Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenali Gejala Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak

Reporter

image-gnews
Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut gangguan ginjal akut misterius atau disebut acute kidney injury (AKI) progresif atipikal yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia hingga saat ini belum diketahui penyebabnya (unknown origin). Dalam catatan IDAI, sebanyak 131 kasus telah dilaporkan sejak Januari hingga Oktober 2022 dari 14 provinsi di Indonesia.

Sejauh ini IDAI mencatat kasus gangguan ginjal misterius tersebut, terutama di Jakarta, banyak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Namun, ada juga pasien di luar Jakarta yang berusia belasan tahun.

IDAI mengimbau orang tua mewaspadai gejala gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak, terutama gejala spesifik berupa penurunan volume urine atau air seni. Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr. Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengatakan anak-anak yang mengalami gangguan ginjal tersebut hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil atau buang air kecil sangat sedikit.

"Kami ingin menyampaikan kewaspadaan, kalau ada penurunan jumlah volume buang air kecil pada anak-anak maka harus segera diperiksakan ke rumah sakit," kata Eka.

Biasanya, anak yang mengalami AKI memiliki masalah ginjal bawaan. Namun, menurut IDAI pada kasus pasien-pasien yang ditemukan menderita gangguan ginjal akut misterius memiliki ginjal awal yang normal dan bukan sesuatu yang merupakan kelainan bawaan.

"Kami lihat bahwa anak-anak ini, dalam wawancara dengan orang tuanya mengenai riwayat penyakitnya itu tidak jelas, ada episode penyakit yang seperti itu. Tetapi dia tiba-tiba mengalami penurunan jumlah urine atau air seninya," jelas Eka.

Mengingat IDAI masih mendalami akar masalah penyakit tersebut, Eka mengatakan pihaknya hanya dapat mengimbau orang tua waspada apabila gejala spesifik tersebut muncul. Selain itu, waspada pula gejala lain seperti batuk-pilek, diare, muntah, dan demam.

"Kurang lebih seragam gejalanya. Mereka ini diawali dengan gejala infeksi seperti batuk-pilek atau diare dan muntah. Dan infeksi tersebut tidak berat, maksudnya bukan tipikal infeksi yang kemudian harusnya menyebabkan AKI secara teoretis di kedokteran. Jadi itulah yang membuat kami heran," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejala lain
Menurut Eka, pasien hanya beberapa hari timbul gejala batuk-pilek, diare, muntah, dan demam. Kemudian mendadak anak tidak memproduksi urine atau hanya sedikit urine dalam 3-5 hari. Eka mengatakan umumnya kondisi AKI disebabkan kehilangan cairan yang banyak. Dalam kondisi tersebut, biasanya pertolongan pertama dilakukan dengan pemberian cairan secepatnya. Namun kondisi itu berbeda pada gangguan ginjal akut misterius.

"Pada AKI yang berbeda kondisinya, kami tidak melihat ada kehilangan cairan yang berlebihan. Maka tidak disarankan untuk memberikan cairan yang berlebihan tetapi disarankan untuk segera ke rumah sakit untuk diberikan terapi obat, dipantau, kemudian bila tidak berhasil maka kami akan melakukan cuci darah," kata Eka.

Sementara ini, Eka mengatakan dokter anak melakukan berbagai intervensi seperti terapi obat atau cairan agar urine kembali diproduksi pada beberapa kasus pasien yang ketika datang ke rumah sakit dalam kondisi tidak ada produksi urine.

"Untuk pasien yang seperti ini, artinya kami hanya memberikan pengobatan konservatif tanpa terapi cuci darah," tambahnya.

Namun, untuk pasien yang tetap tidak memproduksi urine setelah diberikan obat, maka tindakan cuci darah diperlukan, seperti hemodialisis, dialisis peritoneal (cuci darah lewat perut), ataupun metode lain yang lebih canggih dan kontinyu. Selain itu, dokter juga melakukan transfusi tukar atau plasma exchange.

Baca juga: Macam Gangguan Ginjal yang Harus Diperiksakan ke Dokter

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

3 hari lalu

Ilustrasi menahan pipis atau kencing. Shape.com
Aneka Bahaya Menahan Kencing, Termasuk pada Ginjal

Jangan sering menahan kencing karena banyak dampaknya bagi kesehatan, salah satunya anyang-anyangan. Apa lagi?


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

4 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

6 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Bahaya Ibu Hamil Menahan Kencing saat Mudik Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
Bahaya Ibu Hamil Menahan Kencing saat Mudik Lebaran

Sering menahan buang air kecil selama perjalanan mudik Lebaran dapat berisiko buruk pada kesehatan ibu hamil. Apa saja dampaknya?


Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

19 hari lalu

Batu ginjal.
Inilah Faktor Risiko dan Pencegahan Penyakit Batu Ginjal

Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang sesuai, risiko terjadinya batu ginjal dapat diminimalkan.


Kebiasaan sebelum Tidur yang Perlu Dihindari karena Berisiko bagi Kesehatan

20 hari lalu

Ilustrasi wanita minum air. Freepik.com/Jcomp
Kebiasaan sebelum Tidur yang Perlu Dihindari karena Berisiko bagi Kesehatan

Kebiasaan sebelum tidur ini perlu dihindari karena bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit kronis di masa datang.


4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

20 hari lalu

Batu ginjal.
4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

Dalam kebanyakan kasus, batu ginjal terbentuk karena penurunan volume urine atau peningkatan mineral pembentuk batu dalam urine.


Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

20 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Inilah Perbedaan Penyakit Gagal Ginjal dan Batu Ginjal

Dua kondisi umum yang terjadi pada ginjal adalah penyakit gagal ginjal dan batu ginjal. Meskipun melibatkan gangguan pada ginjal, ada perbedaan signifikan dari dua jenis penyakit ini.


Urolog Sebut Pantangan buat Pemudik dengan Pembesaran Prostat

22 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Urolog Sebut Pantangan buat Pemudik dengan Pembesaran Prostat

Berikut hal-hal yang tak boleh dilakukan pemudik dengan pembesaran prostat agar tak terjadi masalah yang lebih serius.


Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

22 hari lalu

Ilustrasi perempuan perawatan rambut di salon. Foto: Freepik.com/Prostooleh
Seorang Wanita Cedera Ginjal setelah Meluruskan Rambut, Ini Sebabnya

Seorang wanita muda mengalami cedera ginjal setelah melakukan pelurusan rambut di salon. Penyebabnya kandungan zat berbahaya pada produk.