Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Manfaat Teknologi Genome Sequencing, Tak Cuma Deteksi Penyakit

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi DNA (Pixabay.com)
Ilustrasi DNA (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan Lucia Rizka Andalucia mengatakan salah satu agenda utama pemerintah saat ini adalah transformasi kesehatan di bidang bidang teknologi kesehatan melalui bioteknologi genome sequencing (pengurutan gen) ini. Ia mengatakan saat ini Indonesia belum memiliki penyaringan dari genetika. Padahal dengan mengetahui gen manusia di Indonesia, maka ada banyak yang bisa diketahui. 

"Seseorang nanti bisa melihat, misalnya, apakah janin yang berkembang saat hamil membawa gen bagus atau tidak. Adakah gen membawa potensi kecacatan atau penyakit atau justru gen positif. Di sini perkembangan berbasis genome dikembangkan menjadi suatu teknologi yang menjanjikan baik untuk diagnosis atau pengobatan maupun adanya potensi penyakit atau masalah lain di masa depan," kata Lucia dalam wawancara bertajuk Revolusi Genomik di Indonesia, pada pertengahan Oktober 2022.

Setiap orang memiliki genetika yang berbeda. Artinya satu obat yang sama belum tentu ampuh digunakan untuk dua orang dengan gen yang berbeda itu. Dengan mengetahui genetika seseorang maka pengobatan yang bisa diberikan pun akan lebih tepat. "Sekarang itu era Precision medicine. Jadi, belum tentu seseorang menerima pengobatan atau dosis yang sama. Sebab kadang ada menerima efek samping lebih buruk atau tidak diharapkan. Dengan genome sequence itu, setiap orang bisa mendapat pengobatan yang tepat," katanya.

Melalui Biomedical dan Genome Sience Initiative (BGSi) ini pula bisa dimanfaatkan untuk penelitian pengembangan pengobatan pada enam kategori penyakit utama lainnya, yaitu kanker, penyakit menular, penyakit otak dan neurodegeneratif, penyakit metabolik, gangguan genetik, dan penuaan. 

Lucia mengatakan awalnya Indonesia baru memiliki 19 mesin dan 12 laboratorium untuk pengurutan genetika. Jumlah itu meningkat pada Agustus 2022 menjadi 41 mesin dan 31 laboratorium. Dan pada Desember 2022 diharapkan bisa 57 mesin dan 43 laboratorium di kawasan regional. 

Menurut Lucia, saat ini juga baru ada 7 rumah sakit vertikal yang meneliti penyakit melalui pengurutan gen. Ada RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSPI Sulianto Saroso,  RSUP Sardjito yang diagnosis penyakit seperti penyakit menular, kanker, diabetes dan penyakit langka. Ada pula RS Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono yang meneliti penyakit otak dan neurogeneratif melalui pengurutan gen. Terakhir ada RS Prof I.G.N.G. Ngoerah yang mengembangkan pengurutan gen untuk kecantikan dan wellness. "Untuk beauty and wellnes ini juga penting. Tes genome akan melihat nutrisi apa yang cocok sehingga tidak gemuk," katanya.

Menurut Lucia, teknologi genome sequencing ini bisa mendeteksi genetika masyarakat Indonesia yang nantinya untuk pengobatan warga. "Tentunya dengan hal ini akan menekan pengobatan dan membantu BPJS Kesehatan karena tepat dan sesuai hasil diagnosisnya," lanjutnya.

Selama ini, kata Lucia, pengurutan gen sebenarnya sudah banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Namun pelaksanaan dan sample genetik masyarakat Indonesia banyak dilakukan di luar negeri. Dengan menggerakkan tes genetik di Tanah Air harapannya data genetik orang Indonesia bisa langsung disimpan di Indonesia.  "Kita tahu selama ini obat yang beredar menggunakan basis data Kaukasian alias masyarakat dari Eropa dan Amerika. Sehingga dengan Genome Sequencing, pembuatan obat dan vaksin nanti bisa berbasis data orang Indonesia," kata Lucia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah juga saat ini tengah membangun National Health Biobank untuk menyimpan sample yang digunakan untuk tes pengurutan gen itu. "Bisa berupa darah, jaringan (kanker), dahak dan lainnya. Sample itu disimpan aman di freezer minus 80 Celsius dengan liquid nitrogen, " katanya. 

Namun, lanjut Lucia, punya profil genetika saja belum cukup. Untuk itu pemerintah membangun integrated registry system untuk mendapatkan data epidemiologi. Manfaatnya untuk pengembangan obat yang lebih presisi. "Bioteknologi ini sudah ke arah--orang yang akan mendapat terapi akan dicek dulu gennya, cocok nggak obatnya. Referensi inilah yang harus kita punya."

