Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akhir Kontroversi Bisphenol A

image-gnews
www.sxc.hu
www.sxc.hu
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Debat berkepanjangan soal bahan kimia Bishpenol A akhirnya berujung, paling tidak di Amerika Serikat. Akhir pekan lalu, pembuat perundang-undangan di negeri tersebut mengumumkan larangan penggunaan bahan tersebut karena diduga keras bisa membahayakan kesehatan. Padahal, selama ini sejumlah wadah makanan dan minuman dengan terang-terangan memakai bahan tersebut dalam proses produksinya.

Gebrakan tersebut diambil setelah seminggu sebelumnya pejabat negeri itu mengumumkan enam perusahaan besar pembuat botol susu bayi sepakat untuk menghilangkan kandungan yang dikenal dengan nama singkat BPA. Edward Markey, anggota kongres dari Partai Demokrat menyatakan bukti ilmiah menunjukkan bahwa BPA berdampak serius bagi kesehatan, khususya anak-anak. Apalagi, ahli toksin dari National Institute of Health (NIH) tahun lalu mengungkapkan, bahan kimia tersebut bisa mempengaruhi perkembangan otak pada janin dan bayi yang baru lahir.

Sebelumnya, tercatat lebih dari 130 studi telah merujuk pada kaitan antara level rendah BPA dan problem kesehatan serius, seperti kanker payudara, obesitas, dan pubertas dini. Di luar itu, masih ada berbagai gangguan lain. Langkah Kongres ini pun membuat pabrik dan toko menarik semua produk dengan kandungan BPA dari pasar. "Inilah saatnya bagi Kongres untuk melakukan aksi cepat dengan melarang keberadaan toksin ini dari semua jenis wadah makanan dan minuman sehingga orang tua bisa memberi makan anaknya tanpa rasa cemas makanannya terkontaminasi bahan kimia berbahaya," Markey menjelaskan.

Langkah tegas ini sebenarnya sejalan dengan keputusan pemerintah Kanada pada 2008 yang secara resmi menegaskan bahwa BPA mengandung bahan beracun dan mengumumkan rencana pelarangan untuk mengimpor maupun menjual botol-botol dengan kandungan bahan tersebut. Sebenarnya tak hanya studi lawas, studi terbaru pun terus mengaitkan bahaya Bisphenol A. Salah satu yang teranyar dilansir 28 Januari 2009, yang mempertegas ancamannya untuk kesehatan.

Dijabarkan dalam Environmental Health Perspectives, peneliti dari Universitas Rochester, New York, menyatakan Bisphenol A mengendap dalam tubuh lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya. Para ahli kimia sebelumnya menyatakan kebanyakan jenis BPA dengan mudah mengalami proses metabolisme dan dibuang dari tubuh hanya dalam 30 menit. Peneliti juga mengungkapkan bahwa BPA sesungguhnya didapat dari berbagai sumber. "Penyebabnya tidak hanya dari produk wadah makanan atau karena tubuh tidak mampu memetabolisme bahan kimia itu secepat mungkin," Dr Richard W. Stahlhut, ketua penelitian.

Artinya, tak hanya wadah plastik yang harus dicermati. Makanan pun ternyata menjadi sumber BPA dan tubuh ternyata tak bisa mengikisnya dengan cepat. Kesimpulan ini ditarik setelah ilmuwan ini mengumpulkan data 1.469 orang. Tim peneliti mengecek kadar BPA dalam urine, setelah makan maupun sesudah puasa. Peneliti menemukan kadar BPA pada orang puasa lebih rendah daripada yang baru makan. Level BPA dalam tubuh juga berkurang lebih lamban hingga delapan kali lipat dibanding yang diperkirakan.

Alhasil, peneliti pun mencatat orang mungkin saja terpapar BPA yang terkandung dalam makanan. Sayang sekali, ia tidak memaparkan jenis sajiannya. Stahlhut menyebutkan memang BPA biasanya digunakan dalam pembuatan plastik untuk berbagai keperluan. Dari botol plastik yang biasa digunakan untuk kemasan minuman, pipa air, hingga wadah makanan. Selain itu, ada pada lapisan dalam kaleng makanan. "Bahkan, bisa ditemukan pada aneka kertas, termasuk kertas daur ulang," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu, bayangkan yang diungkapkan oleh Fred vom Saal. Ahli biologi dari Universitas Missouri-Kolombia memperkirakan 8-9 miliar pound BPA diproduksi setiap tahunnya.

Studi teranyar ini bisa menjadi bahan renungan baru. Namun, yang pasti bagi Badan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan (FDA), peraturan baru tersebut memberi kekuatan untuk menekan industri agar konsisten membuat produk tanpa BPA. Bahkan, badan ini menyarankan untuk pemberian label khusus pada wadah itu meski FDA dan mitranya di Eropa--Badan Pengawasan Makanan Eropa (EFSA)--sebelumnya pernah menyatakan bahwa bahan kimia itu dalam jumlah tertentu seperti yang digunakan pada botol susu bayi tergolong aman.

Di Eropa, kebimbangan masih membayang. Tak mengherankan jika sebuah studi dari Universitas Exeter, Inggris, meski mengungkapkan kadar tinggi BPA membuat seseorang lebih mudah terserang penyakit jantung dan diabetes, sang peneliti tak berani melontarkan pernyataan lebih jauh. Dr Iain Lang, yang mengetuai studi, menyatakan, "Hal itu tidak cukup memberi bukti bagi kami untuk menyatakan kaitan yang erat. Kami hanya menunjukkan kondisi seperti itu."

Kontroversi memang masih berjalan di negeri Pangeran Charles ini. Steve Elliot, Ketua Asosiasi Industri Kimia, masih melontarkan hal sebaliknya. Dia menyatakan, sejumlah studi yang dilakukan di AS maupun Inggris tak memiliki cantolan kuat dengan sejumlah derita. "Sejumlah data, banyak riset, segudang contoh, tak satu pun pengujian yang menunjukkan risiko pada kesehatan manusia," ia menegaskan.

Apalagi, langkah enam perusahaan besar di Amerika Serikat tidak mendunia. Kelompok pengusaha ini hanya menghentikan pembuatan produk tanpa BPA untuk pemasaran di negerinya sendiri. Tidak untuk diimpor. Makanya, produk plus BPA masih akan dilempar ke pasar negeri lain, seperti Inggris. Alhasil, Belinda Phipps, pemimpin National Childbirth Trust, Inggris, beraksi keras. "Inilah saatnya perusahaan di Inggris mengikuti aturan serupa yang berlaku di Amerika dan Kanada."

RITA | AFP | BBC | HEALTHDAY NEWS

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 jam lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

15 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

1 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

5 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

9 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

16 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

17 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.