Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukan Cuma Asmara, Istilah CLBK Juga Berlaku untuk Nakes

Reporter

Tenaga kesehatan memberikan pertolongan pertama kepada peserta di sela-sela Maybank Marathon 2022 di kawasan Gianyar, Bali, Ahad, 28 Agustus 2022. ANTARA/M Agung Rajasa
Tenaga kesehatan memberikan pertolongan pertama kepada peserta di sela-sela Maybank Marathon 2022 di kawasan Gianyar, Bali, Ahad, 28 Agustus 2022. ANTARA/M Agung Rajasa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan cuma terkait urusan asmara, istilah CLBK juga ada yang berhubungan dengan kesehatan. Spesialis okupasi Astri Mulyantini Monik mengingatkan tenaga kesehatan untuk menghindari risiko penyakit akibat kerja (PAK) karena needle stick sharp injury melalui konsep CLBK atau Cuci, Lapor, Berkunjung, dan Kenali.

“Cuci luka yang tersayat atau tertusuk dengan air mengalir atau larutan salin,” katanya.

Setelah mencuci luka, korban dapat melaporkan kepada pengawas di ruangan untuk kemudian berkunjung ke layanan kesehatan IGD atau poliklinik agar mengenali kasusnya serta pemberian rekomendasi oleh tim PAK.

Astri menyampaikan ketika mengalami kecelakaan kerja maka nakes dan tim PAK harus mengetahui sumber pajanan dari luka. Sumber pajanan bisa berasal dari benda tajam nonsteril, benda tajam infeksius, dan benda infeksius tapi tidak diketahui status infeksiusnya.

Jika tertusuk akibat benda tajam nonsteril, tatalaksananya hanya sebatas perawatan, pelaporan, pengklaiman biaya, dan tidak perlu dilakukan rekomendasi berupa pemeriksaan lebih lanjut. Namun, jika kecelakaan kerja terjadi akibat benda tajam infeksius, maka korban harus melihat riwayat Hepatitis B, Hepatitis D, dan HIV dari sumber pajanan atau pasien.

“Kalau kita berhenti pada pelaporan saja dan tidak dilakukan surveilance, itu kemungkinan ke depannya akan ada risiko terjangkit HIV, Hepatitis B, Hepatitis D. Jadi, penting sekali diketahui sumber pajanan dan tata laksana lanjutan,” ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Waspadai infeksi
Ia juga mengingatkan pentingnya kehadiran Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) yang terdiri dari dokter okupasi, petugas Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), dan unit pelayanan seperti IGD dan poliklinik serta pelayanan untuk vaksinasi. Komite tersebut nantinya akan melakukan indentifikasi, rekomendasi, pengawasan, hingga pelaporan jika terjadi dugaan penyakit akibat kerja.

“Misalnya terjadi satu kasus tertusuk benda tajam 2 tahun yang lalu dan kemudian menderita Hepatitis B, kita bisa duga ini akibat kecelakaan kerja sehingga bisa melakukan dan menetapkan tujuh langkah diagnosis okupasi,” jelasnya.

Selain itu, pelaporan kecelakaan akibat kerja juga diberlakukan untuk mempermudah klaim biaya pengobatan. Ia mengimbau nakes melindungi diri dari risiko penyakit akibat kerja dengan membekali diri dengan vaksin hepatitis serta memiliki kesadaran tinggi untuk menilai jika memiliki risiko penyakit akibat kerja.

“Jika belum tervaksinasi hepatitis atau tidak lengkap, penangannya beda. Jika tidak lengkap atau belum pernah vaksin, itu akan diberi imunoglobulin yang harganya sudah belasan juta. Ketika sudah terlindung dengan vaksinasi hepatitis, itu tata laksananya lebih mudah dan lebih aman,” tegasnya.

Baca juga: Kiat Cegah Luka Jadi Tetanus

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Luka Dekubitus Mengancam Lansia, Apa Itu dan Penyebabnya?

11 hari lalu

ilustrasi lansia (pixabay.com)
Luka Dekubitus Mengancam Lansia, Apa Itu dan Penyebabnya?

Lansia berpotensi besar mengalami luka yang disebabkan oleh tekanan atau dekubitus. Apa penyebabnya?


Jenis Vaksinasi yang Dianjurkan sebelum Bepergian

12 hari lalu

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)
Jenis Vaksinasi yang Dianjurkan sebelum Bepergian

Orang yang akan bepergian disarankan melakukan vaksinasi sesuai kebutuhan dua pekan sebelum keberangkatan agar antibodi terbentuk optimal.


