TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah penonton mengalami heat stroke akibat panas terik matahari selama balap motor WSBK Mandalika 2022 di Sirluit Mandalika, Lombok. Terdapat setidaknya 63 orang yang mengalami kondisi ini, menurut data Tim Medis WBSK. Kepala Dinkes Pemprov NTB Lalu Hamzi Fikri Hamzah mengatakan tidak ada pasien yang sampai dirujuk ke fasilitas kesehatan.
“Sebagian besar mengalami heat stroke, pusing dan mual. Semua bisa ditangani di medical center,” kata Fikri di sela-sela WSBK Mandalika, Minggu, 13 November 2022.
Baca: 63 Penonton Kena Heat Stroke di Arena WSBK Mandalika 2022
Apa itu heat stroke, gejala, serta cara mengatasinya?
Menurut laman Centers for Disease Control and Prevention atau CDC, heat stroke merupakan penyakit terkait panas yang paling serius. Hal ini terjadi ketika tubuh tidak lagi dapat mengontrol suhu. Temperatur tubuh naik dengan cepat, gagal berkeringat, dan tubuh tidak dapat menjadi dingin. Saat serangan panas terjadi, suhu tubuh dapat naik hingga 40 derajat Celsius atau lebih tinggi dalam waktu 10 hingga 15 menit.
Gejala lainnya, seperti dikutip dari Mayo Clinic, kondisi mental atau perilaku penderita berubah. Mengalami kebingungan, agitasi, bicara cadel, lekas marah, delirium, kejang, dan koma. Juga terjadi perubahan dalam berkeringat. Akibatnya, kulit penderita akan terasa panas dan kering ketika di sentuh. Kulit juga akan memerah. Selain itu, penderita kemungkinan akan merasa mual dan muntah.
Penderita heat stroke juga mengalami napas pendek dan cepat. Denyut nadi meningkat. Serta jantung berdetak kencang. Kondisi ini terjadi karena jantung berupaya membantu mendinginkan tubuh. Selain berefek pada pernapasan, heat stroke juga menimbulkan sakit kepala. Penyebabnya, kesulitan bernapas membuat asupan oksigen ke otak berkurang. Selain itu, heat stroke dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian jika orang tersebut tidak mendapatkan perawatan darurat.
Adapun penyebab heat stroke yaitu paparan lingkungan panas dan aktivitas berat. Heat stroke terjadi saat seseorang terpapar cuaca panas dan lembap dalam waktu lama. Paparan ini kemudian meningkatkan suhu inti tubuh. Heat stroke akibat paparan panas seringnya terjadi pada orang tua atau orang dengan penyakit kronis. Sementara heat stroke yang disebabkan oleh aktivitas berat biasanya terjadi saat seseorang melakukan aktivitas ketika cuaca panas. Misalnya saat olahraga di luar ruangan.
Selain itu, heat stroke bisa disebabkan oleh faktor berikut. Antarannya, mengenakan pakaian tebal yang mencegah keringat menguap sehingga gagal mendinginkan tubuh. Minum alkohol, yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh mengatur suhu. Juga, dehidrasi karena tidak minum cukup air untuk menggantikan cairan yang hilang melalui keringat. Heat stroke rentan terjadi pada bayi dan anak-anak hingga usia 4 tahun, dan orang tua di atas usia 65 tahun, karena mereka menyesuaikan diri dengan panas lebih lambat daripada orang lain, dikutip dari Web MD.
Bagaimana cara mengobati sengatan panas? Melansir my.clevelandclinic.org, penderita heat stroke membutuhkan perawatan medis segera. Adapun beberapa langkah pendinginan yang dapat dilakukan sebelum dirujuk ke pelayanan kesehatan yaitu:
1. Kompres es ke leher, selangkangan dan ketiak pasien.
2. Upayakan pasien untuk minum cairan yang sedikit asin, seperti minuman olahraga atau air garam.
3. Letakkan penderita di lingkungan yang sejuk, teduh, dan berventilasi baik.
4. Jika memungkinkan, rendam pasien dalam air dingin. Cara lainnya untuk mendinginkan tubuh pasien, gunakan kipas angin.
5. Pantau juga pernapasan penderita dengan saksama. Pastikan pasien dapat bernapas dengan baik.
6. Jangan memberikan obat apapun, termasuk aspirin dan asetaminofen.
7. Serta, lepaskan semua pakaian yang ketat atau berat.
Mengutip laman Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris atau National Health Service, untuk mencegah risiko mengalami heat stroke, saat beraktivitas di luar ruangan dengan cuaca terik minumlah lebih banyak minuman dingin. Kenakan pakaian longgar berwarna terang. Hindari sinar matahari antara jam 11 pagi hingga 3 sore.
Hindari alkohol berlebihan. Juga, hindari olahraga ekstrem. Selain itu, saat hari panas dan meskipun tengah berada di dalam ruangan, usahakan menghindari ruangan dengan temperatur tinggi. Tutup gorden dan matikan alat elektronik pemicu panas agar tubuh tetap dingin.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Minum Air Dingin Setelah Kepanasan Bisa Heat Stroke? Ini Faktanya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.