TEMPO.CO, Jakarta - Cianjur, Jawa Barat, diguncang gempa berkekuatan 5,6 magnitudo pada Senin, 21 November 2022. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan berbagai masalah kesehatan yang akan timbul sesudah bencana seperti gempa Cianjur, termasuk gagal multiorgan.
"Atau infeksi berat sampai dapat terjadi sepsis dan lainnya. Tentu juga perlu diwaspadai perburukan penyakit kronis yang memang sudah ada pada warga sejak sebelum gempa," ujar Guru Besar FKUI itu.
Ia juga mengingatkan adanya kemungkinan merebaknya penyakit menular yang menyebar melalui air atau water-borne disease, lewat makanan atau foodborne disease, penyakit paru dan pernapasan, serta yang menular melalui kontak langsung antarmanusia. Menurutnya, masalah-masalah ini harus diantisipasi sejak sekarang. Upayakan pencegahan terhadap dampak kesehatan selanjutnya, sesudah yang terjadi di jam-jam dan hari-hari pertama sesudah gempa perlu dilakukan.
"Segera menerapkan strategi pengendalian penyakit, baik menular maupun tidak menular yang kronis," kata mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.
Macam masalah kesehatan
Lebih lanjut, langkah kesehatan yang juga perlu dilakukan yakni penilaian cepat apa yang dibutuhkan segera atau rapid needs assessments dan mengevaluasi sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan yang diperlukan.
"Dalam hal ini pengaturan pelayanan di RS di Cianjur dan sekitarnya sebaiknya jadi prioritas utama untuk dilaksanakan," saran Tjandra.
Dia juga menekankan pentingnya pihak berwenang selalu melakukan evaluasi terhadap efektivitas strategi yang dilakukan dan melakukan perbaikan untuk mengantisipasi kemungkinan bencana di masa datang. Menurut data ilmiah, beberapa jam sesudah gempa bumi banyak ditemukan kasus serius, luka, patah tulang, sampai kerusakan organ dalam akibat berbagai benturan ketika gempa.
Kasus-kasus berat dapat mengakibatkan gangguan berbagai alat atau sistem tubuh yang memerlukan penanganan segera. Salah satu penelitian lain menunjukkan dari kasus-kasus yang ada, sekitar 65 persen mengalami luka-luka, 22 persen patah tulang, 6 persen kerusakan jaringan lunak, dan persentasi cukup banyak yang mengalami trauma di tungkai dan lengan.
Baca juga: Banjir Datang, Hati-hati Penyakit Menular Serbu Anak-anak dan Ibu Hamil