TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan satu keluarga yang meninggal dunia di Kalideres, Jakarta, menarik perhatian banyak orang. Apalagi disebutkan keempat jenazah tersebut tidak mengonsumsi makanan sejak lama. Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab tewasnya satu keluarga itu dan salah satu dugaannya ialah kelaparan.
Jika tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman dalam waktu yang cukup lama, bisa memicu dampak yang berbahaya. Sebenarnya apa yang terjadi jika orang tidak makan dan minum dalam waktu yang lama?
Ari Fahrial Syam, pakar penyakit dalam subspesialis konsultan gastroenterologi dan hepatologi, menjelaskan pasien dengan modalitas yang terbatas atau banyak komorbid apabila tak mengonsumsi makanan dan minuman selama seminggu tentu akan mengancam jiwa apabila ia melakukan puasa mutlak tanpa makanan dan asupan cairan. Padahal, pemilik penyakit penyerta seharusnya meminum obat tapi tidak dilakukan. Tentu ia akan mengalami komplikasi yang parah dalam waktu singkat.
Gejala jika tubuh tak makan dan minum
Kurangnya asupan makanan dan cairan, akan mengakibatkan kerusakan serius pada organ tubuh dan mental. Ketika orang tidak punya asupan apapun atau terjadi defisit asupan energi, tubuh akan mengonsumsi cadangannya sendiri untuk menjaga glukosa darah, bahan bakar utama.
Adapun, mekanisme tubuh pertama-tama akan menggunakan cadangan lemak. Kemudian tubuh akan mulai menggunakan otot dan jaringan organ untuk menghasilkan energi. Kekurangan garam dan vitamin juga berbahaya bagi tubuh. Selain penurunan berat badan, ada beberapa gejala lain yang umumnya terjadi, antara lain:
-Sensasi lapar di awal kemudian hilang nafsu makan.
-Apatis dan lekas marah.
-Sakit kepala, pusing, sulit bangun dan bergerak.
-Kecemasan, sedih, susah tidur, gangguan konsentrasi.
-Nyeri perut, tukak lambung, mual, sembelit, terkadang diare.
-Gangguan pada ginjal sampai gagal ginjal karena akan terjadi dehidrasi berat.
-Tekanan darah turun dan pernapasan melemah. Semakin lama puasa berlangsung, semakin besar risiko komplikasi serius meningkat. Bahkan, komplikasi yang terjadi berlangsung permanen.
-Gangguan neurologis/saraf macam kelumpuhan tungkai, kebutaan, koma.
-Kematian karena masalah neurologis, jantung, paru, ginjal, dan berbagai komplikasi lain.
Baca juga: Meninggal karena Kelaparan, Berapa Lama Prosesnya?