"

Hindari Pandemi Superbug Akibat Antibiotik. Apa Itu?

Reporter

Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)
Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap pekan terakhir November, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencanangkan pekan kesadaran menggunakan antibiotik dunia (WAAW). Tujuannya mencegah dan mengendalikan terjadinya superbug dengan kampanye mulai dari petugas kesehatan kepada masyarakat.

Pakar mikrobiologi klinis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Yulia Rosa Saharman, Ph.D, mengatakan masyarakat harus bijak menggunakan antibiotik agar tidak terjadi pandemi baru superbug.

“Kita harus bijak menggunakan antibiotik supaya superbug tidak menjadi pandemi baru atau bukan seperti fenomena gunung es atau silent pandemi, yaitu pandemi yang diam-diam tapi membunuh,” katanya.

Ia menjelaskan superbug adalah istilah untuk mikroorganisme atau bakteri yang sudah resisten atau kebal terhadap antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat seperti terlalu sedikit atau berkepanjangan dan terlalu sering membuat bakteri yang dulu bisa mati ada yang mencoba mempertahankan bentuknya dengan bermutasi.

“Dia membentuk seperti tameng dan mengubah bentuk, jadi antibiotik tidak bisa membunuh bakteri tersebut, jadi dia bermutasi dengan bentuknya. Dari dulu sama sudah ada bakterinya tapi sifatnya yang berubah,” jelasnya.

Kematian lewati Covid-19
Beberapa penelitian dari data surveilans WHO menyebut angka kematian karena superbug jauh melebihi COVID-19. Karena itu diperlukan kesadaran masyarakat karena di beberapa negara sudah menjadi sebuah pandemi baru.

“Mungkin kita yang selama ini belum terlalu peduli dengan superbug, jadi mungkin diharapkan setelah ini lebih aware dan sadar terhadap bahaya yang mengancam,” ujarnya.

Ia mengatakan superbug bisa dicegah dengan tidak menggunakan antibiotik secara serampangan. Yang bisa dilakukan lebih umum adalah rajin mencuci tangan dan memakai masker untuk menghindari infeksi bakteri.

“Jadi, antibiotik tidak boleh digunakan sembarangan, harus dengan resep dan petunjuk dokter. Misalnya diresepkan antibiotik lima hari, jangan diminum hanya satu hari, enggak bisa seperti itu. Itu yang memicu akhirnya superbug berubah bentuk,” paparnya.

Baca juga: Alasan Tak Dianjurkan Beli Antibiotik tanpa Resep Dokter








Gejala dan Cara Mengatasi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada Anak

1 hari lalu

Ilustrasi infeksi saluran kemih. shutterstock.com
Gejala dan Cara Mengatasi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada Anak

Kebanyakan infeksi saluran kemih (ISK) pada anak disebabkan oleh bakteri dari sistem pencernaan yang masuk ke uretra.


Jamur Kapang, Jamur yang Mudah Tumbuh Pada Baju Bekas Impor, Begini Penjelasannya

4 hari lalu

Suasana penjualan pakaian impor bekas di Pasar Senen, Jakarta, Kamis, 3 November 2022. Data BPS menunjukkan, pada tahun 2021, hanya ada 8 ton impor baju bekas yang masuk ke Indonesia lewat pos tarif HS 6309 (worn clothing and other worn articles/pakaian dan produk lainnya digunakan) dengan total nilai 44.000 dollar AS. Tempo/Tony Hartawan
Jamur Kapang, Jamur yang Mudah Tumbuh Pada Baju Bekas Impor, Begini Penjelasannya

Jamur kapang merupakan mikroorganisme multiseluler dapat ditemukan di berbagai barang dengan kelembapan tinggi seperti baju bekas impor.


Jokowi Larang Thrifting, Apa Bahaya Pakai Baju Bekas Impor?

5 hari lalu

Suasana penjualan pakaian impor bekas di Pasar Senen, Jakarta, Kamis, 3 November 2022. Meningkatnya tren membeli baju bekas atau thrifting di kalangan anak muda berdampak terhadap jumlah impor pakaian bekas. Tempo/Tony Hartawan
Jokowi Larang Thrifting, Apa Bahaya Pakai Baju Bekas Impor?

Jokowi melarang penjualan baju bekas impor atau thrifting yang kian marak. Apa dampak bagi UMKM, terutama soal efek kesehatan penggunanya?


Hati-hati, Persentase Kematian Akibat Leptospirosis Melebihi COVID-19

11 hari lalu

Ilustrasi tikus. dailymail.co.uk
Hati-hati, Persentase Kematian Akibat Leptospirosis Melebihi COVID-19

Pakar menyebut angka persentase kematian akibat leptospirosis di Indonesia secara umum lebih tinggi dari COVID-19. Waspadalah!


Pahami Penyebab dan Penanganan Leptospirosis

13 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Pahami Penyebab dan Penanganan Leptospirosis

Penyebab penyakit leptospirosis pada manusia ialah bakteri Leptospira interrogans dan biasanya ada di daerah rawan banjir atau ada genangan air.


Manfaat Makanan Fermentasi yang Perlu Anda Ketahui

14 hari lalu

Ilustrasi Tape singkong. Shutterstock
Manfaat Makanan Fermentasi yang Perlu Anda Ketahui

Makan makanan fermentasi memiliki banyak manfaat untuk usus dan sistem pencernaan Anda


Dari Boomers hingga Generasi Z, Berapa Lama Orang Indonesia Internet-an?

16 hari lalu

Sejumlah pelajar sekolah dasar (SD) mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet gratis yang disediakan sebuah warung kopi di Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Rabu 29 Juli 2020. Penyediaan jaringan internet gratis yang diberikan pemilik warung kopi tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan di tengah pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Dari Boomers hingga Generasi Z, Berapa Lama Orang Indonesia Internet-an?

Internet menjadi hal yang tak terpisahkan dalam masyarakat, mulai dari generasi Boomers hingga Gen Z, di masa digital saat ini.


Kanker Kelenjar Getah Bening Penyebab Atlet Bulu Tangkis Az Zahra Putri Dania Meninggal, Ini Sebab Limfoma

17 hari lalu

Az Zahra Putri Dania. Foto: Instagram/@dania_badminton
Kanker Kelenjar Getah Bening Penyebab Atlet Bulu Tangkis Az Zahra Putri Dania Meninggal, Ini Sebab Limfoma

Kanker kelenjar getah bening menjadi penyebab atlet bulutangkis Az Zahra Putri Dania meninggal. Apa pencetus penyakit yang juga disebut limfoma ini?


Mengenali Berbagai Masalah Sistem Pencernaan

18 hari lalu

Ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Mengenali Berbagai Masalah Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan juga rentan mengalami masalah kesehatan


Alasan BRI Sebut Dampak Pandemi Lebih Berat dari Krisis 1998

18 hari lalu

Gedung Bank Rakyat Indonesia di Jakarta.
Alasan BRI Sebut Dampak Pandemi Lebih Berat dari Krisis 1998

BRI menyebutkan dampak pandemi COVID-19 dirasa lebih besar dibandingkan dengan krisis keuangan yang terjadi pada 1998.