Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seperti Apa Hubungan Marah dan Tekanan Darah Tinggi?

image-gnews
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Ilustrasi wanita. Freepik.com/Tirachardz
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSemua orang pasti pernah marah akan suatu hal, baik itu hal yang dianggap kecil maupun besar. Perasaan marah seseorang tersebut sering dikaitkan dengan hipertensi atau darah tinggi sebagai efek samping dari marah secara terus-menerus. Lantas, apakah benar marah dapat mempengaruhi kesehatan manusia, khususnya dalam hal tekanan darah yang akan semakin meningkat?

Saat marah, tubuh seseorang akan bereaksi terhadap stres yang sangat berpengaruh terhadap tekanan darah. Sebab, tubuh akan menghasilkan gelombang hormon lebih banyak daripada biasanya ketika seseorang berada dalam kondisi stres yang penuh rasa marah. Hormon-hormon tersebut dapat meningkatkan tekanan darah dengan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah pun mengalami penyempitan. Kondisi ini akan sangat rentan untuk seseorang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Tidak hanya itu saja, hubungan antara marah dan darah tinggi pun banyak diulas oleh beberapa ahli ataupun dokter spesialis. Akibatnya, keyakinan seseorang mengenai marah yang terlalu sering dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dapat dibenarkan. Mengutip dari buku Don’t be Angry, Mom: Mendidik Anak tanpa Marah, mengungkapkan bahwa benar ketika seseorang marah dapat memberikan pengaruh pada kesehatan orang tersebut. 

Seseorang yang memiliki kebiasaan marah-marah, meskipun itu hanya perihal kecil saja dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Sebab, ketika marah, jantung seseorang dituntut untuk bekerja lebih keras dibandingkan ketika tidak marah. Organ tubuh yang sangat vital ini akan memompa darah menjadi lebih kuat sehingga darah mengalir lebih banyak setiap detiknya daripada ketika tubuh dalam keadaan normal. 

Baca: Turunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Instan dengan Cara Ini

Selain itu, ketika seseorang marah, pembuluh darah akan kehilangan kelenturan sehingga berubah menjadi kaku dan kencang. Dengan begitu, pembuluh darah tidak dapat lagi mengembang sempurna ketika jantung memompa darah melalui arteri sehingga peredaran darah berlebihan dibandingkan biasanya. Kondisi ketika peredaran darah berlebih seperti ini, lalu ditambah kakunya pembuluh darah dapat menyebabkan tekanan darah seseorang meningkat. Akibatnya, seseorang tersebut mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. 

Di sisi lain, ada pula anggapan yang sudah berkembang menjadi kepercayaan besar bagi mayoritas orang bahwa seseorang dengan diagnosa hipertensi atau tekanan darah tinggi akan lebih mudah marah. Menurut beberapa ahli dan dokter spesialis, anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah. 

Mengutip dari PubMed, terdapat beberapa teori pendukung yang mengkorelasikan kebiasaan seseorang mudah marah dengan penderita hipertensi. Berikut adalah teori pendukungnya.

Pengaruh obat hipertensi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teori pertama datang dari pengaruh obat yang biasa dikonsumsi penderita hipertensi untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Obat milik penderita hipertensi berisiko menimbulkan efek samping yang dapat mempengaruhi suasana hati. Salah satu efek sampingnya adalah seseorang menjadi lebih mudah marah. 

Mengutip Hypertension Journal Report, jenis obat yang dapat memengaruhi suasana hati penderita hipertensi adalah obat beta-blocker serta calcium antagonist (mencegah kerusakan fungsi jantung) dan diuretik, khususnya thiazide (mencegah penumpukan cairan).

Sulit mengatur stres dalam pikiran

Para ahli dan dokter menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi akan sulit mengendalikan stres dalam pikiran. Akibatnya, otak menanggapi kesulitan mengatur stres dalam pikiran ini dengan marah. Kendati demikian, teori pendukung ini masih perlu penelitian lebih lanjut, khususnya mengenai hubungan tanggapan respons oleh penderita hipertensi atau darah tinggi. 

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: 5 Tips Mengendalikan Marah Agar Tak Menjadi Temperamental

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

8 jam lalu

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Perhatikan Posisi Tangan saat Cek Tekanan Darah, Jangan Sampai Hasilnya Keliru

Meletakkan lengan di pangkuan atau membiarkannya menggantung tanpa penyangga di samping mempengaruhi pembacaan tekanan darah.


Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

5 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Trik Batasi Asupan Garam agar Terhindar dari Hipertensi

Asupan garam yang berlebihan merupakan salah satu pemicu utama hipertensi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.


Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

6 hari lalu

Park Ji Ah. Dok. Billions
Aktris Korea Selatan Park Ji Ah Meninggal Karena Stroke Iskemik, Apakah Itu?

Aktris Korea Selatan, Park Ji Ah, meninggal pada usia 52 tahun akibat infark serebral atau yang lebih dikenal sebagai stroke iskemik.


Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

16 hari lalu

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO
Cegah Penyakit Jantung, Mulai 2025 Skrining dan EKG Tersedia di Puskesmas

Kemenkes akan mengembangkan layanan EKG di puskesmas pada 2025 sebagai upaya memfasilitasi skrining penanganan penyakit jantung.


Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

17 hari lalu

Penjual warteg saat menyajikan paket nasi Rp. 7500 di sebuah warteg di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.  Program Makan Siang Gratis yang berganti nama jadi Makan Bergizi Gratis jadi sorotan. Pasalnya, harga satuan per porsi Makan Bergizi Gratis dikabarkan turun dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500. TEMPO/Subekti.
Aturan Kadar Gula dalam Makanan Bisa Beratkan UMKM, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah dan BPOM

Pemerintah dan BPOM siapkan peraturan tentang kadar gula, lemak dan garam dalam makanan yang tidak memberatkan UMKM tapi juga aman untuk masyarakat.


Peneliti Ungkap Manfaat Tidur Lebih di Akhir Pekan atau Libur Panjang

23 hari lalu

Ilustrasi tidur gelisah atau sulit tidur. Shutterstock
Peneliti Ungkap Manfaat Tidur Lebih di Akhir Pekan atau Libur Panjang

Libur panjang tidak harus selalu dihabiskan dengan berjalan-jalan, kadang-kadang perlu bagi kita untuk istirahat sejenak dan tidur lebih nyenyak


Kematian RA Kartini dan Preeklamsia, Berikut Penjelasan Medis Tentang Komplikasi Kehamilan Berbahaya

23 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia
Kematian RA Kartini dan Preeklamsia, Berikut Penjelasan Medis Tentang Komplikasi Kehamilan Berbahaya

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang serius, ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kadar protein tinggi dalam urine yang dialami RA Kartini.


Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

26 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Ciri-ciri Tekanan Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi untuk deteksi dini penyakit jantung


Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

26 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Mengulas Obat Statin, Efek Sampingnya pada Manusia dan Hewan

Golongan statin dikenal sebagai lini pertama dalam menurunkan kadar kolesterol. Bisa diberikan kepada manusia maupun hewan. Apa efek sampingnya?


Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

33 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Ketahui Soal Sindrom Metabolik: Pengertian, Gejala, dan Penyebab

Sindrom metabolik adalah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Apa sebab dan gejalanya?