TEMPO.CO, Jakarta - Ada laporan penonton yang meninggal dunia akibat serangan jantung saat menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022. Menurut Channel News Asia, faktor yang membuat tekanan darah jadi melonjak salah satunya sorakan dan makian selama pertandingan Piala Dunia 2022.
Menurut sebuah penelitian, hal yang memicu terjadinya serangan jantung adalah pengerahan tenaga fisik yang intens atau gangguan emosi yang ekstrem. Artinya, ini bukanlah suatu kebetulan jika penelitian di Brasil yang dilakukan selama empat kali Piala Dunia menunjukkan serangan jantung mengalami peningkatan selama pertandingan final dan memuncak saat Brasil bermain melawan negara lain.
Penelitian di New England Journal Of Medicine (NEJM) melaporkan di Jerman, sebanyak 47 persen dari 4.279 pasien dirawat karena penyakit jantung saat tim Jerman bermain di Piala Dunia 2006. Mereka diketahui memiliki riwayat penyakit jantung koroner.
"Kejadian darurat jantung saat menonton Jerman berkompetisi di Piala Dunia 2,66 kali lipat dari periode kontrol pada 2003 dan 2005. NEJM menyimpulkan menonton pertandingan yang menegangkan lebih dari dua kali lipat berisiko kejadian kardiovaskular," kata peneliti Dr. Dinesh Nair.
Skenario serupa juga terjadi di wilayah Inggris, di mana serangan jantung meningkat selama Piala Dunia 1998, bahkan naik 25 persen ketika Inggris kalah dari Argentina dalam adu penalti. Untuk menjawab kekhawatiran publik, Journal of Cardiology di Kanada melakukan eksperimen terhadap orang-orang yang menyaksikan pertandingan hoki dan ditemukan secara tak sadar detak jantung akan meningkat hingga 110 persen dan pembuluh darah melebar sampai 75 persen. Kondisi ini sama seperti kegiatan berolahraga secara intens.
Selain itu, Nair, konsultan ahli jantung yang berpraktik di Rumah Sakit Mount Elizabeth dan Komite Medis Asosiasi Sepakbola Singapura, mengatakan serangan jantung ini dipicu terhentinya pasokan darah ke otot jantung secara mendadak akibat penyumbatan. Efeknya organ tersebut mengalami penyumbatan. Risiko ini pun kian meningkat ketika orang melibatkan taruhan atau uang, kerugiannya lebih besar.
“Hal ini bisa sangat berdampak selama pertandingan dengan taruhan lebih tinggi dan untuk penggemar yang lebih bersemangat,” kata Nair.
Berdasarkan keterangan, biasanya orang yang mengalami serangan jantung juga mengalami beberapa gejala yang dirasakan terlebih dulu, mulai dari nyeri dada, sesak napas, pucat, keringat dingin, bahkan kondisi tidak sadar secara tiba-tiba.
Gaya hidup keliru picu serangan jantung
Meskipun ahli kardiologi, Nair belum punya bukti yang menunjukkan terjadi lonjakan kasus serangan jantung selama periode Piala Dunia. Namun, penyakit jantung adalah salah satu penyakit kronis yang paling banyak tersebar di Singapura.
“Diperkirakan 16 orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular setiap hari. Faktanya, statistik terbaru tahun 2016 menyatakan bpenyakit kardiovaskular menyumbang 29,5 persen dari semua kematian di Singapura,” paparnya.
Bahkan, di 2022 menunjukkan hanya satu dari 12 orang yang menderita serangan jantung meninggal karena perawatan medis di Singapura menjadi lebih efisien. Ahli jantung Dr. Patrick Lim dari Rumah Sakit Khoo Teck Puat pun mengatakan penyebab di balik angka-angka itu bukanlah hal baru. Pola makan kolesterol tinggi, stres, merokok, konsumsi alkohol, dan keturunan menjadi faktor penentu. Tetapi selama Piala Dunia, faktor pemicu penyakit ini dirasa saling terkait.
"Selain Piala Dunia yang diadakan di AS pada 1994, dan diselenggarakan bersama oleh Korea Selatan dan Jepang pada 2002, Piala Dunia yang tersisa sebagian besar memiliki pertandingan yang diputar larut malam di Singapura. Ini dikaitkan dengan perubahan siklus tidur, kurang tidur, dan stres yang berpotensi meningkatkan risiko," katanya.
Misalnya selama Piala Dunia 2014, setidaknya tiga penggemar sepak bola Cina meninggal setelah begadang untuk menonton pertandingan, dua di antaranya karena serangan jantung dan stroke, kata Nair.
"Risiko ini bahkan lebih tinggi pada pasien dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya, terutama jika mereka lupa meminum obat yang diresepkan," ujarnya.
Cara pencegahan
Ini tidak berarti siapa pun yang memiliki penyakit jantung tidak boleh menonton Piala Dunia. "Tidak mungkin orang yang didiagnosis mengalami serangan jantung akibat menonton Piala Dunia. Lebih tepatnya, ada beberapa gaya hidup yang memicu hal tersebut, " ucap Nair.
Untuk mengurangi risiko, ia mengatakan sebaiknya menghindari rokok, alkohol, kafein, dan tidak begadang sehingga bagi yang ingin menonton lebih banyak pertandingan Piala Dunia harus tetap menerapkan gaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, berolahraga secara teratur, dan terus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin apabila ada penyakit jantung bawaan.
Baca juga: Hublot Perusahaan Jam Tangan yang Tampil di Piala Dunia 2022, Terutama Saat Info Perpanjangan Waktu