Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Terlalu Sering Minum Obat Sakit Kepala

Reporter

image-gnews
Ilustrasi minum obat. Shutterstock
Ilustrasi minum obat. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan biasakan bergantung pada obat jika sakit kepala. Penderita disarankan untuk mengganti obat yang terlalu lama diminum dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami sakit kepala berulang.

Spesialis saraf dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, Tiara Aninditha, mengingatkan bahaya terlalu sering minum obat sakit kepala karena bisa menyebabkan sakit kepala berkepanjangan yang disebut Medication Overuse Headache (MOH).

"MOH ini istilah baru, yang secara sederhananya adalah sakit kepala yang dipicu minum obat yang terlalu banyak," katanya.

Ia menjelaskan MOH paling banyak terjadi pada penderita migrain dan wanita muda di usia produktif yang banyak menghabiskan waktu di depan layar ponsel atau komputer.

"Karena migrainnya mengganggu dan dia tidak menemukan cara yang tepat. Padahal bisa saja migrainnya dipicu hal-hal tertentu, jadi bukan menghindari penyebabnya malah dia menghilangkan dengan jalan pintas berupa minum obat," jelasnya. "Kemudian yang sering melihat layar itu rasanya enggak nyaman di kepala. Padahal ada cara lain, tapi ditanganinya malah minum obat terus-menerus," tambahnya.

Periksa ke dokter
Ia menjelaskan orang dapat dikatakan berlebihan minum obat sakit kepala jika melakukannya selama lebih dari 10-12 hari setiap bulan dalam tiga bulan terakhir untuk satu jenis obat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Misalnya paling sering minum parasetamol yang merek bebasnya ada macam-macam, coba saja hitung kira-kira seminggu minimal tiga kali minum, Senin sudah, Selasa sudah, lalu beberapa hari kemudian juga, nanti minggu depan begitu lagi. Kalau itu terjadi setidaknya tiga bulan, berarti kita sudah dalam taraf minum obat terlalu banyak," tuturnya. "Begitu kita mau stop atau enggak minum di minggu-minggu berikut, kepalanya malah sakit. Jadi ketahuannya adalah kita jadi kebiasaan dan susah menghentikan minum obat tersebut." 

Oleh karena itu, Tiara menyarankan tidak menjadikan obat sebagai jalan pintas saat mengalami sakit kepala dan cobalah untuk melakukan upaya lain seperti cukup beristirahat. Selain itu, penting juga untuk mengelola stres dengan baik karena stres juga bisa menjadi salah satu penyebab sakit kepala.

"Kalau migrain memang disarankan minum obat segera saat gejala sakit kepala muncul. Tapi jika tidak membaik, kuncinya bukan berarti harus minum terus menerus. Sebaiknya pergi ke dokter supaya tidak masuk ke MOH," katanya.

Baca juga: Jenis dan Gejala Stroke Berlainan, Apa Penyebabnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

49 menit lalu

Ilustrasi obat. TEMPO/Subekti
Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

19 jam lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

1 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

2 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

3 hari lalu

Ilustrasi liburan (Pixabay.com)
Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.


10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

3 hari lalu

Ilustrasi pria makan sehat atau sayur. shutterstock.com
10 Langkah Tangkal Peradangan Penyebab Penyakit Kronis

Peradangan bisa memicu berbagai penyakit kronis bila didiamkan, seperti penyakit jantung dan kanker. Namun, ada cara untuk mencegahnya.


Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

3 hari lalu

Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com
Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

5 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

6 hari lalu

ilustrasi minum obat (pixabay.com)
4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

10 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah