TEMPO.CO, Jakarta - Dalam memelihara kucing, diperlukan pengetahuan yang mumpuni. Banyak anggapan atau mitos terkait kucing yang bisa jadi masih dipercaya hingga saat ini. Dari banyak anggapan itu, ada yang benar adapula yang keliru.
Mitos dan Fakta tentang Kucing
Berikut sejumlah anggapan dan mitos atau fakta sebenarnya tentang kucing.
Baca juga:
1. Kucing selalu dapat mendarat dengan kakinya
Kucing adalah makhluk yang gesit, tetapi tetap saja sebenarnya mereka dapat melukai diri sendiri jika jatuh dengan tidak sempurna. Seperti yang dicatat oleh Animal Medical Centre, para dokter hewan menggunakan istilah sindrom high-rise" untuk menggambarkan cedera yang diderita kucing akibat jatuh yang mencakup keseleo, patah tulang, dan bahkan masalah pernapasan. Berlawanan dengan banyak anggapan, kucing ternyata lebih perpotensi terluka dari ketinggian rendah karena tidak memiliki cukup waktu untuk membalikkan tubuh.
2. Kucing tidak bisa dilatih
Melansir Hills Pet, ternyata, kucing juga dapat dilatih layaknya anjing. Pelatihan tidak melulu untuk tujuan hiburan, tetapi bisa juga untuk hal sederhana yang berguna seperti latihan menggunakan kotak pasir untuk buang air.
Baca: Peneliti Ungkap Aktivitas Menonton Video Kucing Bisa Tingkatkan Energi Positif
3. Kucing mengibaskan ekor tandanya sedang bahagia
Bisa jadi, sejauh ini tidak ada yang benar-benar tahu secara pasti kebenarannya. Namun, biasanya kucing akan mengibaskan ekornya ketika merasa kesal atau berpikir. Kucing berkomunikasi melalui bahasa tubuh yang kompleks dan ekspresi vokal seperti layaknya manusia.
4. Ibu Hamil Mesti Menghindari Kucing Karena Dapat Terinfeksi Toksoplasma
Ibu hamil boleh-boleh saja berinteraksi dengan kucing. Toksoplasma menyebar melalui kotoran. Selama ibu hamil menghindari kontak dengan kotak pasir, seharusnya tidak ada masalah.
5. Kucing dapat kehilangan keseimbangan jika tidak ada kumis
Kucing memang menggunakan kumisnya sebagai "perasa", namun bukan untuk menjaga keseimbangan. Bagaimana kucing memposisikan kumisnya juga bisa menjadi tanda-tanda suasana hati. Kumis punya peran yang krusial bagi kucing dan juga terdapat saraf-saraf penting pada akar kumis.
6. Susu baik untuk kucing
Kucing selama ini identik dengan hewan yang menyukai susu. Namun, ada sebagian kucing yang tidak toleran terhadap laktosa. Banyak kucing dapat mengalami diare karena susu. Terlalu banyak mengonsumsi susu juga dapat menyebabkan obesitas.
7. Kucing yang Makan Rumput Berarti sedang Sakit
Pernyataan ini dapat dikatakan tidak benar. Mengutip dari laman Sciencemag, dalam sebuah survei oleh peneliti dari School of Veterinary Medicine University of California yang menyertakan 1.021 pemilik kucing, diperoleh fakta bahwa kucing cukup sering mengunyah tanaman hijau. Menariknya, 91% kucing terlihat normal tanpa indikasi terkena penyakit, hanya 27 persen yang melaporkan kucing muntah setelah makan tanaman atau rumput.
Selain itu, melansir Mongabay, hasil studi sejumlah ilmuwan pada 2019 lalu menunjukkan bahwa alasan paling utama kucing makan rumput adalah untuk mengeluarkan parasit dari usus dan juga hairball.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga: 8 Manfaat Memelihara Kucing: Turunkan Risiko Penyakit jantung, Hilangkan Stres
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.