Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Tanamkan Nilai Sportivitas pada Anak sejak Dini

Reporter

image-gnews
Pemain Paris St Germain Neymar melakukan tos bersama anak-anak saat memberikan klinik sepak bola untuk anak-anak selama tur tim Jepang, di Tokyo, Jepang 18 Juli 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Pemain Paris St Germain Neymar melakukan tos bersama anak-anak saat memberikan klinik sepak bola untuk anak-anak selama tur tim Jepang, di Tokyo, Jepang 18 Juli 2022. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak anak menjadi korban di tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener pun mengatakan orang tua perlu menanamkan nilai-nilai sportivitas pada anak sedini mungkin karena sangat penting untuk pembentukan karakter.

"Sangat penting karena ini akan membentuk karakter anak. Jika kalah dapat berjiwa besar menilai kekalahan dan mengupayakan diri agar dapat tampil lebih optimal di kesempatan berikutnya," kata anggota Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) itu.

Ia melanjutkan menanamkan nilai sportivitas juga membuat anak tidak menjadi sombong atau merendahkan kemampuan lawan. Sebaliknya, anak akan tetap menghargai dan menjaga pertemanan yang sehat sekalipun dengan lawan, meski di luar kompetisi. Dalam menanamkan nilai sportivitas pada anak, Samanta mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua, di antaranya tidak berkomentar yang menjatuhkan pemain lain sebagai bentuk kritik atau ketidakpuasan di depan anak.

"Jika tidak puas dengan hasil latihan, diskusikan pada pelatih hal-hal apa yang sekiranya dapat ditingkatkan," imbuhnya.

Belajar terima kekalahan
Jika mengalami kekalahan saat berkompetisi, Samanta mengatakan orang tua harus mengajarkan anak menerima kekalahan dengan lapang dada dan mengajaknya memberi selamat kepada lawan yang menang. Ia juga mengatakan dalam menanamkan nilai sportivitas perlu dicatat bahwa orang tua tidak bisa menerapkan konsep rewards (penghargaan) dan punishment (hukuman) karena hal tersebut akan membuat anak merasa tidak adil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk itu, dia mengatakan orang tua tidak boleh memarahi atau menghukum anak jika kalah di kompetisi, khususnya jika yang dijalani adalah kompetisi yang melibatkan kelompok, seperti sepak bola. Pasalnya, dalam kompetisi tersebut anak bukan pemain tunggal sehingga banyak faktor yang menyebabkan kekalahan. Alih-alih menghukum, orang tua sebaiknya memuji hal-hal baik yang ada dalam diri anak dan dorong dia supaya bisa meningkatkan kemampuan.

"Jangan fokus pada siapa yang kalah dan siapa yang menang. Setelah kompetisi, orang tua perlu fokus pada usaha yang sudah dilakukan anak selama kompetisi berjalan. Fokus pada hal-hal baik yang sudah dilakukan anak," paparnya. "Bicarakan atau diskusikan juga beberapa orang yang menunjukkan sikap sportivitas sebagai role model anak. Orang tua juga dapat memberikan contoh-contoh yang negatif juga sebagai pembelajaran untuk anak (agar tidak mencontoh yang negatif)."

Baca juga: Dampak Pelecehan Seksual, Anak Depresi dan Mau Bunuh Diri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

7 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

7 hari lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
Komunikasi Penting, Orang Tua Juga Perlu dengarkan Pendapat Anak

Psikolog menyampaikan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

8 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

10 hari lalu

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya dengan sang kekasih, Jessica Ledon pada Senin, 18 Maret 2024. Foto: Instagram/@davidguetta
Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya bersama sang kekasih, Jessica Ledon.


Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

11 hari lalu

Ilustrasi tenggelam di sungai/kali. northernstar.com.au
Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

Tim SAR gabungan akhirnya menemukan satu dari dua korban yang tenggelam di Kali Cirarab Tangerang pada Ahad siang ini, 17 Maret 2024.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

12 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

13 hari lalu

Seorang pria menggendong bayi di pangkuannya, saat warga Palestina yang mengungsi, yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel berlindung di tenda kamp, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 14 Februari 2024 .REUTERS/Saleh Salem
Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

Ada ribuan anak yang sedang menderita penyakit komplikasi serius karena kelangkaan susu di wilayah Gaza utara.


Pelapor Khusus PBB: Lebih Banyak Anak Tewas di Gaza daripada Konflik Global dalam 4 Tahun

13 hari lalu

Anak Palestina Palestina Yazan Al-Kafarna, yang menderita kelumpuhan otak dan kekurangan gizi, terbaring di tempat tidur di pusat kesehatan Al-Awda di tengah kelaparan yang meluas, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah di Jalur Gaza selatan 2 Maret 2024. REUTERS/Yasser Qudih
Pelapor Khusus PBB: Lebih Banyak Anak Tewas di Gaza daripada Konflik Global dalam 4 Tahun

Dalam lima bulan, Israel membunuh lebih banyak anak-anak di Gaza dibandingkan dengan total anak yang tewas karena konflik global 4 tahun terakhir


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

16 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri