Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Pig Butchering Scam, Penipuan yang Menggunakan Aplikasi Kencan

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan maraknya aplikasi kencan online, penipuan dengan memanfaatkan asmara kian marak dilakukan. Salah satunya adalah pig butchering scam. Seperti namanya, penipu ibaratnya menggemukkan babi terlebih dahulu sebelum memotongnya. Lantas, apa itu pig butchering scam?

Dikutip dari The Business of Business, istilah pig butchering scam awalnya berasal dari bahasa Ciina, shzhpán, karena skema penipuan ini berasal dari sana. Penipu yang mayoritas laki-laki ini awalnya akan membangun hubungan romantis selama berbulan-bulan atau berminggu-minggu dengan korban melalui platform kencan online, seperti Tinder, Grindr, dan Bumble.

Pelaku kemudian menghujani korban dengan pesan cinta dan kasih sayang untuk ‘menggemukkan mereka’ secara emosional, yang mirip dengan menggemukkan babi sebelum membujuk para korban untuk berinvestasi di perusahaan crypto palsu, yang secara metaforis akan membantai korban.

Dilansir dari ProPublica, penipuan jenis ini tidak hanya terorganisir, tetapi juga sistematis. Berikut beberapa cara penipu biasanya melancarkan aksinya:

1. Membuat identitas palsu

Seorang penipu biasa mengawalinya dengan membuat pesona online palsu, yang biasanya disertai dengan foto yang menarik dan gaya hidup yang glamor.

2. Mencari korban

Setelah mereka membangun citra yang palsu, penipu mulai mengirim pesan ke orang-orang di aplikasi kencan atau jejaring sosial. Selain itu, mereka mungkin menggunakan WhatsApp atau layanan pesan yang lain yang akan berpura-pura menghubungi nomor yang salah.

3. Mendapatkan kepercayaan

Langkah selanjutnya adalah memulai percakapan dengan calon korban untuk mendapatkan kepercayaan mereka. Para penipu akan mengarang detail tentang kehidupan mereka sendiri yang membuat mereka tampak mirip dengan calon korbannya. Dengan cara ini, penipu akan dengan mudah membujuk korbannya karena kesamaan latar belakang.

4. Beralih ke investasi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak lama setelah itu, penipu akan beralih ke diskusi tentang investasi. Mereka akan mencoba meyakinkan target mereka untuk membuka akun di broker online mereka. Tanpa sepengetahuan korbannya, broker tersebut palsu dan uang yang mereka setorkan akan langsung masuk ke rekening penipu.

5. Meyakinkan korbannya

Para penipu seringkali menghilangkan keraguan korbannya dengan membiarkan target untuk menarik uang sekali atau dua kali agar mendapatkan kepercayaan korbannya.

6. Memanipulasi untuk berinvestasi

Saat mendapatkan kepercayaan korbannya, penipu kemudian akan mengeksploitasi kerentanan emosional dan finansial korbannya untuk memanipulasi mereka agar menyetor lebih banyak dana dengan iming-iming investasi tersebut bebas resiko.

7. ‘Memotong’ korban

Setelah target mencapai batas dan enggan menyetor lebih banyak dana, para penipu akan menghentikan semua percakapan dan menghilang begitu saja dari korbannya.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca juga: Pandemi Covid-19, Penipuan Berkedok Asmara pun Meningkat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

1 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.


'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

8 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.


Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

13 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.


Waspadai 5 Modus Kejahatan di Musim Mudik Lebaran, Penipuan Tiket sampai Modus Geser Tas

14 hari lalu

Ilustrasi pemudik di stasiun Gambir. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Waspadai 5 Modus Kejahatan di Musim Mudik Lebaran, Penipuan Tiket sampai Modus Geser Tas

Berikut beberapa modus kejahatan yang kerap muncul saat musim mudik Lebaran, dari penipuan tiket hingga modus geser tas.


Divonis 3 Tahun Penjara, Penipu Tiket Konser Coldplay Ghisca Masih Pikir-pikir Ajukan Banding

16 hari lalu

Ghisca Debora Aritonang, terdakwa penipuan tiket Coldplay, meninggalkan ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, seusai mendapatkan vonis tiga tahun penjara, pada Rabu, 3 April 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Divonis 3 Tahun Penjara, Penipu Tiket Konser Coldplay Ghisca Masih Pikir-pikir Ajukan Banding

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis 3 tahun penjara kepada Ghisca Debora Aritonang, terdakwa penipuan tiket konser Coldplay.


DPR Sebut Nadiem Makarim Lamban dalam Tangani Masalah Ferienjob

16 hari lalu

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda (tengah), Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti (kedua kanan), Hetifah Sjaifudian (kedua kiri), Dede Yusuf (kanan), dan Abdul Fikri Faqih (kiri) memberikan keterangan pers terkait tragedi Kanjuruhan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2022. Tragedi Kanjuruhan menewaskan 125 orang dan lebih dari 300 orang terluka. TEMPO/M Taufan Rengganis
DPR Sebut Nadiem Makarim Lamban dalam Tangani Masalah Ferienjob

Menurut Komisi X DPR RI, semestinya Kemendikbudristek memiliki unit reaksi cepat untuk menanggapi permasalahan ferienjob.


Terdakwa Penipuan Tiket Coldplay Ghisca Debora Aritonang Divonis 3 Tahun Penjara

16 hari lalu

Ghisca Debora Aritonang, terdakwa penipuan tiket Coldplay, meninggalkan ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, seusai mendapatkan vonis tiga tahun penjara, pada Rabu, 3 April 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Terdakwa Penipuan Tiket Coldplay Ghisca Debora Aritonang Divonis 3 Tahun Penjara

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis Ghisca Debora Aritonang tiga tahun penjara, lebih rendah setahun dari tuntutan jaksa.


Jelang Lebaran, Ini Tips Aman Transaksi Keuangan di Platform Digital

17 hari lalu

Ilustrasi Penipuan. shutterstock.com
Jelang Lebaran, Ini Tips Aman Transaksi Keuangan di Platform Digital

Berikut tips transaksi keuangan di platform digital yang aman dari ancaman tindak kejahatan, terutama menjelang Lebaran seperti sekarang.