TEMPO.CO, Jakarta - Percepatan penurunan stunting merupakan prioritas nasional dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Widyawati mengatakan sebagai salah satu masalah kesehatan nasional, stunting, perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus dari berbagai pihak. Perhatian itu bisa berasal dari pemerintah, swasta hingga tingkat keluarga. "Diharapkan mampu memberikan dampak yang baik terhadap penurunan angka stunting di Indonesia," katanya dalam webinar dalam rangka upaya pencegahan stunting di Indonesia bersama Kementerian Kesehatan dan Herbalife Nutrition pada akhir Oktober 2022.
Widyawati mengatakan Kementerian Kesehatan berfokus pada intervensi spesifik penurunan stunting, termasuk perbaikan fasilitas sanitasi, edukasi kesehatan, serta dukungan gizi. Mulai dari semua sekolah dan pesantren setingkat SMP dan SMA melaksanakan aksi bergizi, ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali, posyandu mampu melakukan pemantauan pertumbuhan setiap bulan. "Semua kader dari Kementerian Kesehatan mampu mendeteksi balita dengan perlambatan pertumbuhan, serta pesan ABCDE dapat disebarluaskan sehingga masyarakat lebih paham bagaimana mencegah stunting,” kata Widyawati.
Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGBI) 2019, 27.67 persen anak Indonesia mengalami stunting. Artinya sekitar 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting. Meskipun angka ini sudah turun dari 37.2 persen pada 2013, namun tentu kondisi ini masih jauh dari target ke angka 14 persen pada 2024 sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 202.
Intervensi Kementerian Kesehatan difokuskan untuk mencegah stunting pada “pesan tematik ABCDE” antara lain Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri seminggu sekali dan ibu hamil setiap hari minimal 90 tablet selama kehamilan. Para ibu hamil juga perlu teratur periksa kehamilan minimal 6 kali. Cukupi konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia diatas 6 bulan. Langkah selanjutnya adalah datang ke posyandu setiap bulan untuk pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan. Terakhir adalah imunisasi balita ke posyandu setiap bulan, serta berikan ASI ekskusif 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Stunting merupakan kondisi ketika balita memiliki tinggi badan di bawah rata-rata akibat asupan gizi yang didapatkan dalam waktu panjang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Masalah ini tidak bisa dianggap sebelah mata sebab berpotensi memperlambat perkembangan otak anak dan meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari, seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.
Anggota Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife Nutrition Rimbawan mengatakan upaya dalam mencegah stunting perlu menerapkan prinsip gizi seimbang, mulai dari konsumsi makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan empat (4) prinsip gizi seimbang. "Caranya adalah dengan selalu memperhatikan pentingnya pola hidup aktif dan berolahraga, mengonsumsi makanan dengan beraneka ragam, menjaga berat badan ideal dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat," kata Rimbawan.
Senior Director & General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi mengatakan Herbalife Nutrition sangat bangga dapat memberikan dukungan terhadap upaya pemerintah dalam memerangi stunting di Indonesia, upaya ini merupakan bagian dari komitmen global Herbalife Nutrition melalui kampanye Nutrition for Zero Hunger. "Harapannya, dukungan ini dapat mendorong terciptanya generasi penerus bangsa yang lebih sehat," katanya.
Komitmen Herbalife Nutrition dalam menanggulangi stunting di Indonesia dimulai melalui kemitraan antara Herbalife Nutrition dan Herbalife Nutrition Foundation (HNF) dengan Habitat For Humanity Indonesia dalam program pembangunan fasilitas sanitasi sehat, penyediaan akses air bersih dan edukasi kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Program ini telah berjalan sejak tahun 2019 dan bermanfaat bagi perubahan gaya hidup yang lebih sehat, diharapkan nantinya meningkatkan akses dan kesadaran akan lingkungan yang sehat dan aman yang mengarah pada perubahan pola pikir dan perilaku serta kesejahteraan masyarakat. Program ini secara langsung bermanfaat bagi 11.900 orang dan secara tidak langsung bermanfaat bagi 15.350 orang.
Baca: Memahami Asupan MPASI Demi Mencegah Stunting dan Gizi Buruk Anak