TEMPO.CO, Jakarta - Orangtua perlu memastikan buah hatinya untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik. Sebab, terkadang anak mengalami sesak napas saat tidur hingga berisiko terkena sindrom kematian bayi mendadak yang mengancam nyawa.
Dalam laporan penelitian berjudul My Child Cannot Breathe While Sleeping: A Report of Three Cases and Review (2017) menjelaskan, serangan sesak napas saat tidur dapat terjadi karena manifestasi parasomnia. Ini terjadi akibat refluks gastreosofageal atau sebagai gejala epilepsi lobus frontal nokturnal. Berbagai upaya perlu dilakukan orangtua untuk mengatasi gangguan sesak napas anak saat tidur ini.
Dilansir dari Very Well Family, berikut beberapa tips melindungi anak dari gangguan sesak napas saat tidur:
Tidur Aman untuk Bayi Baru Lahir hingga Satu Tahun
Sebagian orangtua baru menyadari bahwa mereka harus menidurkan bayi terlentang dan memberikan ruang napas yang cukup. Faktanya, tidak boleh ada selimut, bantal, boneka binatang, atau bantalan bumper di tempat tidur bayi. Semua barang ini menimbulkan bahaya mati lemas.
Orangtua juga harus memastikan bahwa bayi mereka ditidurkan pada permukaan yang rata dan kokoh yang tidak lekukan atau kusut. Kasur empuk dan permukaan lain yang melorot atau lekukan karena berat juga menimbulkan bahaya sesak napas hingga mati lemas mendadak. Selain itu, jangan pernah menidurkan bayi di sofa atau kursi.
Tidur Aman Selama Masa Balita
Setelah usia satu tahun, balita dapat memiliki selimut kecil di boksnya. Namun, orangtua tetap harus menghindari bantalan bemper, boneka binatang besar, dan bantal empuk karena risiko terjebak dan mati lemas masih menjadi perhatian.Selain itu, disarankan supaya tempat tidur balita tidak dekat dengan dinding. Ini dimungkinkan balita dapat terjepit hingga menimbulkan sesak napas.
Tidur Aman Anak Selama Usia Prasekolah dan Seterusnya
Untuk menghindari risiko bahaya mati lemas selepas sesak napas pada anak selama tahun-tahun prasekolah, orangtua harus waspada dalam melindungi tempat tidur anak, bahkan saat mereka bertambah besar. Anak-anak yang telah tidur di tempat tidur anak yang lebih besar juga harus menempatkan tempat tidurnya di tengah ruangan. Jika dimungkinkan, berjarak beberapa meter dari dinding.
Orangtua juga harus berhati-hati untuk tidak membuat penghalang yang menghalangi anak bangun dari tempat tidur dengan aman. Misalnya, sprei dan tempat tidur yang diselipkan dengan rapat atau sangat berat sehingga menambah risiko mati lemas akibat sesak napas pada anak.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Sulit Bernapas Saat Tidur, Cek Apa Saja Penyebabnya