Indonesia masih membutuhkan peran dan dukungan para donatur, seperti The Global Fund, Panin Bank, Biofarma, dan East Ventures, serta melibatkan kolaborator yang terdiri dari Illumina, BGI, Oxford Nanopore Technologies, dan Yayasan Satria Budi Dharma Setia dalam melakukan berbagai tes pengurutan gen ini. Bekerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation, Illumina mengarahkan reagen senilai lebih dari AS $ 500 dolar kepada Kementerian Kesehatan di Indonesia untuk mendukung kegiatan pengawasan genomik Covid-19.

Senior Director Sales Asia Pacific and Japan Illumina Rob McBride mengatakan donasi tersebut merupakan bagian dari Pathogen Genomic Initiative (PGI) global yang diluncurkan pada tahun 2021 sebagai upaya bersama filantropis antara entitas publik dan swasta, untuk membangun kemampuan kesehatan masyarakat yang penting di bidang yang membutuhkan. Kami juga dianugerahi proyek United Nations Development Program Phase 1 untuk meningkatkan kemampuan genomik dan surveilans penyakit menular di Indonesia.

"Pengajuan pertama dari Indonesia ke GSAID pada awal 2021 (inisiatif untuk mempromosikan berbagi data virus secara cepat) untuk SARS-CoV-2 dilakukan menggunakan rangkaian Illumina dan kami terus menyediakan teknologi untuk yang pertama ini ke GSAID, seperti yang terlihat baru-baru ini dengan virus cacar monyet," katanya.

Baca: AP II Usul Genome Squencing untuk Mendeteksi Varian Omicron Diadakan di Bandara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

1 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


Urolog Sebut Penyebab Batu Ginjal dan Ragam Penanganannya

2 hari lalu

Tindakan memecah batu ginjal tanpa pembedahan atau ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy).
Urolog Sebut Penyebab Batu Ginjal dan Ragam Penanganannya

Meskipun tidak bergejala, batu ginjal yang menyumbat saluran kemih dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Cek penanganannya.


Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

2 hari lalu

Induk kuda nil membawa anaknya menuju kolam, untuk diperkenalkan kepada sejumlah anggota kelompok kuda nil. Namun naas bayi kuda nil diserang oleh sejumlah kuda nil dewasa, binatang ini dikenal sebagai salah satu hewan paling agresif. Zimbabwe, 10 Agustus 2015. Dailymail
Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

Kelahiran bayi kuda nil kerdil di Yunani mendatangkan harapan bagi spesies langka tersebut.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

4 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


MK Tolak Permohonan Ibu Rumah Tangga Agar Ganja Medis Dilegalkan untuk Pengobatan

8 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo memimpin jalannya sidang perkara nomor 116/PUU-XXI/2023 mengenai uji materiil Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum di Gedung MK, Jakarta, Kamis (29/2/2024). . ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt (ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA
MK Tolak Permohonan Ibu Rumah Tangga Agar Ganja Medis Dilegalkan untuk Pengobatan

Seorang ibu rumah tangga Pipit Sri Hartanti mengajukan gugatan ke MK agar ganja medis bisa dilegalkan sebagai pengobatan.


Apa Kewajiban Polisi dan Petugas Rutan terhadap Tahanan?

16 hari lalu

Seorang petugas Kamtib Divisi Pemasyarakatan Depkumham Kanwil Jawa Timur melkukan sidak di Lapas klas II B Gresik, untuk mengetahui diskriminasi yang terjadi terhadap penghuni lapas (13/1). TEMPO/Fully Syafi
Apa Kewajiban Polisi dan Petugas Rutan terhadap Tahanan?

Polisi dan petugas rutan memiliki kewajiban untuk melayani dan mengayomi tahanan.


Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

24 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

Pakar mengatakan pemeriksaan mutasi EGFR merupakan jenis yang dilakukan untuk kanker paru untuk menentukan pengobatan yang tepat.


Tim Peneliti Ungkap Rahasia Kimia dan Gen di Balik Rasa Jeruk Manis

25 hari lalu

Ilustrasi jeruk dan jus jeruk. Shutterstock
Tim Peneliti Ungkap Rahasia Kimia dan Gen di Balik Rasa Jeruk Manis

Sekarang kita tahu apa yang membuat jeruk berasa jeruk manis. Menolong untuk mendapatkan hibrida yang toleran penyakit dengan rasa yang tetap.


Benarkah Menaruh Bawang dalam Kaus Kaki saat Tidur Bisa Redakan Flu?

35 hari lalu

Ilustrasi bawang merah. shutterstock.com
Benarkah Menaruh Bawang dalam Kaus Kaki saat Tidur Bisa Redakan Flu?

Benarkah menaruh irisan bawang dalam kaus kaki yang dipakai tidur bisa melawan pilek dan flu? Perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.


Cegukan, Kapan Bisa Diatasi Sendiri dan Harus Periksa ke Dokter?

37 hari lalu

Ilustrasi cegukan. Freepik.com
Cegukan, Kapan Bisa Diatasi Sendiri dan Harus Periksa ke Dokter?

Meski tak berbahaya, terkadang kasus cegukan bisa membandel dan belum pergi juga setelah satu jam. Kapan perlu periksa ke dokter?