Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Cuma Batuk, Ini Gejala Lain Pneumonia yang Perlu Diperhatikan

Reporter

image-gnews
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pulmonolog dan spesialis kedokteran respirasi Rr. Diah Handayani mengatakan sesak napas adalah gejala khas pneumonia yang perlu diwaspadai di samping gejala umum seperti batuk dan demam.

“Batuk, demam, atau diiringi dengan flu itu merupakan gejala yang biasa. Kalau pada orang tua dan anak kecil, apabila disertai dengan sesak, ini adalah tanda pneumonia yang sangat khas,” kata dokter dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) itu.

Dia mengatakan gejala sesak napas tersebut karena penumpukan cairan di dalam paru-paru. Ketika orang mengalami pneumonia, kantung udara dalam paru-paru (alveoli) dipenuhi cairan yang dihasilkan oleh proses peradangan akibat infeksi kuman, virus, dan jamur.

“Dampaknya adalah cairan ini mengganggu proses pertukaran udara. Kemudian dia bisa menimbulkan rasa sesak karena proses masuknya udara terganggu,” ujar Diah.

Adanya cairan di dalam paru-paru membuat penderita mengalami gejala batuk karena tubuh secara refleks akan berusaha mengeluarkan cairan tersebut. Ia mengatakan dahak yang keluar biasanya berwarna kehijauan, menandakan sel-sel radang yang telah banyak. Namun, jika peradangan masih terjadi di saluran napas atas, biasanya penderita bergejala ringan.

Menurutnya, tanda-tanda pneumonia seringkali sulit dikenali pada lansia, terutama saat orang tersebut sudah tidak bisa mobilisasi mandiri. Pada lansia penderita pneumonia biasanya menunjukkan tanda penurunan nafsu makan serta batuk namun sulit mengeluarkan dahak.

“Tanda-tanda pneumonia yang seperti itu biasanya susah dikenali karena dia berbaring saja sehingga tidak lagi merasa sesak,” tutur Diah.

Untuk menegakkan diagnosis pneumonia, selain mengidentifikasi gejala-gejala, Diah mengatakan biasanya dokter akan merekomendasikan sejumlah pemeriksaan, termasuk laboratorium.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Salah satunya adalah pemeriksaan leukositosis. Leukosit adalah sel radang, dia akan meningkat pada keadaan pneumonia,” ujarnya.

Ragam pemeriksaan
Menurutnya, pneumonia yang berat bisa mengganggu fungsi ginjal. Oleh sebab itu dibutuhkan pula pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin. Terkait proses peradangan lain, dokter akan memantau dengan prokrastitonin (PCT). Kemudian, apabila dokter mencurigai pneumonia diiringi infeksi jamur, maka pemeriksaan serologi jamur akan dibutuhkan. Selain itu, pemeriksaan lain juga termasuk rontgen toraks dan pemeriksaan kultur untuk mengetahui perkiraan jenis kuman.

“(Setelah pemeriksaan) baru kita obati. Mengobati pneumonia adalah dengan pemberian antibiotik, antivirus, antijamur. Jadi harus disesuaikan dengan patogennya. Patogen ini penyebabnya,” papar Diah.

Dia mengatakan pneumonia merupakan kategori penyakit akut dan bukan penyakit kronis yang menahun atau tidak sembuh-sembuh. Namun, terkadang pneumonia juga bisa terjadi pada orang dengan penyakit kronis kemudian mengalami infeksi sehingga terjadi kondisi yang akut. Diah memastikan pneumonia merupakan penyakit infeksi yang dapat sembuh 100 persen apabila ditangani dengan baik melalui dua langkah penting.

“Yang pertama adalah mengenali sejak dini. Kedua segera memberikan obat antinya. Kalau pneumonia misalnya karena bakteri, diberikan antibiotik. Kalau karena virus, diberikan antivirus sesegera mungkin. Biasanya pemberian bisa 5-7 hari, bahkan dua minggu, dan dia bisa sembuh total,” tegasnya.

Baca juga: Kiat mencegah dan Mengenali Penyebab Paru-Paru Basah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Cara Sederhana Redakan Batuk Membandel

1 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
6 Cara Sederhana Redakan Batuk Membandel

Batuk bisa bertahan selama beberapa waktu. Berikut beberapa pengobatan rumahan yang bisa dicoba untuk meredakan batuk.


Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

14 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

Pada 2022, sebanyak 7,5 juta orang didiagnosis tuberkulosis dan menjadi rekor tertinggi yang pernah terjadi. Berikut gejala TBC yang perlu diwaspadai.


Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

15 hari lalu

Imelda Marcos. AP/Pat Roque
Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

Mantan Ibu Negara Imelda Marcos keluar dari rumah sakit setelah pekan lalu dirawat karena pneumonia ringan.


Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

20 hari lalu

Burung kakatua putih. ANTARA
Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?


Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

25 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.


Kelompok yang Berisiko Tinggi Kena TBC, Termasuk Perokok

28 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Kelompok yang Berisiko Tinggi Kena TBC, Termasuk Perokok

Selain perokok, kelompok-kelompok lain yang memiliki risiko terkena TBC adalah orang yang positif HIV karena imunnya rendah, serta balita dan lansia.


Mark Feehily Tinggalkan Westlife untuk Sementara, Ini Alasannya

29 hari lalu

Anggota Westlife, Mark Feehily. Foto: Instagram/@markusmoments
Mark Feehily Tinggalkan Westlife untuk Sementara, Ini Alasannya

Mark Feehily menyatakan mundur dari Westlife dan tidak dapat ikut melanjutkan rangkaian tur dunia bersama tiga rekannya, Shane, Kian, dan Nicky.


Penyakit Jantung Jadi Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Ketahui Gejalanya

36 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Penyakit Jantung Jadi Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Ketahui Gejalanya

Petugas KPPS meninggal antara lain karena kelelahan dan penyakit jantung. Pahami gejalanya dan cara pencegahannya.


Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

37 hari lalu

Ilustrasi batuk. huffingtonpost.com
Kenali Beda Batuk pada Anak Pneumonia, Asma, dan TBC

Dokter anak menjelaskan beda batuk yang dialami anak penderita pneumonia, asma, dan tuberkulosis (TBC) dan perlu dipahami orang tua.


Mengenal Penyakit Popcorn Lung, Gangguan Pernapasan Akibat Menghirup Zat Kimia pada Makanan

45 hari lalu

Ilustrasi fibrosis paru-paru. Shutterstock
Mengenal Penyakit Popcorn Lung, Gangguan Pernapasan Akibat Menghirup Zat Kimia pada Makanan

Gejala penyakit popcorn lung sering terjadi 2 hingga 8 minggu setelah sakit atau terpapar bahan kimia berbahaya.