TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan kepribadian skizoid ketakpedulian terhadap hubungan sosial. Kondisi skizoid membuat pengalaman emosional yang terbatas dengan orang lain.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian menjalani aktivitas biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, tidak mau memiliki hubungan yang berarti dengan orang lain. Biasanya suka menyendiri dan melamun berlebihan. Kecenderungan kemungkinan mampu bekerja secara baik dalam pekerjaan yang menyendiri. Namun, kesulitan bekerja dengan orang lain atau kelompok.
Baca juga: Gangguan Kepribadian Skizotipal, Bagaimana Ciri Kondisinya?
Ciri skizoid
Mengutip Psychology Today, gejala gangguan kepribadian skizoid, yaitu:
- Tidak menginginkan atau menikmati hubungan dekat
- Menghindari aktivitas sosial yang banyak berkontak dengan orang lain
- Tidak peduli pujian atau kritik
- Menunjukkan sikap dingin emosional atau datar
- Bermasalah terhadap ekspresi diri
- Menunjukkan sedikit perubahan suasana hati
- Sedikit motivasi atau tujuan hidup
Mengutip Psycom, orang yang mengalami skizoid tidak merasa ada yang salah. Itu sebabnya, tak menganggap perlu adanya konsultasi ahli psikologi atau upaya konseling untuk mengatasi skizoid.
Baca Juga:
Orang yang skizoid biasanya tidak mengalami kesepian atau persaingan dengan orang lain. Obat-obatan biasanya tidak disarankan untuk gangguan kepribadian skizoid. Namun, terkadang perlu penanganan depresi atau kecemasan ekstrem yang mempengaruhi itu. Gejala kecemasan biasanya tersebab ketakutan terhadap orang lain.
Psikoterapi jangka panjang bukan satu-satunya solusi. Kecenderungan mengatasi gangguan skizoid tergolong sederhana berfokus pengendalian diri mengurangi kekhawatiran atau stres.
Baca: Gejala Gangguan Skizotipal, Mengapa Sulit Menjalin Interaksi Sosial?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.