"

Tak Cuma Fisik, Waspadai Dampak Psikologis Akibat Menopause

Reporter

Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ilustrasi menopause. shutterstock.com

TEMPO.CO, JakartaMenopause adalah fase berhenti menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas sel-sel telur yang sudah tidak dihasilkan lagi di ovarium. Banyaknya mitos di masyarakat terkait menopause, seperti dapat menyebabkan depresi, kulit keriput, dan kehidupan seks berakhir menimbulkan ketakutan sehingga menyebabkan konsekuensi psikologis bagi wanita.

Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ(K), menjelaskan alasan menopause dapat mempengaruhi, bahkan mengganggu fungsi kognitif dan mental. Salah satunya dipengaruhi penurunan hormon estrogen.

Estrogen berperan dalam mediasi neurotransmitter di korteks prefrontal yang berperan dalam fungsi eksekutif dengan mengatur pembentukan saraf dan melindungi saraf dari kerusakan dan kematian sel. Hormon ini juga berperan dalam regulasi fungsi mitokondria dalam sintesis ATP, yaitu bentuk energi yang dibutuhkan sel.

Ia mengatakan penurunan kadar estrogen mengganggu pembentukan energi otak akibat disfungsi mitokondria yang diikuti penurunan metabolisme otak, deposisi beta amiloid, hilangnya sinaps neuron di otak, dan kemudian menyebabkan penurunan fungsi kognitif hingga demensia. Jika kondisi ini tidak terdeteksi, ditambah stres, maka dapat menimbulkan kerusakan saraf lebih besar. Bila dibiarkan maka bisa berisiko menyebabkandemensia vaskular atau demensia akibat perubahan hormonal, ditambah stres yang tinggi.

"Buruan dibawa ke tenaga profesional. Kalau sudah terjadi demensia, kita sudah tidak bisa pulihkan lagi. Tetapi kalau baru gejala-gejala awal, kita bisa pulihkan," ujar Natalia.

Dampak psikologis
Sementara dampak psikologis akibat menopause yang juga akibat perubahan hormonal, salah satunya estrogen, bisa berupa rasa tidak nyaman, kesepian, bisa karena bagian dari depresi atau karena dia menarik diri. Selain itu, ada kemungkinan orang sudah sejak awal tak memiliki dukungan sosial yang baik, misalnya karena sifat pemalu atau kepercayaan diri rendah sehingga memperkuat potensi kerentanan mengalami gangguan mental lebih besar.

"Kondisi ini bisa diperberat dengan cara pandang yang negatif terhadap diri dan pemicu stres di lingkungan sehingga menyebabkan orang mengalami gangguan mood menetap," papar Natalia.

Stres yang tinggi dapat merusak otak karena banyaknya radikal bebas yang dilepaskan dan wujudnya dapat kecemasan, depresi. Di saat yang sama, orang juga merespons perubahan secara negatif sehingga menurunkan kualitas hidupnya.

"Orang ini biasanya sudah perlu tata laksana, apalagi bila sudah terpikir mengakhiri hidup," ungkap Natalia. "Karena perubahan biologis bisa menyebabkan perubahan secara psikologis, ditambah stressor sosial. Apalagi lingkungan sosial bukannya membantu tetapi menakuti."

Baca juga: Alter Ego, Apakah Bermanfaat untuk Kepribadian?








Polisi RW Selamatkan Warga Cengkareng yang Hendak Bunuh Diri, Ditemukan di Pinggir Got

11 jam lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi RW Selamatkan Warga Cengkareng yang Hendak Bunuh Diri, Ditemukan di Pinggir Got

Bripka Muhaeri, polisi RW yang sedang menyambangi warga dengan cepat membawa warga yang hendak bunuh diri itu ke RSUD Cengkareng.


7 Penyakit yang Muncul ketika Stres, Sakit Kepala hingga Jantung

1 hari lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
7 Penyakit yang Muncul ketika Stres, Sakit Kepala hingga Jantung

Ada berbagai macam penyakit yang bisa muncul ketika dalam keadaan stres, mulai dari gangguan pencernaan, migrain, hingga penyakit jantung.


Fobia Hantu, Apa Itu Fasmofobia?

1 hari lalu

Ilustrasi fobia. Shutterstock
Fobia Hantu, Apa Itu Fasmofobia?

Fasmofobia jenis ketakutan berlebihan terhadap hantu atau berbagai hal yang dianggap magis


Penelitian Sebut Kaitan Olahraga dan Berkurangnya Risiko Depresi

2 hari lalu

Ilustrasi wanita lari di atas treadmill. Freepik.com
Penelitian Sebut Kaitan Olahraga dan Berkurangnya Risiko Depresi

Penelitian mengungkapkan olahraga dapat membantu orang mengelola stres, depresi, selain menurunkan berat badan.


Sering Sakit Kepala saat Menstruasi? Ketahui Sebab dan Cara Mencegahnya

5 hari lalu

Ilustrasi wanita migrain atau sakit kepala. Freepik.com
Sering Sakit Kepala saat Menstruasi? Ketahui Sebab dan Cara Mencegahnya

Sakit kepala bisa terjadi setiap bulan di sekitar menstruasi, ketahui sebab dan cara mencegahnya.


Anak Lilis Karlina Edarkan Narkoba, Begini 10 Ciri Pecandu Narkoba

5 hari lalu

Ilustrasi penjahat narkoba. TEMPO/Iqbal Lubis
Anak Lilis Karlina Edarkan Narkoba, Begini 10 Ciri Pecandu Narkoba

Anak penyanyi dangdut Lilis Karlina, RD (15 tahun) ditangkap polisi karena edarkan narkoba. Bagaimana ciri pecandu narkoba?


Gejala Trauma Karier karena Tertekan Beban Lingkungan Kerja

8 hari lalu

Ilustrasi trauma (pixabay.com)
Gejala Trauma Karier karena Tertekan Beban Lingkungan Kerja

Trauma karier karena berbagai penyebab, seperti kecelakaan kerja, pelecehan, diskriminasi, stres berlebihan beban kerja, berkonflik dengan rekan.


5 Manfaat Berjemur, Penuhi Kebutuhan Vitamin D Secara Alami

9 hari lalu

Ilustrasi pria sedang berjemur (pixabay.com)
5 Manfaat Berjemur, Penuhi Kebutuhan Vitamin D Secara Alami

Manfaat kesehatan vitamin D dari berjemur sinar matahari, diantaranya: mengurangi depresi, tidur lebih baik, memperkuat tulang dan lainnya.


3 Alasan Rambut Rontok Lebih Banyak dan Cara Mengatasinya

14 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan rambut rontok dan kusut. Freepik.com
3 Alasan Rambut Rontok Lebih Banyak dan Cara Mengatasinya

Anda mengalami rambut rontok 50 hingga 100 helai setiap hari, tetapi jumlah itu dapat meningkat


Sudah Menopause Kena Endometriosis, Kok Bisa?

14 hari lalu

Harapan Baru Penderita Endometriosis
Sudah Menopause Kena Endometriosis, Kok Bisa?

Dokter mengatakan wanita yang sudah memasuki masa menopause masih bisa terkena endometriosis akibat sel yang tumbuh di bagian tubuh lain.