TEMPO.CO, Jakarta - Orang yang mengalami depresi butuh dukungan dari lingkungan terdekat. Memberikan stigma negatif atau menjauhi penderita gangguan kesehatan mental hanya akan menambah perasaan kesepian dan tidak dibutuhkan oleh orang tersebut. Psikolog klinis Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Annelia Sari Sani, mengatakan jujur dan memberi dukungan adalah hal pertama yang bisa dilakukan kepada penderita depresi atau masalah kesehatan mental.
"Apapun respons emosi yang muncul dalam diri, kita sampaikan. Tapi yang penting kita lakukan adalah memberi dukungan bahwa dia tidak sendirian," ujar anggota Satuan Tugas Krisis dan Kebencanaan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia itu.
Menurut Annelia, meski tidak bisa memberikan bantuan secara profesional, ada baiknya orang dengan masalah mental harus selalu ditemani. "Pastikan dia merasa kita selalu ada, selalu menemani, temani dia kalau mau mencari bantuan, jangan biarkan dia terbenam dalam penderitaan sendirian," katanya.
Banyak faktor penyebab
Ia mengatakan gangguan kesehatan mental disebabkan banyak faktor, seperti trauma masa lalu, sering diabaikan, hingga mendapat kekerasan. Gangguan kesehatan mental juga tidak bisa dianggap sepele. Dalam beberapa kasus, penderita kesehatan mental dapat berakhir bunuh diri.
Annelia mengatakan sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya kesehatan mental. Menurutnya, gangguan kesehatan mental masih dianggap tabu untuk dibicarakan karena adanya stigma negatif.
"Kita sadari dulu bahwa ini bukan hal yang remeh, ini sesuatu yang sifatnya serius. Maka jangan ragu untuk ngobrol, kalau belum siap cari bantuan, yang penting cerita dulu. Kita saling bercerita, sadar saja dulu," ucapnya.
Ia mengatakan saat ini beberapa puskesmas di Indonesia sudah menyediakan layanan untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Menurut Annelia, apabila tidak berani bertemu secara langsung dengan ahli, maka bisa meminta pertolongan orang terdekat untuk mencari bantuan.
"Kami mau menghapus stigma mereka yang ke psikolog bukan orang yang enggak berarti dan mengalami gangguan jiwa. Untuk meningkatkan kesehatan harus berawal dari kesadaran," tegas Annelia.
Baca juga: Tak Cuma Fisik, Waspadai Dampak Psikologis Akibat Menopause