Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Perbedaan Batik Pedalaman dan Pesisir

image-gnews
-Pengrajin menjemur batik Madura yang baru dicuci di kampung batik Tanjung Bumi,  Bangkalan, Madura.  Batik Bangkalan memiliki ciri khusus  yaitu adanya motif  warna merah yang sangat mewakili karakter penduduk pesisir. Tempo/Rully Kesuma
-Pengrajin menjemur batik Madura yang baru dicuci di kampung batik Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura. Batik Bangkalan memiliki ciri khusus yaitu adanya motif warna merah yang sangat mewakili karakter penduduk pesisir. Tempo/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBatik memiliki banyak corak dan ragam yang umumnya dibedakan menjadi dua gaya berdasarkan ragam tata warna, motif, dan filosofinya. Namun secara garis besar, batik digolongkan menjadi dua jenis yang dikenal dengan batik pedalaman dan batik pesisiran.

Kedua ragam ini memiliki sejarah panjang hingga memiliki karakter moif tertentu. Untuk mengenal perbedaan kedua jenis batik ini, berikut adalah penjelasan lengkapnya sebelum membelinya:

Batik Pedalaman

Nama batik pedalaman diambil karena batik ini dihasilkan jauh dari daerah pesisir. Biasanya batik pedalaman lebih dikenal di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Yogyakarta, Surakarta, dan Kudus. Namun batik jenis ini juga sering disebut sebagai batik Mataraman atau batik Keraton karena mengacu pada keraton Surakarta dan Yogyakarta

Berdasarkan jurnal dengan judul Perancangan Motif Batik Kontemporer Berbasis Estetika Budaya Motif Batik Lasem, batik pedalaman memiliki ciri yang khas yang salah satunya adalah perpaduan warna yang digunakan. Umumnya pembuat batik pedalaman memakai warna-warna bumi atau earth tone, yaitu coklat, kuning kehijauan, dan hitam.

Batik pedalaman memiliki makna filosofis yang lebih dalam dibandingkan batik pesisir. Dalam hal ini, batik pedalaman sering dipengaruhi oleh tata krama budaya Jawa. Adapun batik ini mengarah pada cara berpikir kepada sebuah perwujudan bentuk yang jelas, teratur, dan lebih formal.

Batik Keraton di antaranya bermotif geometris dan non figurative yang dipengaruhi corak gaya visual budaya Hindu-Buddha dan Islam. Pada motif ini lebih banyak didominasi warna cokelat, marun-soga, hitam, kuning pucat, dan biru putih.


Batik Pesisir

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan jurnal berjudul Komparasi Gaya Visual dan Makna Pada Desan Batik Tiga Negeri Dari Solo, Lasem, Pekalongan, Batang, dan Cirebon, batik ini diproduksi di luar daerah Keraton atau dibuat langsung oleh rakyat biasa. Di dalam motifnya tak secara spesifik berorientasi kepada alam pikiran, feodalisme, aristokrasi Jawa, dan tata krama Keraton.

Berbeda dengan batik pedalaman, batik jenis pesisir lebih banyak didapatkan di daerah-daerah pesisir Indonesia seperti Indramayu, Lasem, Cirebon, Pekalongan, Madura, dan Sidoarjo. Motifnya relatif didapatkan dari hasil pencampuran dua atau lebih budaya dipengaruhi oleh pendatang di daerah itu.

Sesuai dengan sejarahnya, batik pesisiran dimulai ketika para pedagang India atau Srilanka mendarat di sekitar pesisir Indonesia pada abad ke-6 atau abad ke-7. Mereka mulai mengajarkan berbagai teknik membuat batik. Sampai pada akhirnya, para pengusaha Tionghoa Peranakan dan Indo Eropa mulai memproduksinya di kota-kota yang terletak di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa.

Batik pesisiran banyak disenangi karena visualnya yang lebih beragam dengan perpaduan warna yang lebih cerah dibandingkan jenis batik pedalaman. Umumnya perpaduan warna hijau, kuning, oranye, merah, biru muda, bahkan merah muda dan jingga.

FATHUR RACHMAN

Baca juga: Wastra Indonesia selain Batik: Jumputan, Tenun, Songket, dan Kain Sulam

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

4 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

6 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

18 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

23 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

41 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

44 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

46 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

51 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

52 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.