TEMPO.CO, Jakarta - Pola asuh otoritatif adalah cara mendidik dan orang tua memberikan pengasuhan yang mendukung dan responsif terhadap kebutuhan dan perkembangan anak namun tetap memberi batasan yang tegas. Psikolog lulusan Universitas Indonesia, Rosdiana Setyaningrum, menjelaskan pola asuh ini dapat diterapkan oleh orang tua karena bermanfaat untuk memberikan dukungan dan mengasah perkembangan maupun potensi anak.
"Pengasuhan yang paling bagus itu yang otoritatif. Jadi sebenarnya orang tua itu harus mengerti karakter anak dulu. Jadi, karakter anak beda, pendekatan kita beda. Kedua, orang tua baiknya juga harus melihat potensi anak, jadi anak itu pintarnya di mana," kata Rosdiana. "Ini penting banget karena zaman sekarang persaingan akan semakin ketat. Jadi sebagai orang tua harus benar tahu anak punya potensi di bidang mana, itu yang dikembangkan sehingga anak berkembang penuh sesuai potensinya."
Dia mengatakan mengenali karakter anak juga penting sebab dengan mengetahui karakternya orang tua juga dapat memahami cara berkomunikasi dengan anak. Tak hanya itu, Rosdiana juga menjelaskan orang tua perlu tahu setiap perkembangan anak.
"Kalau karakter itu, orang tua jadi bisa memahami bagaimana berkomunikasi dengan anak. Orang tua juga perlu tahu tahap perkembangan anak karena di setiap tahapan, di setiap usia ada tugas-tugas yang harus diselesaikan. Dia harus bisa," jelasnya. "Misalnya kapan anak harus mandiri, kapan bisa mengambil keputusan, harus ada prestasi di bidang yang dia kuasai. Ini orang tua juga harus tahu supaya di setiap tahap perkembangan tugas perkembangan anak bisa terselesaikan dengan baik."
Jenis pola asuh
Rosdiana memaparkan pola asuh tidak memiliki hubungan dengan kemajuan teknologi. Jenis-jenis pola asuh yang ada ialah otoritatif, permisif, dan otoriter. Jenis pola asuh ini sudah ada sejak sebelum adanya kemajuan teknologi.
Ia menambahkan kemajuan teknologi harusnya dimanfaatkan orang tua untuk memperluas pengetahuan terkait gaya dan manfaat pola asuh, tumbuh kembang anak, dan lain sebagainya.
"Jadi, perkembangan teknologi dengan pola asuh bukan tidak berkesinambungan. Harusnya dengan perkembangan teknologi ini bisa membuat orang tua lebih dapat informasi yang luas tentang bagaimana cara mengasuh anak," imbuhnya.
Jika orang tua ingin mengubah pola asuh menjadi otoritatif, ia menyarankan terlebih dulu mencari tahu penyebab utama mengapa sebelumnya menerapkan pola asuh permisif atau otoriter. Dengan demikian, orang tua dapat menyadari dan perlahan mengubah diri agar menerapkan pola asuh otoritatif.
"Kalau ingin mengubah pola asuh itu, yang mudah banget dilakukan oleh orang tua adalah belajar. Jadi tambah dulu pengetahuannya, kenapa dia enggak boleh otoriter, kenapa dia enggak boleh permisif, dia belajar dulu. Sebenarnya yang pertama-tama harus dia lakukan adalah ubah dirinya dulu," papar Rosdiana. "Kenapa dia otoriter? Kenapa dia permisif? Itu yang harus orang tua sadari dulu apakah karena dia merasa dulu dia dipaksa sehingga sekarang mau kasih semua ke anaknya, makanya jadi permisif. Atau dia ambisius banget, ada hal-hal yang dia enggak bisa capai, jadi anaknya harus capai itu. Itu yang harus disadari. Setelah tahu kenapa, dari situ sebenarnya dia bisa berubah."
Baca juga: 7 Aturan Gaya Pola Asuh yang Harus Diikuti Keluarga Kerajaan Inggris