TEMPO.CO, Jakarta - Pola asuh yang terlalu ikut campur urusan segala aspek kehidupan anak menandakan helicopter parenting. Pola asuh yang sangat ketat itu saking orang tua ingin menghindarkan anak dari keterpurukan
Mengutip dari Verywell Family, sikap orang tua seperti itu karena khawatir berlebihan terhadap anak. Orang tua yang menerapkan helicopter parenting tak segan sering mengatur jadwal, memperhatikan tugas, kegiatan sekolah, dan pergaulan anaknya.
Baca: Risiko Buruk Pola Pengasuhan Helicopter Parenting
Dampak buruk helicopter parenting
1. Susah bergaul
Pola asuh helicopter parenting rentan berakibat anak mengalami kesulitan bergauli. Sebab, orang tua selalu mengatur pertemanan anaknya.
2. Kurang terbuka terhadap ide baru
Merujuk The Gottman Institute, orang tua yang terlalu protektif mungkin bisa berdampak jangka panjang terhadap kepribadian anak. Anak yang diasuh menggunakan metode helicopter parenting cenderung kurang terbuka terhadap ide dan aktivitas baru. Anak cenderung rentan mengalami kecemasan dan bergantung terhadap orang lain.
3. Depresi
Anak-anak yang diatur sangat ketat seluruh aspek kehidupannya akan bereaksi secara berlebihan saat melakukan kesalahan maupun kegagalan. Bahkan rentan mengalami depresi. Penerapan pola asuh helicopter parenting juga dipengaruhi sikap orang tua yang perfeksionis.
4. Mudah tersinggung dan kurang sabar
Merujuk International School Parent, anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang menerapkan pola asuh helicopter parenting cenderung mudah memusuhi. Sikap itu dinilai sebagai respons dari kontrol orang tua yang ekstrem.
Anak-anak bertindak dan menegaskan dominasi mereka sebagai cara untuk mendapat kembali rasa hak pilihan atas hidupnya. Anak-anak cenderung menjadi mudah tersinggung dan kurang sabar ketika harus berhubungan baik dengan teman sebaya.
Baca: Helicopter Parenting, Apakah Pola Pengasuhan yang Bermanfaat untuk Anak?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.