Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Bisa Ular Kobra Sangat Berbahaya? Begini Penjelasan Ilmiahnya

image-gnews
Ilustrasi ular kobra.techexplorist.com
Ilustrasi ular kobra.techexplorist.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pawang ular Imam Rokhani, 49 tahun, warga Desa Ngrayung di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, tewas dipatuk ular kobra jenis King Cobra berukuran 4,5 meter yang dipeliharanya selama lima tahun terakhir pada Minggu 23 Oktober 2022.

Menurut keterangan dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Trenggalek Triadi Atmono, kejadian bermula ketika Imam sedang mengganti air minum ular peliharaannya. Namun sayangnya ia pun dipatuk oleh peliharaannya sendiri tanpa bantuan keamanan lebih, sehingga membuat dirinya meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit.

Gigitan ular kobra sudah seharusnya selalu ditanggap dengan serius. Entah itu sebelum terjadi atau setelah kejadian dipatuk sekalipun. Lantas, apakah berbahay bisa ular king kobra dan seberapa besar dampaknya ketika dipatuk? Berikut adalah penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Baca: Ular Kobra Muncul di Permukiman, Ini Hal-hal yang Perlu Diketahui

Mengapa bisa ular kobra berbahaya?

Menjawab poin ini mungkin secara jelas terdapat dua jenis gigitan yang berada pada ular, yaitu gigitan kering dan gigitan berbisa. Sementara itu, ular berjenis King Cobra memilik gigitan berbisa yang berbahaya karena dapat mentranmisikan racun.

Namun dikutip dari National Geographic, King cobra memiliki sifat pemalu dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan manusia semisal memungkinkan. Peringatan tersebut diperlihatkan oleh King Cobra dengan mengeluarkan desisnya yang terdengar hampir seperti anjing yang menggeram.

Namun King Kobra lebih sering ditemukan di hutan hujan dan dataran India, Cina selatan, dan Asia Tenggara, dan warna mereka dapat sangat bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Mereka mungkin dapat ditemukan di perkotaan karena telah dirawat oleh pemiliknya, meski habitat yang cocok sebenarnya adalah termasuk hutan, semak bambu, rawa bakau, padang rumput dataran tinggi, dan di sungai.

Sementara itu, jenis ular ini memiliki bentuk paling panjang mencapai 18 kaki atau setara 5,49 meter, yang dapat menjadikannya sebagai ular terpanjang dari semua ular berbisa. Jika disandingkan dengan manusia, mereka dapat mengangkat sepertiga tubuhnya dari tanah dan menatap mata orang dewasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terutama ketika dalam mode menyerang atau melumpuhkan mangsanya, King Cobra akan bersiap-siap mengeluarkan racunnya. Perlu diketahui juga bahwa semua jenis ular berbisa memakai racun sebagai sistem pertahanan mereka dari para predator.

Seperti dikutip dari letstalkscience.ca, racun ular diproduksi di bagian belakang kepala ular di kelenjar ludah. Lalu ular memakai raing berlubang seperti jarum suntuk untuk memberikan racunnya. Saat ular menggigit, otot-otot di kepalanya menekan kelenjar racun. Hal tersebut selanjutnya mendorong cairan melalui taringnya dan masuk ke dalam daging mangsanya.

Akan tetapi, racun dari ular berjenis King Cobra juga bukan yang terkuat dibandingkan ular berbisa lainnya. Diketahui King Kobra mempunyai jumlah neurotoksin hingga dua persepuluh ons cairan yang dapat mereka keluarkan dalam satu gigitan. Hal tersebut diperkirakan dapat membunuh 20 orang sekaligus atau setara satu gajah.

Sementara dikutip dari clevelandclinic.org, neurotoksin dapat menyebabkan kelumpuhan atau kerusakan pada sistem saraf seseorang. Tidak hanya itu, racunnya akan mempengaruhi sistem pernapasan sehingga berpotensi menyebabkan gagal jantung dan napas berhenti.

FATHUR RACHMAN 

Baca juga: Pawang Ular Tewas Digigit Kobra di Trenggalek, Bagaimana Mengatasi Gigitan Ular?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

16 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

20 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
Cara Jaga Kesehatan Paru-paru yang Dianjurkan Pulmonolog

Pulmonolog membagi tips untuk menjaga kesehatan paru-paru dan sistem pernapasan sepanjang hayat. Berikut di antaranya.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

26 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

27 hari lalu

Ilustrasi pencabulan. Shutterstock
Pimpinan Pesantren di Trenggalek dan Anaknya Mengaku Cabuli Santriwati Sejak 2021

Polisi menetapkan bapak dan anak pengasuh pondok pesantren di Trenggalek sebagai tersangka pencabulan


Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

34 hari lalu

Headache, Migrain
Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.


Kiai dan Anaknya di Trenggalek Ditetapkan jadi Tersangka Pencabulan Santriwati

34 hari lalu

Kapolres Trenggalek AKBP Gathut Bowo Supriyono. Foto: ANTARA/HO - Humas Polres Trenggalek
Kiai dan Anaknya di Trenggalek Ditetapkan jadi Tersangka Pencabulan Santriwati

M, 72 tahun; dan anaknya, F, 37 tahun, dilaporkan empat orang ke Polres Trenggalek atas dugaan tindak pencabulan santriwati


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

35 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


Kiai di Trenggalek dan Anaknya Diduga Lecehkan Belasan Santri sejak 2021

35 hari lalu

ilustrasi pelecehan seksual (pixabay.com)
Kiai di Trenggalek dan Anaknya Diduga Lecehkan Belasan Santri sejak 2021

seorang pengasuh pondok pesantren dan anaknya di Trenggalek, Jawa Timur, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 12 santriwati


4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

39 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

Tak semua ikan bisa dimakan lantaran ada berbagai ikan yang mengandung racun dan mengakibatkan fatal bagi siapa pun yang mengonsumsinya.


Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

40 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.