Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teori Sistem Keluarga: Menguak Wujud Ikatan Emosi Antar Anggota

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
ilustrasi kumpul keluarga saat Imlek 2022/kidzooona
ilustrasi kumpul keluarga saat Imlek 2022/kidzooona
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Teori sistem keluarga adalah teori yang diperkenalkan oleh Dr. Murray Bowen yang menunjukkan bahwa individu tidak dapat dipahami secara terpisah satu sama lain, melainkan sebagai bagian dari keluarga mereka, termasuk dalam ikatan emosi.

Ada berbagai teori psikologi yang menjelaskan tentang dinamika kesejahteraan keluarga. Salah satunya yang paling terkenal bernama Teori Sistem Keluarga atau Family System Theory. Teori ini dikembangkan oleh seorang psikiater dan peneliti Murray Bowen antara tahun 1913 sampai 1990. 

Melansir buku berjudul Clinical Applications of Bowen Family System Theory, Teori Sistem keluarga Bowen adalah teori perilaku manusia yang memandang keluarga sebagai unit emosional dan menggunakan pemikiran sistem untuk menggambarkan interaksi kompleks unit. Diketahui, hubungan ikatan emosi antara para anggota telah menjadi sifat alami keluarga. 

Menurut Bowen, keluarga adalah sebuah sistem di mana setiap anggota memiliki peran dan aturan untuk dihormati. Anggota sistem diharapkan untuk saling menanggapi dengan cara tertentu sesuai dengan peran mereka. Dalam batas-batas sistem, pola-pola berkembang karena perilaku anggota keluarga menyebabkan perilaku anggota keluarga lainnya dengan cara yang bisa diprediksi.

Disebutkan dalam teori tersebut, keluarga sangat memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan anggotanya. Dengan begitu sering kali orang seolah-olah tampak hidup di bawah "kulit emosional" yang sama. Misalnya, hubungan saling meminta persetujuan, dukungan, atau saling mengharapkan satu sama lain. Keterhubungan dan reaktivitas ini membuat fungsi anggota keluarga saling bergantung. 

Baca juga : Perlunya Mudik Lebaran Ramah Anak, Ini Kata KPAI

Sebaliknya, adanya ketegangan yang meningkat dalam sebuah keluarga, dalam teori ini menegaskan bahwa ini bisa menimbulkan suatu masalah. Sebagai contoh, ketika anggota keluarga menjadi cemas, kecemasan mereka dapat meningkat dengan menyebar menular di antara mereka. Saat kecemasan meningkat, keterhubungan emosional anggota keluarga menjadi lebih stres daripada menghibur. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situs resmi The Bowen Center lebih lanjut menjelaskan setidaknya ada delapan konsep di dalam Teori Sistem Keluarga yang saling terkait. Bowen kemudian mengintegrasikannya menggunakan sistem berfikir sistematis dan logis untuk menyatukan pengetahuan tentang manusia sebagai produk evolusi dengan pengetahuan dari penelitian keluarga. 

Asumsi inti, bahwa sistem emosional yang berkembang selama beberapa miliar tahun mengatur sistem hubungan manusia. Orang-orang memiliki "otak berpikir", bahasa, psikologi dan budaya yang kompleks, tetapi mereka masih melakukan semua hal biasa yang dilakukan oleh bentuk kehidupan lainnya. 

Jadi, dapat dipahami dalam Teori Sistem Keluarga bahwa sistem emosional mempengaruhi sebagian besar aktivitas manusia dan merupakan kekuatan pendorong utama dalam perkembangan masalah klinis. 

Pengetahuan tentang bagaimana sistem emosional (diantaranya ikatan emosi) bekerja dalam keluarga, pekerjaan, dan sistem sosial seseorang menawarkan pilihan baru yang lebih efektif untuk memecahkan masalah. 

HARIS SETYAWAN
Baca juga : Metode Pernapasan Ini Bantu Tidur Cepat dan Menenangkan Pikiran yang Cemas

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memasak sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi wanita memasak di rumah. Freepik.com/Senivpetro
Memasak sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental

Aktivitas memasak bermanfaat untuk kesehatan mental, seperti meredakan stres dan kecemasan


Tips Redakan Kecemasan dan Stres di Masa Perimenopause

4 hari lalu

Ilustrasi wanita lansia. Pexels/Marcus Aurelius
Tips Redakan Kecemasan dan Stres di Masa Perimenopause

Berikut macam kebiasaan yang bisa membantu meredakan kecemasan dan stres di masa perimenopause, tetap aktif sepanjang hari.


Kondisi Gugup dan Deretan Pemicunya

17 hari lalu

Ilustrasi gugup Freepik.com/Wayhomestudio
Kondisi Gugup dan Deretan Pemicunya

Kondisi gugup merujuk perasaan cemas atau tidak nyaman


Mengenali Perilaku Obsesi dan Risiko Buruknya

17 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/tirachardz
Mengenali Perilaku Obsesi dan Risiko Buruknya

Perilaku obsesi bisa membuat seseorang menjadi sangat cemas dan mengganggu kehidupan sehari-harinya


Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

22 hari lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta Tingkatkan Keamanan Akun Remaja di Bawah 18 Tahun

Peraturan baru dari Meta tentang peningkatan keamanan pada akun remaja menjadi sorotan. Bagaimana faktanya?


Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

38 hari lalu

Ilustrasi pasangan merencanakan keuangan. Freepik.com/tirachardz
Psikolog Sebut Gangguan Mental di Jakarta Dipicu Biaya Hidup dan Trauma

Banyak masalah yang jadi penyebab gangguan mental paling banyak dialami di Jakarta, seperti kemacetan, biaya hidup, dan trauma pengasuhan.


Tak Selalu Negatif, Psikolog Ungkap Dampak Positif Kecemasan dan Cara Menghadapinya

40 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Tak Selalu Negatif, Psikolog Ungkap Dampak Positif Kecemasan dan Cara Menghadapinya

Kecemasan bukan penyakit tapi emosi normal yang dialami semua orang dan kita bisa menggunakannya untuk hal-hal positif.


Bisa Sebabkan Sakit Jantung bila Dibiarkan, Ini Pemicu Hipokondria

51 hari lalu

Ilustrasi pria sakit. Nbc.news.com
Bisa Sebabkan Sakit Jantung bila Dibiarkan, Ini Pemicu Hipokondria

Riset menunjukkan kecemasan kronis terkait hipokondria bisa meningkatkan risiko kondisi seperti penyakit jantung sehingga menjadi masalah yang serius.


Perfeksionis Ingin Segala Sesuatu Berjalan Sempurna, Berikut Dampak Negatifnya

54 hari lalu

Ilustrasi bos sedang berkomunikasi dengan anggota timnya di tempat kerja. Foto: Unsplash.com/Amy Hirschi
Perfeksionis Ingin Segala Sesuatu Berjalan Sempurna, Berikut Dampak Negatifnya

Meskipun dapat memotivasi, sikap perfeksionis yang tidak terkendali juga berdampak buruk terhadap kesehatan psikologis dan hubungan sosial.


Penelitian Sebut Kecemasan Tingkatkan Risiko Demensia

11 Agustus 2024

Ilustrasi demensia. Shutterstock
Penelitian Sebut Kecemasan Tingkatkan Risiko Demensia

Penelitian menemukan orang dengan kecemasan kronis 2,8 kali lebih berisiko mengembangkan demensia dan penderita kecemasan 3,2 kali lebih berisiko.