TEMPO.CO, Jakarta - Banyak korban tragedi festival Halloween Itaewon mengalami cardiac arrest atau henti jantung. Malapetaka saat perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan, berakibat 155 orang meninggal. Insiden selama festival di Itaewon pada 29 Oktober 2022.
Peristiwa menyedihkan itu tersebab saling dorong pengunjung yang berjejal di salah satu jalan di Itaewon. Lantaran penuh tekanan, kondisi itu menyebabkan banyak orang sesak napas hingga meninggal karena mengalami henti jantung.
Mengutip publikasi Konsep Cardiac Arrest, cardiac arrest tergolong situasi gawat darurat ketika jantung berhenti secara mendadak. Tak adanya pernapasan dan penurunan kesadaran terjadi sangat cepat dengan rentetan gejala yang menyertainya.
Baca: Banyak Dialami Pengunjung Festival Halloween Itaewon, Apa Itu Cardiac Arrest?
Penanganan darurat cardiac arrest
Baca Juga:
Mengutip Medical News Today, ada berbagai upaya penanganan untuk seseorang yang mengalami henti jantung, yakni:
1. Jika memungkinkan, minta orang lain untuk menghubungi layanan medis darurat
2. Periksa apakah korban yang tidak sadar sedang bernapas. Jika tidak, misalnya ada bisa menggunakan defibrillator eksternal otomatis (AED) .
3. Jika tidak ada AED di sekitarnya, bisa menerapkan resusitasi jantung paru-paru atau CPR menggunakan tangan. Taruh kedua tangan di tengah dada orang yang mengalami henti jantung dan tekan 100 kali hingga 120 kali permenit.
4. Jika belum terlatih, bisa melakukan penekanan di bagian dada. Biar dada naik turun saat ditekan. Terus lakukan ini sampai defibrillator portabel tersedia atau bantuan medis darurat datang.
Apa itu AED?
Defibrillator eksternal otomatis atau AED memberikan sengatan listrik terkontrol. Alat itu tidak akan melepaskan efek kejut, kecuali ada irama jantung yang tidak normal. Akibatnya, AED cocok untuk digunakan siapa saja dengan orang terlatih maupun masyarakat awam. AED sebagai peranti keadaan darurat biasanya banyak tersedia di ruang publik. Penggunaan yang cepat memungkinkan meningkatkan peluang keselamatan.
Jika tidak ada AED di dekatnya, segera menerapkan CPR supaya darah dan oksigen mengalir ke organ dan otak sampai profesional medis datang dan menggunakan defibrillator.
Setelah menerima perawatan darurat, seseorang yang telah mengalami henti jantung membutuhkan perawatan di rumah sakit. Dokter bisa memantau secara cermat gejala yang menggunakan obat-obatan untuk menurunkan risiko henti jantung lainnya. Setelah itu dilakukan tes untuk menentukan penyebab dan rencana perawatan jangka panjang.
Baca: Ini Penyebab dan Gejala Henti Jantung
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.