TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang, istilah glaukoma terdengar asing di telinga. Padahal, dilansir p2ptm.kemkes.go.id, glaukoma merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua di dunia setelah katarak. Glaukoma merupakan penyakit mata yang umum terjadi karena tekanan bola mata yang tinggi. Orang dengan usia di atas 60 tahun menjadi kelompok rentan mengalami gangguan penglihatan ini.
Melansir fk.ui.ac.id, glaukoma adalah penyakit mata yang menyerang saraf penglihatan sehingga dapat menyebabkan kebutaan permanen. Hal ini terjadi karena tekanan cairan dalam bola mata meningkat. Akibatnya, serat lembut saraf optik yang bertugas membawa sinyak penglihatan dari mata ke otak mengalami kerusakan. Saraf optik merupakan kumpulan lebih dari satu juta saraf yang menghubunkan retina dengan otak.
Baca: Glaukoma, Belum Jelas Pemicunya tapi Gampang Mencegahnya
Penyakit Glaukoma
Penyakit glaukoma sering disebut sebagai ‘si pencuri penglihatan’. Hal ini karena glaukoma tidak memiliki gejala sehingga pasien glaukoma tidak menyadarinya. Kebutaan pada glaukoma berlangsung secara perlahan mulai dari lapang pandang sisi luar hingga ke tengah sampai penglihatan menghilang.
Walaupun proses terjadinya sangat perlahan, tetapi tanda-tanda mengalami glaukoma dapat dirasakan. Tanda-tanda tersebut diantaranya sakit mata parah, penglihatan yang memburuk, mata merah, serta sakit mata yang disertai mual dan muntah. Di samping itu, perhatikan pula kemampuan penglihatan ketika melihat lampu atau cahaya menyilaukan. Apabila ketika menatap objek bercahaya melihat pelangi dan mata terasa sakit, kemungkinan itu karena glaukoma.
Melansir p2ptm.kemkes.go.id, peningkatan tekanan cairan dalam bola mata dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara produksi cairan dan jumlah yang dibuang. Normalnya, tekanan bola mata tidak lebih dari 20 mmHg. Namun pada penderita glaukoma, tekanan berada di atas angka tersebut. Selain itu, glaukoma juga bisa disebabkan karena penyakit hipertensi dan diabetes mellitus.
Selain itu, berikut adalah faktor risiko utama penyebab glaukoma:
- Faktor lainnya adalah berusia lebih dari 40 tahun.
- Keturunan keluarga yang menderita Glaukoma.
- Memakai kacamata minus atau plus yang tebal.
- Memiliki riwayat cedera mata.
- Diabetes atau kencing manis.
- Darah tinggi.
- Pemakaian obat anti radang steroid dalam jangka panjang.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Pentingnya Cek Kesehatan Berkala untuk Kontrol Glaukoma
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.