Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Metode Time Out dalam Pola Asuh Anak Berbahaya?

image-gnews
Ilustrasi anak cemas atau takut. Freepik.com/Master1305
Ilustrasi anak cemas atau takut. Freepik.com/Master1305
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTime out yang merupakan waktu menyendiri bagi anak dan orang tua telah menjadi metode untuk mengelola perilaku bermasalah selama beberapa dekade. Selain itu, juga merupakan pokok dari pola asuh anak.

Metode time out direkomendasikan oleh sebagian besar dokter anak sebagai cara untuk mengekang perilaku negatif anak, mulai dari berbicara kembali hingga agresi fisik. Penelitian menunjukkan bahwa bila digunakan dengan benar —bersama dengan teknik lain yang menyeimbangkan pola asuh anak—time out akan efektif dan tidak membahayakan.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, time out telah mendapatkan kritik yang berpendapat bahwa pola asuh anak ini dapat mengisolasi dan menyebabkan anak-anak merasa ditinggalkan di masa krisis emosional mereka. Akibatnya, ini akan mengarah ke perebutan kekuasaan yang lebih besar daripada mengajar anak-anak untuk mengatur emosi, seperti dilansir dalam laman childmind.org

Baca: Time Out Apakah Pola Asuh yang Bermanfaat untuk Kedisiplinan Anak?

Metode Time Out

Time out telah menjadi metode pola asuh anak yang populer sejak ahli perilaku psikologis, Arthur Staats menciptakan istilah tersebut dan membuktikan keefektifannya pada 1950-an. Metode ini dibuat sebagai alternatif dari hukuman fisik yang populer kala itu. Idenya adalah bahwa banyak perilaku didorong oleh perhatian sehingga dengan menarik perhatian dari perilaku negatif orang tua dapat seiring waktu, memadamkannya dengan sama-sama saling berdiam diri beberapa waktu.

Namun, sebuah artikel yang diterbitkan pada 2014 menyatakan bahwa time out dapat menyakit anak sehingga menyebabkan kegemparan dan menimbulkan reaksi terhadap teknik tersebut. Mengutip dari majalah Time, dalam kebanyakan kasus, pengalaman utama yang ditawarkan time out kepada anak adalah isolasi.

Bahkan, ketika disajikan dengan sabar dan penuh kasih, time out mengajarkan anak bahwa ketika mereka melakukan kesalahan atau ketika mengalami kesulitan, anak akan dipaksa untuk menyendiri. Ini merupakan salah satu bentuk penolakan terhadap anak. Selain itu, time out seringkali tidak efektif dan membuat anak-anak lebih marah daripada sebelumnya sehingga time out dikatakan berbahaya.

Time out juga dianggap berbahaya karena mengabaikan perilaku yang bermasalah terhadap si kecil. Pasalnya, time out akan menghilangkan perhatian yang diberikan orang tua kepada anak dan membuat anak dikurung di suatu ruangan tanpa adanya rangsangan dan empati. Kendati demikian, hal-hal atau pernyataan yang mengarah pada time out adalah metode pola asuh anak yang berbahaya dibantah oleh salah satu psikiater, yaitu Dr Anderson.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melansir dari usnews, Dr Anderson menyatakan bahwa time out yang mendiamkan anak dalam ruangan setelah melakukan kesalahan merupakan penarikan perhatian yang bijaksana untuk membantu suatu perilaku buruk hilang.

Metode ini bukan suatu pengabaian terhadap anak dan berjalan keluar ruangan setiap kali anak melakukan sesuatu yang tidak orang tua sukai. Sebab, mencoba berbincang  atau menghabiskan waktu dengan anak ketika anak bertingkah laku kurang baik dapat menyebabkan pertengkaran besar, tidak jarang kekerasan fisik pun juga tidak dapat dihindari. Tentunya, pertengkaran besar terhadap anak akan terus dan selalu berulang karena orang tua tidak baik dalam memendam emosi sehingga time out hadir untuk memberikan metode pola asuh yang harmonis.

Dr Anderson juga menambahkan bahwa untuk melangsungkan time out agar berjalan dengan baik perlu memperhatikan berapa lama waktu yang digunakan untuk saling menenangkan diri antara orang tua dan anak. Penggunaan waktu menyendiri yang tepat membutuhkan jeda singkat. Akibatnya, ini dapat digunakan sebagai bagian dari strategi pola asuh anak yang dipikirkan dengan matang dan nantinya akan diikuti dengan umpan balik positif dalam hubungan anak dan orang tua.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: Plus Minus Time Out bagi Anak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

10 jam lalu

Kebiasaan Anak Berbohong
Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

7 hari lalu

Perdana Menteri Isael, Benjamin Netanyahu dan Pemimpin group Hamas, Ismail Haniyeh. REUTERS/Ronen Zvulun dan Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Israel Klaim Bunuh Anak dan Cucu Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu

Pasukan Israel membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan PM Benyamin Netanyahu


Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

9 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Freepik.com/Lifestylememory
Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.


Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

11 hari lalu

Ilustrasi Baby Sister / pengasuh anak / penjaga anak yang galak. youtube.com
Jangan Sembarang Menyerahkan Tugas Mengasuh Anak, Ini Saran Psikolog

Psikolog menyarankan selain menitipkan pada orang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, perhatikan ini saat menyerahkan tugas mengasuh anak.


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

14 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

19 hari lalu

 Aghnia Punjabi/Foto: Instagram/ Aghnia Punjabi
Tangis Aghnia Punjabi untuk Sang Putri yang Dianiaya Pengasuh

Selebgram asal Malang Aghnia Punjabi tampak terisak saat menceritakan kembali peristiwa penganiayaan yang dialami putrinya.


4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

25 hari lalu

Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com
4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.


Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

25 hari lalu

Ilustrasi livestreaming game. Foto : EV
Psikiater Ungkap Penyebab Remaja Rentan Alami Kecanduan

Remaja rentan mengalami kecanduan karena kondisi perkembangan otak yang belum sempurna atau matang. Simak penjelasannya.