TEMPO.CO, Jakarta - Kemajuan di era digital membuat banyak hal lebih praktis dan mudah, termasuk komunikasi yang bisa dilakukan lewat media sosial atau aplikasi pesan singkat. Namun, interaksi sosial secara langsung tetap diperlukan demi kesehatan mental di tengah kemudahan berinteraksi antarindividu lewat internet. Begitu kata spesialis kedokteran jiwa Zulvia Oktanida Syarif dari Universitas Indonesia.
"Kemudahan untuk berinteraksi melalui internet sering kali membuat interaksi sosial secara langsung dilupakan. Padahal, keduanya memiliki dampak yang berbeda," kata salah satu pengurus pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJ) itu.
Dokter yang akrab disapa Vivi ini menjelaskan media sosial mengubah cara orang memandang diri, bentuk tubuh, pencapaian, dan lain sebagainya. Padahal, apa yang ditampilkan di media sosial belum tentu sesuai dengan apa yang terjadi di dunia nyata. Hal itu meningkatkan kecenderungan orang membandingkan diri dengan apa yang dilihat sempurna di media sosial.
"Cyberbullying dan cybercrime juga rentan terjadi di masa ini. Berbagai hal yang telah disebutkan tadi dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang," ujarnya.
Jangan lupakan komunikasi langsung
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dia mengimbau masyarakat tidak melupakan komunikasi dan interaksi sosial secara langsung serta membatasi diri dalam mengakses internet serta media sosial.
"Sesekali, cobalah untuk melakukan detoks media sosial atau tidak menggunakan media sosial terlebih dulu untuk memberikan ketenangan dan meningkatkan kesehatan mental," ujarnya.
Selain membatasi penggunaan media sosial, hal-hal lain yang harus dijauhi demi menjaga kesehatan mental yakni berpikir negatif, pola tidur tak teratur, serta kurang aktivitas fisik. Menjaga gaya hidup yang aktif juga tak kalah penting demi kesehatan jiwa. Olahraga rutin harus menjadi bagian kehidupan sehari-hari sebab bisa meningkatkan hormon endorfinyang menimbulkan rasa bahagia.
Dia menegaskan pentingnya kesehatan mental sebab tidak akan ada kesehatan fisik tanpa kesehatan mental. Individu yang mentalnya sehat dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga ia menyadari kemampuan diri, dapat mengatasi tekanan dan bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi untuk komunitas.
Baca juga: Skizoid, Kepribadian yang Tidak Suka Interaksi Sosial