TEMPO.CO, Jakarta - Memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi atau obesitas selama kehamilan dapat berdampak besar pada kesehatan ibu dan bayi. Obesitas didiagnosis ketika BMI seseorang adalah 30 atau lebih tinggi. Untuk menentukan BMI, seseorang dapat menghitungnya dengan rumus ini, berat badan (pound) : tinggi badan (inchi) atau berat badan (kilogram) : tinggi badan (meter kuadrat).
Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, berikut adalah deretan angka BMI mulai dari yang terendah sampai tertinggi dan dikatakan sebagai obesitas, yaitu di bawah 18,5 (rendah), 18,5-24,9 (rata-rata), 25 -29,9 (tinggi), dan 30 atau lebih (obesitas).
Memiliki BMI pada angka 30 atau lebih atau disebut sebagai obesitas dapat membahayakan kesuburan masa kehamilan karena menghambat ovulasi teratur. Bahkan, bagi wanita yang berovulasi secara teratur, semakin tinggi BMI, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk hamil. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa BMI yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kegagalan fertilisasi in vitro (IVF).
Baca: Cara Cegah Obesitas: Banyak Konsumsi Buah, Sayur dan Makanan Bebas Lemak
Ibu hamil yang mengalami obesitas selama kehamilan dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi kehamilan, yaitu:
- Keguguran
- Diabetes gestasional atau diabetes kehamilan
- Komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, biasanya terjadi di hati dan ginjal (preeklamsia)
- Masalah jantung
- Apnea tidur (gangguan tidur yang berpotensi serius ketika napas berhenti dan berlanjut berulang kali)
- Perlunya operasi Caesar yang menimbulkan risiko komplikasi operasi Caesar, salah satunya adalah infeksi luka.
Selain memberikan risiko yang besar bagi sang ibu, obesitas kehamilan juga berisiko untuk kesehatan bayi. Risiko obesitas ketika masa kehamilan bagi sang bayi, sebagai berikut:
- Kelainan bawaan
- Menjadi jauh lebih besar dari rata-rata ketika lahir (makrosomia janin)
- Masalah pertumbuhan
- Asma sejak kecil
- Obesitas ketika masa kecil
- Masalah kognitif dan keterlambatan perkembangan
Akibatnya, penting bagi ibu yang sedang berada dalam masa kehamilan, tetapi juga mengalami obesitas untuk melakukan perawatan khusus.
Mengutip dari mayoclinic.org, jika memiliki BMI 30 atau lebih yang tergolong obesitas ketika masa kehamilan, segeralah pergi menuju pusat layanan kesehatan. Sebab, para pihak kesehatan akan memantau kehamilan dengan cermat. Berikut terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan jika mengalami obesitas ketika kehamilan.
Tes awal diabetes gestasional
Untuk wanita dengan risiko rata-rata diabetes gestasional, tes skrining yang disebut tes tantangan glukosa sering dilakukan antara minggu ke 24 dan 28 kehamilan. Jika hasil tes menunjukkan bahwa kadar glukosa berada dalam kisaran standar, seseorang mungkin akan mengulangi tes skrining antara minggu ke 24 dan 28 kehamilan. Jika hasilnya menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tinggi, memerlukan pengujian lebih lanjut dengan melakukan pemantauan gula darah.
Perubahan USG janin
Ultrasonografi janin standar biasanya dilakukan antara minggu ke 18 dan 20 kehamilan untuk mengevaluasi anatomi bayi. Namun, gelombang ultrasonografi tidak mudah menembus jaringan lemak perut. Hal ini dapat mengganggu efektivitas USG janin. Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan tentang pendekatan terbaik untuk mendapatkan USG yang akurat.
Skrining untuk sleep apnea obstruktif
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi menyebabkan pernapasan berulang kali berhenti yang dimulai ketika tidur. Ibu hamil dengan obesitas yang mengalami sleep apnea obstruktif selama kehamilan berada pada peningkatan risiko preeklamsia dan komplikasi lainnya. Akibatnya, perlu melakukan skrining pada kunjungan pranatal pertama.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga: Bahaya Penyakit Mengintai Penderita Obesitas, Diabetes Urutan Pertama
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.