Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Penyakit Berikut Diklaim Paling Mematikan di Dunia

Reporter

image-gnews
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak jenis penyakit di dunia, ada yang bisa dicegah, bawaan dari lahir, ada yang mematikan, bisa diobati, dan bergejala ringan. Faktor pemicunya pun beragam, mulai dari keturunan sampai gaya hidup kurang sehat.

Agar waspada, berikut 10 penyakit mematikan, beberapa di antaranya bisa dicegah, dilansir dari The Star

Penyakit arteri koroner 
Penyakit paling mematikan nomor satu di dunia adalah penyakit arteri koroner. Dilansir dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), penyakit arteri koroner disebabkan penumpukan plak di dinding arteri. Dinding arteri berfungsi memasok darah dari dan ke jantung atau disebut juga dengan arteri koroner. Faktor risiko penyakit ini meliputi: 

-Punya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.
-Diabetes 
-Kelebihan berat badan 
-Tekanan darah tinggi 
-Kolesterol tinggi 
-Merokok 

Stroke 
Sudah bukan rahasia lagi jika penyakit ini dapat menyebabkan kematian, jadi tidak mengherankan jika termasuk dalam daftar penyakit paling mematikan di dunia. Stroke disebabkan oleh sumbatan pada arteri di otak. Faktor risiko stroke meliputi: 

-Menopause 
-Merokok, risiko bertambah jika penggunaan dibarengi dengan kontrasepsi oral. 
-Tekanan darah tinggi 
-Riwayat keluarga stroke 

Penyakit paru konstruktif kronis (PPOK) 
Sesuai dengan organ yang diserangnya, PPOK dapat menimbulkan pernapasan menjadi sulit seiring waktu. Penyakit ini termasuk bronkitis kronis dan emfisema. Mengutip laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, faktor risiko PPOK meliputi: 

-Kebiasaan merokok 
-Riwayat terpajan polusi udara. 
-Hipereaktif bronkus 
-Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang. 
-Defisiensi antitripsin alfa.

Infeksi saluran pernapasan bawah 
Penyakit yang termasuk dalam infeksi saluran pernapasan bawah di antaranya bronkitis, bronkiolitis, atau pneumonia. The Star menyebut faktor risiko infeksi saluran pernapasan bawah ini beragam, seperti: 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

-Sistem kekebalan tubuh yang lemah. 
-Tempat penitipan anak atau bayi yang ramai.
-Asma 
-HIV 
-Influenza 
-Kualitas udara yang buruk atau sering terpapar iritasi paru-paru.
-Merokok 

Diabetes 
Penyakit yang berkaitan dengan gula darah ini juga termasuk yang mematikan di dunia. Umumnya, penyakit ini menyerang orang berpenghasilan rendah hingga menengah. Diabetes juga termasuk penyakit yang tidak bisa dicegah. Tetapi, keparahan gejala bisa dikendalikan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan berolahraga secara teratur. 

Kanker pernapasan 
Ada beberapa penyakit yang termasuk dalam kategori kanker pernapasan, seperti kanker trakea, laring, bronkus, dan paru-paru, terutama di negara di kawasan Asia yang masih menggunakan batu bara untuk memasak. Dalam jurnal European Review for Medical and Pharmacological Science, para peneliti memperkirakan kanker pernapasan akan meningkat hingga 81 persen, bahkan 100 persen di negara berkembang akibat merokok dan polusi. 

Dehidrasi akibat diare 
Ketika terlalu sering buang air besar atau diare, tubuh akan mengalami dehidrasi, terutama setelah diare selama berhari-hari, karena saat buang air besar terlalu sering tubuh akan kehilangan banyak garam dan air yang menyebabkan dehidrasi. Diare biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi. Tidak heran jika cara mencegah diare yang tepat adalah dengan menyediakan sanitasi dan kualitas air yang baik. 

Alzheimer dan demensia 
Alzheimer adalah salah satu jenis demensia, juga jenis yang paling banyak menyerang. Sekitar 50-75 persen penderita demensia adalah penderita Alzheimer. Demensia sendiri menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes merupakan gangguan mental organik yang menimbulkan perubahan pada pikiran, sikap, perilaku, ataupun perasaan. 

Tuberkulosis 
Penyakit yang dikenal dengan sebutan TBC ini bisa menyebabkan penderita HIV meninggal karenanya. Sekitar 35 persen pasien HIV meninggal karena TBC. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium Tuberculosis yang bisa dicegah oleh vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) pada anak. 

Sirosis 
Sirosis merupakan penyakit yang melibatkan kerusakan hati dan jaringan parut kronis akibat penyakit ginjal, hepatitis, atau kecanduan alkohol. Hal ini karena hati yang menyaring zat berbahaya dari dalam darah, termasuk alkohol, untuk kemudian darah sehatnya disebarkan ke seluruh tubuh.

Baca juga: Waspadai 4 Penyakit Ini saat Musim Pancaroba

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

4 jam lalu

Ilustrasi stroke. autoimuncare.com
Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.


Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

12 jam lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

1 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

1 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

3 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

3 hari lalu

Gejala diabetes pada anak di antaranya adalah sering haus dan sering pipis. Kenali gejala lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. Foto: Canva
10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan. Ketahui beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Mulai dari sering harus hingga kesemutan.


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

3 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

5 hari lalu

Ilustrasi kue kering. ANTARA/Feny Selly
Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

Berikut panduan porsi makan yang sehat untuk menjaga gula darah tetap stabil seusai Lebaran dari dokter penyakit dalam.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

5 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.