TEMPO.CO, Jakarta - Pengkhianatan, dimarahi, dan ketidakpedulian adalah hal biasa. Orang-orang menyakiti dengan banyak cara dan tidak selalu mudah untuk memaafkan dia.
Entah itu terjebak macet, tidak dihargai ibu mertua, dibohongi oleh pasangan, atau difitnah oleh rekan kerja, kebanyakan orang dihadapkan pada berbagai situasi, baik yang serius maupun yang biasa-biasa saja, berpikir dan memaafkan.Tapi, seperti banyak hal dalam hidup, memberi maaf lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Tantangan pengampunan
Pengampunan bisa menjadi tantangan tersendiri karena beberapa alasan. Pengampunan terkadang disalahartikan sebagai pengampunan atas apa yang telah dilakukan orang kepada kita. Padahal, memaafkan atau memberikan pengampunan kepada orang yang jahat kepada kita masih meninggalkan ingatan jelas perlakuan buruknya.
Mengampuni juga bisa menjadi sulit ketika yang telah berbuat salah tampaknya tidak layak menerima pengampunan. Mungkin Anda merasa melepaskan mereka. Meskipun perasaan ini sepenuhnya dapat dimengerti, penting untuk diingat dengan memaafkan kita dapat melepaskan hubungan dengan orang-orang yang telah berbuat salah kepada kita dan melangkah maju dengan atau tanpa mereka. Mungkin sulit untuk mengingat memaafkan lebih bermanfaat bagi orang yang memaafkan daripada yang dimaafkan.
Mungkin sulit untuk mengingat memaafkan lebih bermanfaat bagi orang yang memaafkan daripada orang yang dimaafkan. Selain itu, sulit untuk memaafkan karena sulit untuk melupakan apa yang terjadi. Mengampuni orang yang telah bersalah bisa jadi sulit jika Anda berjuang untuk melepaskan kemarahan dan rasa sakit yang terkait dengan peristiwa itu sendiri.
Pentingnya mengampuni
Pengampunan baik untuk hati secara harfiah. Sebuah studi tahun 2017 di Annals of Behavioral Medicine menunjukkan untuk pertama kalinya lebih banyak pengampunan menyebabkan lebih sedikit stres dan pada akhirnya kesehatan mental yang lebih baik. Pengampunan dilakukan untuk mengurangi stres yang dirasakan dan penurunan kesehatan mental, bukan fisik.
Studi 2017 lain menemukan menjelaskan pengampunan secara sadar dan disengaja dari kecenderungan untuk memaafkan menghasilkan perasaan kesejahteraan mental, yang mencakup berkurangnya pengaruh negatif, perasaan emosi positif, mengalami hubungan positif dengan orang lain, merasakan kepekaan pertumbuhan spiritual, dan mengidentifikasi makna dan tujuan dalam hidup serta pemberdayaan yang lebih besar.
Memaafkan atau mengampuni itu baik untuk raga, hubungan dengan orang lain, dan tempat di dunia. Itu alasan yang cukup untuk meyakinkan hampir semua orang untuk menahan amarah dan meminta maaf.
JESSYCA GAZELLA | VERRYMELLMIND
Baca juga: Sulit Meminta Maaf? Cobalah Lebih Mudah Memaafkan