TEMPO.CO, Jakarta - Pradiabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk mengindikasikan diabetes. Satu dari tiga orang dewasa memiliki pradiabetes tetapi 80 persen tidak mengetahui gejala.
Pradiabetes mempengaruhi insulin, hormon yang memungkinkan gula darah masuk ke dalam sel tubuh. Pankreas harus memproduksi lebih banyak insulin untuk menjaga sel-sel responsif sampai mereka tidak bisa lagi bertahan dan gula darah naik.
Banyak orang melihat pradiabetes sebagai tanda peringatan untuk melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup untuk mencegah perkembangan diabetes tipe 2 dan masalah kesehatan serius lain dengan beberapa upaya yang bisa memberikan dampak yang lebih positif.
Mengubah pola makan
Untuk mencegah pradiabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2, dokter biasanya merekomendasikan perubahan pola makan. Penelitian juga menunjukkan diet tertentu, seperti diet Mediterania, diet rendah lemak, dan diet vegetarian, akan lebih efektif mencegah diabetes. Dalam penelitian tersebut, beberapa diet yang disebutkan dapat mengurangi risiko pradiabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Mengurangi gula
Banyak orang dengan pradiabetes memilih mengurangi gula tambahan atau berlebih. Mengurangi gula dapat dimulai dengan mengurangi konsumsi makanan seperti permen, kue, kue kering, termasuk mengurangi atau bahkan berhenti mengonsumsi minuman manis.
Mengelola tipe dan jumlah karbohidrat
Kontrol karbohidrat sangat penting untuk pencegahan diabetes. Tetapi yang paling penting adalah tentang jenis dan jumlah karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh dan dicerna. Gula, pati, dan serat semuanya termasuk karbohidrat. Tetapi, gula dan pati dapat meningkatkan gula darah sementara serat tidak terlalu berpengaruh dalam peningkatan gula darah.
Karbohidrat yang baik untuk para pasien pradiabetes adalah yang memiliki indeks glikemik rendah. Beberapa penelitian membuktikan orang yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah memiliki risiko terkena diabetes yang lebih rendah daripada yang makan makanan dengan indeks glikemik tinggi.
FACTY HEALTH | NADIA RAICHAN FITRIANUR
Baca juga: Glaukoma Bisa Sebabkan Kebutaan Permanen, Betulkah Hanya Disebabkan Diabetes?