Penularan Hepatitis B Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Cegah dengan Ini

17 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Penularan Hepatitis B Mayoritas Ditularkan dari Ibu ke Anak, Cegah dengan Ini

Penularan hepatitis B, C, dan D dari ibu ke anak umumnya secara langsung ketika hamil melalui plasenta yang akan dibawa hingga bayi lahir


Rapper Big Naughty Alami Hepatitis A, Ketahui Gejala dan Penularannya

17 hari lalu

Rapper Korea Big Naughty. FOTO/Instagram
Rapper Big Naughty Alami Hepatitis A, Ketahui Gejala dan Penularannya

Big Naughty, rapper asal Korea Selatan alami hepatitis A membuatnya membatalkan konser di Keimyung University. Apa itu hepatitis A?


Faktor Risiko Sirosis Hati, Termasuk Minum Alkohol dan Obesitas

23 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock.com
Faktor Risiko Sirosis Hati, Termasuk Minum Alkohol dan Obesitas

Selain minum alkohol, infeksi virus, gangguan metabolisme tubuh, obesitas, diabetes, serta kolesterol juga menjadi faktor risiko sirosis hati.


Dokter Muda Sebut Manfaat RUU Kesehatan

25 hari lalu

Ribuan tenaga kesehatan saat melakukan aksi damai di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Senin 8 Mei 2023. Dalam aksinya 5 Organisasi Profesi Kesehatan yang terdiri dari Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, dan Ikatan Bidan Indonesia melakukan penolakan atas RUU Kesehatan Omnibuslaw. TEMPO/Subekti.
Dokter Muda Sebut Manfaat RUU Kesehatan

Koordinator JDMI mengungkapkan RUU Kesehatan menguntungkan dokter muda untuk mempermudah karir dan memberi perlindungan hukum profesi.


Alasan RUU Kesehatan 2023 Dinilai Tidak Adil dan Banyak Masalah

26 hari lalu

Ribuan tenaga kesehatan saat melakukan aksi damai di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Senin 8 Mei 2023. Dalam aksinya 5 Organisasi Profesi Kesehatan yang terdiri dari Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, dan Ikatan Bidan Indonesia melakukan penolakan atas RUU Kesehatan Omnibuslaw. TEMPO/Subekti.
Alasan RUU Kesehatan 2023 Dinilai Tidak Adil dan Banyak Masalah

RUU Kesehatan dinilai tidak adil dan banyak masalah. Pasal-pasal yang dinilai mengandung kriminalisasi disorot.


Ribuan Nakes Gelar Aksi di Patung Kuda: RUU Kesehatan Dianggap Berpotensi Memecah Belah Profesi Kesehatan

27 hari lalu

Sejumlah tenaga kesehatan saat melaksanakan aksi  dengan menyerukan penolakan atas Rancangan Undang-Undang Kesehatan (RUU) di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta, Senin 8 Mei 2023. TEMPO/ HANIFAH DWIJAYANTI
Ribuan Nakes Gelar Aksi di Patung Kuda: RUU Kesehatan Dianggap Berpotensi Memecah Belah Profesi Kesehatan

Ribuan Nakes menggelar aksi di Kawasan Parung Kuda, Jakarta. Mereka menolak RUU Kesehatan yang dinilai dapat Memecah Belah Profesi Kesehatan.


Kemenkes Imbau Dokter Tak Tinggalkan Pelayanan karena Demo Tolak RUU Kesehatan

28 hari lalu

Sejumlah tenaga kesehatan dari berbagai organisasi kesehatan membentangkan spanduk saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 28 November 2022. Dalam aksi tersebut mereka menolak RUU Kesehatan Omnibus Law yang saat ini masuk dalam Prolegnas prioritas. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kemenkes Imbau Dokter Tak Tinggalkan Pelayanan karena Demo Tolak RUU Kesehatan

Syahril menyebut pemerintah dan DPR masih terus berusaha menyempurnakan RUU Kesehatan. Menyebut alasan unjuk rasa tak beralasan.


Pemicu Banyak Negara Kekurangan Tenaga Kesehatan

36 hari lalu

Sejumlah tenaga kesehatan dari berbagai organisasi kesehatan membentangkan spanduk saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 28 November 2022. Dalam aksi tersebut mereka menolak RUU Kesehatan Omnibus Law yang saat ini masuk dalam Prolegnas prioritas. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pemicu Banyak Negara Kekurangan Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang kurang menjadi masalah berbagai negara di dunia, bukan hanya di Indonesia. Ini sebabnya.