TEMPO.CO, Jakarta - Ketika berhasil melakukan banyak hal dengan waktu yang cepat seringkali diri merasa lega. Keuntungan yang didapat selain hemat waktu, tubuh menjadi terlatih untuk bekerja secara cepat. Tetapi, kebiasaan tersebut dapat menjadi bumerang bagi tubuh apabila dilakukan secara berlebihan. Tubuh menjadi mudah tergesa-gesa ketika melakukan sesuatu atau disebut sebagai hurry sickness.
Hurry sickness terjadi ketika seseorang ingin memanfaatkan waktu dengan semaksimal mungkin. Hal ini membuat seseorang seolah-olah tidak sabar akan mengerjakan banyak hal dengan momen yang singkat.
Melansir mindtools.com, ahli jantung Meyer Friedman dan Ray Rosenman mendefinisikan situasi tersebut sebagai hurry sickness atau penyakit terburu-buru. Orang dengan hurry sickness dicirikan dengan orang yang berpikir cepat, berbicara cepat, dan bertindak cepat.
Mengutip masterclass.com, hurry sickness membuat penderitanya melakukan banyak hal secara terburu-buru dalam waktu sesingkat mungkin sehingga menimbulkan rasa tertekan untuk menyelesaikan sesuatu.
Hurry sickness merupakan salah satu jenis gangguan psikologis sehingga tak mengherankan, gangguan ini dapat mengganggu kesehatan mental karena dapat meningkatkan stres dan kecemasan dalam diri.
Biasanya, penderita hurry sickness merupakan seseorang yang teliti dan pekerja keras. Mereka berusaha untuk menembus batas kemampuan mereka dalam melakukan suatu hal, termasuk dengan mencapai banyak hal dengan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin.
Di samping itu, rasa ‘takut ketinggalan’ atau Fear of Missong Out (FOMO) menjadi penyebab orang mengalami gangguan ini ingin terus mengerjakan banyak hal secara tergesa-ges supaya tidak merasa tertinggal dengan yang lain.
Hurry sickness selain memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental, juga berdampak bagi kesehatan fisik. Dikutip dari healthline.com, beberapa efek yang diitmbulkan dari hurry sickness yaitu susah tidur, perubahan nafsu makan, kelelahan, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Hurry sickness juga dapat meningkatkan tekanan darah dan berkontribusi pada masalah jantung.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Tergesa-gesa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Ini 7 Tips Hidup Lebih Santai