Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badai Sitokin Covid-19: Sebab, Gejala, dan Cara Menanganinya

image-gnews
Tenaga Medis tengah merawat pasien Covid-19 di RSUD Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 26 Agustus 2021. Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit Covid-19 di Jakarta saat ini mencapai 22 persen. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tenaga Medis tengah merawat pasien Covid-19 di RSUD Kramat Jati, Jakarta, Kamis, 26 Agustus 2021. Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit Covid-19 di Jakarta saat ini mencapai 22 persen. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, JakartaBadai sitokin terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang melepaskan terlalu banyak molekul sitokin. Molekul inilah yang dapat meningkatkan peradangan dan merangsang aktivitas sel kekebalan lainnya secara berlebihan.

Sebenarnya, badai sitokin ini sudah pernah menjadi asal mula pandemi flu pada 1918. Namun, badai sitokin pernah sangat menghantui pasien Covid-19. Nyatanya, badai sitokin memang dapat disebabkan oleh gangguan autoimun, imunoterapi, dan infeksi seperti yang menyebabkan Covid-19.

Penyebab Badai Sitokin

Melansir healthline, badai sitokin disebabkan oleh reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh seseorang terhadap sesuatu yang dianggap berbahaya. Terkadang, ini bisa terjadi bahkan tanpa adanya zat asing. Badai sitokin dapat berkembang karena salah satu dari beberapa alasan, berikut:

  • Sistem kekebalan seseorang merasakan bahaya ketika tidak ada yang berbahaya.
  • Reaksi sistem kekebalan lebih besar daripada ancaman zat asing.
  • Zat asing lebih merusak dibandingkan yang dapat ditangani oleh sistem kekebalan seseorang sehingga menyebabkan reaksi sistem kekebalan berkepanjangan.
  • Sistem kekebalan tidak mati dengan benar setelah menghancurkan suatu ancaman berbahaya.

Selain sebab-sebab tersebut, badai sitokin juga dapat terjadi karena adanya infeksi, tetapi juga dapat dipicu oleh beberapa jenis imunoterapi atau gangguan autoimun. Berikut terdapat kondisi yang terkait dengan badai sitokin karena infeksi berikut ini, yaitu:

  • SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
  • Yersinia pestis (wabah).
  • Flu burung.
  • Demam berdarah.
  • Sindrom pernapasan akut parah (SARS).
  • Graft versus host (GvHD).
  • Sepsis.
  • Kondisi autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau lupus.
  • Imunoterapi, seperti terapi transfer sel T atau terapi antibodi monoklonal.

Baca: Cara Meredam Badai Sitokin yang Banyak Menyerang Pasien Covid-19

Gejala Badai Sitokin

Mengutip jurnal The Lancet Microbe, badai sitokin dapat terjadi di banyak bagian tubuh sehingga menyebabkan berbagai macam gejala, mulai dari yang ringan sampai mengancam nyawa tergantung pada penyakit yang mendasari dan organ yang terkena. Pasalnya, kasus badai sitokin yang serius dapat menyebabkan kegagalan multiorgan. Umumnya, berikut gejala badai sitokin, yaitu demam, panas dingin, diare, kelelahan, pegal-pegal, sakit kepala, kehilangan selera makan, mual, ruam, dan muntah.

Untuk pasien Covid-19, berikut terdapat gejala darurat yang mengalami badai sitokin sehingga perlu perhatian medis secepatnya, yakni:

  • Rasa sakit atau tekanan yang terus-menerus di dada.
  • Kebingungan yang baru dikembangkan.
  • Kesulitan bernapas.
  • Ketidakmampuan untuk tetap terjaga.
  • Warna abu-abu, pucat, atau biru pada kulit, bibir, atau dasar kuku.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara Menangani Badai Sitokin

Cara menangani badai sitokin tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Biasanya, dokter menggunakan obat penghambat sitokin untuk mengurangi kadar sitokin yang memicu peradangan, seperti tocilizumab, anakinra, kortikosteroid, dan baricitinib. Selain obat, seseorang dengan badai sitokin juga akan diberikan perawatan suportif, seperti melakukan terapi oksigen, menggunakan elektrolit, mengonsumsi cairan intravena (IV), melakukan dialisis ginjal, dan mengonsumsi obat jantung

Di sisi lain, peneliti terus menyelidiki cara terbaik untuk menangani badai sitokin terkait dengan Covid-19. Melansir ncbi.nlm.nih.gov, beberapa penelitian telah menemukan hasil yang menjanjikan dari obat yang memblokir sitokin tertentu, seperti interleukin-1 atau interleukin-6.

Selain itu, jenis imunosupresan yang berasal dari tanaman juga sedang diselidiki untuk pengobatan badai sitokin yang disebabkan oleh Covid-19.Peneliti lain percaya bahwa badai sitokin mungkin diperlukan untuk membersihkan virus Covid-19 dan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan yang kontraproduktif.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: IDI Sebut Pasien Covid-19 Pernah Kena Badai Sitokin Bisa Alami Gangguan Ginjal

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Masih Jalani Arus Balik Lebaran? Lakukan Power Nap untuk Bantu Kembalikan Fokus Menyetir

3 jam lalu

Seorang pengemudi tidur setelah menghadapi kemacetan di Jalur Indramayu, Jawa Barat, Senin (5/9). Pada Puncak Arus Balik lebaran tahun ini terjadi kemacetan hampir di semua kota sehingga waktu tempuh menuju Jakarta hampir 2 kali lipat dibanding waktu normal. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Masih Jalani Arus Balik Lebaran? Lakukan Power Nap untuk Bantu Kembalikan Fokus Menyetir

Power nap dapat membantu kembalikan fokus selama perjalanan panjang arus balik lebaran. Bagaimana caranya?


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

1 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

1 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

7 hari lalu

Buah naga (Pixabay.com)
Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

7 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

8 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

9 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

12 hari lalu

Flu Singapura.
Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

12 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.