kebutuhan yang berubah, yang perlu dipenuhi pada ODD, memahami arti delirium atau kondisi tidak sadar, apa penyebabnya, dan memahami tindakan yang perlu dilakukan," ujarnya.
Hesti mengatakan Alzheimer tidak hanya terjadi pada lansia di atas 65 tahun tetapi juga pada pralansia. Untuk menangani Alzheimer pada pralansia, maka pada prinsipnya dapat dilihat dari kebutuhan orang dengan demensia tersebut.
Baca juga: Siapa pun Bisa Terserang Demensia, Tak Hanya Lansia