TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini mengkombinasikan makanan menjadi salah satu cara yang populer dalam mengonsumsi makanan. Banyak orang mempercayai bahwa kombinasi makanan dapat membantu meningkatkan kesehatan karena dapat membuat tubuh menyerap nutrisi makanan lebih maksimal. Namun, apakah terdapat bukti ilmiah dari metode ini?
Dikutip dari Healthline, kombinasi makanan atau food combining adalah konsep yang didasarkan pada gagasan bahwa memasangkan makanan-makanan tertentu dapat berkhasiat bagi tubuh.
Gagasan ini muncul dalam pengobatan Ayurvedic India kuno, tetapi metode ini mulai populer di dunia modern pada pertengahan 1800-an dengan istilah trofologi atau ilmu menggabungkan makanan. Selanjutnya, cara ini dihidupkan kembali pada awal 1900-an oleh diet jerami. Sejak saat itu, kombinasi makanan telah menjadi praktek populer yang didukung oleh beberapa orang yang ahli di dunia kesehatan dan kebugaran.
Aturan mengenai kombinasi makanan dapat bervariasi tergantung pada sumber makanannya. Namun, aturan yang paling umum dari metode ini, antara lain:
- Memakan buah saat perut kosong, terutama melon
- Menghindari penggabungan pati dengan protein
- Menghindari mengonsumsi pati dengan makanan asam
- Menghindari memakan berbagai jenis sumber protein disaat yang bersamaan
- Mengonsumsi produk susu hanya saat perut kosong.
Selain itu, terdapat pula aturan yang mengatakan bahwa protein tidak boleh dicampur dengan lemak, makanan yang mengandung gula tidak boleh dimakan dengan makanan lain, bahkan buah-buahan dan sayuran harus dimakan secara terpisah.
Merujuk laman Health, secara teori metode kombinasi makanan beranggapan bahwa makanan tertentu yang dimakan secara bersamaan dapat menganggu pencernaan karena perbedaan enzim atau kecepatan mencerna makanan yang bervariasi.
Namun, faktanya kombinasi makanan tidak masuk akal karena beberapa alasan. Pertama, tubuh dapat melakukan pekerjaan untuk melepaskan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan. Dengan kata lain, tubuh dapat memecah segala jenis makanan dan menyerap nutrisi dari saluran pencernaan.
Kedua, di lima wilayah di seluruh dunia yang dikenal sebagai The Blue Zones, di mana merupakan tempat orang-orang hidup paling lama dan paling sehat, penduduknya tidak mempraktekkan metode kombinasi makanan. Hal ini berbanding terbalik dengan klaim para pendukung kombinasi makanan yang mengklaim bahwa metode kombinasi makanan dapat memperpanjang umur.
Terakhir, hanya terdapat satu penelitian yang menemukan bahwa kombinasi makanan dapat membantu penyerapan nutrisi. Namun, para peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam penurunan berat badan atau perubahan komposisi tubuh dalam korelasinya dengan metode kombinasi makanan.
Masih melansir Health, cara terbaik untuk memastikan terpenuhinya asupan nutrisi adalah dengan menetapkan rutinitas makan yang konsisten, seperti tiga hingga lima kali sehari pada waktu yang sama dengan menyesuaikan rasa lapar, kenyang, dan isyarat tubuh.
MUHAMMAD SYAIFULLOH
Baca juga: 5 Kombinasi Makanan Ini Bisa Menyebabkan Masalah Pencernaan