TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin pernah mengalami kondisi di mana Anda berada dalam situasi stres dan emosional yang tinggi akibat hal yang menyakitkan. Kondisi seperti ini biasanya disebut dengan sindrom patah hati. Sindrom ini termasuk gangguan mental yang dapat menghambat beberapa fungsi jantung.
Apa itu sindrom patah hati?
Mengutip Mayo Clinic, sindrom patah hati merupakan kondisi jantung yang sering disebabkan oleh situasi stres dan emosi yang ekstrem. Kondisi ini juga dapat dipicu oleh penyakit fisik serius atau pembedahan.
Sindrom patah hati biasanya kondisi sementara. Tapi beberapa orang mungkin terus merasa tak enak badan setelah jantungnya sembuh.
Orang yang mengalami sindrom patah hati mungkin mengalami nyeri dada mendadak atau mengira mereka mengalami serangan jantung. Sindrom patah hati hanya mempengaruhi sebagian dari jantung. Ini secara singkat mengganggu cara jantung memompa darah.
Ada banyak istilah yang dikaitkan dengan sindrom patah hati, seperti kardiomiopati stres, kardiomiopati Takotsubo, kardiomiopati takotsubo berulang, atau sindrom balon apikal.
Penyebab sindrom patah hati
Sindrom patah hati merupakan suatu kondisi di mana melemahnya ventrikel kiri, ruang pemompaan utama jantung. Mengutip Harvard Health Publising, ini biasanya sebagai akibat dari stres emosional atau fisik yang parah, seperti penyakit mendadak, kehilangan orang yang dicintai, kecelakaan serius, atau bencana alam seperti gempa bumi.
Penyebab pasti sindrom patah hati belum diketahui. Ketika Anda bereaksi terhadap stres fisik atau emosional, tubuh Anda melepaskan hormon stres dalam darah Anda seperti adrenalin, noradrenalin, epinefrin dan norepinefrin. Para ahli berpikir bahwa hormon-hormon ini untuk sementara mengganggu fungsi jantung Anda, seperti:
- Mengganggu ritme jantung yang normal dan stabil (pola detak jantung).
- Menyebabkan bagian dari jantung Anda untuk sementara membesar (bagian bawah ventrikel kiri Anda).
- Menyebabkan kontraksi yang lebih kuat di area lain di jantung Anda.
- Perubahan ini menyebabkan kegagalan otot jantung sementara.
Gejala sindrom patah hati
Mengutip Cleveland Clinic, Anda akan merasakan gejala dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah peristiwa yang membuat stres. Pada sindrom patah hati, pelepasan hormon stres untuk sementara melumpuhkan otot jantung Anda, menghasilkan gejala yang mirip dengan serangan jantung biasa.
Tanda dan gejala sindrom patah hati meliputi:
- Mendadak nyeri dada parah (angina)
- Sesak napas
- Melemahnya ventrikel kiri jantung Anda adalah tanda utama.
- Cairan di paru-paru Anda.
- Detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
Sebagian kecil pasien yang didiagnosis dengan sindrom patah hati tidak dapat mengidentifikasi tekanan apa pun yang mungkin memicu episode mereka.
KAKAK INDRA PURNAMA