Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

IDI Sebut Pasien Covid-19 Pernah Kena Badai Sitokin Bisa Alami Gangguan Ginjal

image-gnews
Kata
Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Erlina Burhan menyatakan bahwa Covid-19 dapat menimbulkan gangguan pada sejumlah organ dalam tubuh, salah satunya gangguan ginjal yang bisa terjadi jika pasien pernah mengalami badai sitokin. Lantas, apakah itu badai sitokin yang pernah menghantui ketika Covid-19 melanda?

Saat seorang pasien Covid-19 mengalami badai sitokin, sel imun akan menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat. Tidak hanya sel imun, badai sitokin disinyalir juga mempengaruhi organ tubuh dalam, seperti jantung atau bahkan ginjal.

"Juga bisa kalau terjadi badai sitokin, itu bisa mempengaruhi berbagai organ, bisa ke jantung atau bisa juga ke ginjal, tetapi saya tidak bicara gagal ginjal akut pada anak," kata Erlina, Kamis 3 November 2022.

Ia tak mengatakan kaitanntya dengan penyakit gagal ginjal akut yang belakangan diderita anak-anak saat ini. "Saya enggak bicara anak ya karena ini isu sensitif, ada orang marah-marah gagal ginjal akut ini. Saya bicara tentang Covidnya, enggak ada hubungannya dengan gagal ginjal akut anak," kata dia.

Lebih lanjut, Erlina menjelaskan bahwa pasien Covid-19 dapat mengalami gangguan ginjal karena angiotensin converting enzyme 2 (ACE2). Enzim ACE2 adalah reseptor virus Covid-19 yang berada di berbagai bagian tubuh. Kendati demikian, Erlina tidak ingin menghubungkan Covid-19 dengan penyakit gagal ginjal akut yang banyak diderita anak sekarang lantaran itu merupakan permasalahan para dokter anak.

Baca: Cara Meredam Badai Sitokin yang Banyak Menyerang Pasien Covid-19

Lantas, apakah itu badai sitokin yang pernah menghantui Covid-19?

Mengutip healthline, badai sitokin adalah suatu kondisi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak molekul yang disebut sitokin. Molekul-molekul ini meningkatkan peradangan dan dapat merangsang aktivitas sel-sel kekebalan lainnya secara berlebihan. Protein yang semula membantu sistem imun akan memicu sistem imun untuk menyerang saringan dan sel tubuh.

Badai sitokin adalah fenomena yang pertama kali dijelaskan dalam literatur medis pada 1993. Ini adalah respons inflamasi yang tidak terkontrol akibat jumlah protein kecil yang berlebihan yang disebut sitokin. Istilah "badai sitokin" kerap digunakan secara bergantian dengan "sindrom pelepasan sitokin" atau istilah medis "hipersitokinemia."

Sitokin memainkan peran penting dalam mengaktifkan respons imun tubuh seseorang. Beberapa jenis sitokin meningkatkan peradangan dan memberi sinyal bagi sel-sel kekebalan lain untuk berkumpul di bagian tertentu dari tubuh.

Namun, selama badai sitokin, terlalu banyak sitokin yang dilepaskan. Hal ini menyebabkan aktivasi berlebihan dari sel-sel kekebalan lain, seperti sel-T, makrofag, dan sel-sel pembunuh alami. Aktivitas sel-sel ini yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan jaringan, disfungsi organ, dan terkadang kematian. Kondisi ini bahkan dianggap sebagai asal mula atas tingginya jumlah kematian pada orang muda selama pandemi flu 1918.

Bagaimana badai sitokin berhubungan dengan Covid-19?

Mengutip jurnal The Lancet Microbe, akhir-akhir semakin banyak jenis infeksi bermunculan, termasuk SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19. Ternyata, infeksi Covid-19 tersebut dapat memicu badai sitokin. Pelepasan sitokin adalah bagian penting dari respons sistem kekebalan seseorang terhadap virus dan zat asing lainnya. Namun, ketika terlalu banyak sitokin yang dilepaskan, akan menyebabkan kerusakan organ yang semakin parah. Banyak jenis sitokin yang berbahaya telah dihubungkan dengan Covid-19, yaitu:

  • interleukin-1β
  • interleukin-6
  • IP-10
  • interferon-γ
  • faktor nekrosis tumor
  • protein inflamasi makrofag 1α dan 1β
  • faktor pertumbuhan endotel vaskular

Pada sebuah studi otopsi 2020, telah menemukan bukti bahwa banyak kasus Covid-19 yang berakhir dengan kematian disebabkan oleh kegagalan multiorgan, bahkan hanya dengan adanya jumlah jejak SARS-CoV-2. Para peneliti berpikir bahwa ini menunjukkan aktivitas sistem kekebalan yang berlebihan lantaran dapat berperan dalam kegagalan organ tubuh, termasuk ginjal.

Tingkat interleukin-6 lebih tinggi dihubungkan dengan kelangsungan hidup lebih pendek bagi orang yang mengalami Covid-19. Selain itu, beberapa penelitian besar telah menemukan bahwa kadar interleukin yang lebih tinggi dari 80 kilogram per mililiter adalah prediktor terbaik kegagalan pernapasan dan kematian. Badai sitokin pun telah dihubungkan dengan hasil yang buruk pada orang dengan sindrom pernapasan akut parah (SARS). Dengan demikian, badai sitokin yang menyerang pasien Covid-19 dapat merusak organ tubuh seseorang, seperti ginjal, jantung, dan paru-paru.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: Waspada Gangguan Ginjal Akut pantau Pola Kencing Anak Secara Berkala

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

1 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

1 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

9 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

12 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

12 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

14 hari lalu

Sejumlah pemudik menunggu jadwal keberangkatan kereta dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2024. Sebanyak 17.994 orang meninggalkan Kota Jakarta melalui Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, untuk mudik ke kampung halaman ke berbagai daerah pada H-5 Lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.


Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

14 hari lalu

Flu Singapura.
Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.


Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

17 hari lalu

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.