TEMPO.CO, Jakarta - Banyak anak muda gemar mendengarkan musik keras seperti di konser, klub malam, bar, atau dari alat elektronik. Padahal, kebiasaan ini dapat mempengaruhi kesehatan pendengaran.
Melansir laman Everydayhealth, sebuah penelitian baru menunjukkan hingga 1,35 miliar remaja, usia 20-an, dan awal 30-an berisiko kehilangan pendengaran jauh sebelum mencapai usia pensiun lantaran menghabiskan terlalu banyak waktu terpapar suara keras. Penelitian ini diterbitkan dalam BMJ Global Health pada 15 November 2022, yang melibatkan data paparan kebisingan rata-rata di antara lebih dari 19.000 orang berusia 12-34 tahun.
Secara keseluruhan, sekitar satu dari empat orang memutar musik pada headphone dengan volume tinggi dan hampir setengahnya menghadiri konser dengan tingkat kebisingan yang tidak aman. Sedangkan, ambang pasti paparan kebisingan rata-rata hingga 85 desibel atau kurang dengab waktu maksimal selama delapan jam sehari.
Turunkan volume
Namun, anak muda terpapar terlalu banyak kebisingan lebih dari itu. Dengan headphone misalnya, tingkat kebisingan rata-rata mencapai 105 desibel. Lalu di tempat hiburan, tingkat kebisingan rata-rata mencapai 104-112 desibel.
"Musik keras adalah salah satu jenis paparan suara yang paling umum untuk remaja dan dewasa muda dan ini berpotensi terjadi pada sistem audio pribadi atau di konser, klub, atau acara musik lain," ungkap Ketua Departemen Bahasa dan Pendengaran di Universitas Texas di Dallas, Colleen Le Prell, dikutip dari Verywell.
Le Prell kemudian menyarankan untuk mengurangi waktu pendengaran dan volume musik untuk mencegah cedera pendengaran.
“Untuk melindungi dari cedera pendengaran, volume harus dikurangi jika berada di bawah kendali pendengar, waktu mendengarkan harus dikurangi, atau produk perlindungan pendengaran yang sesuai untuk pemaparan harus dipilih,” saran Le Prell.
Baca juga: Apa Penyebab Pendengaran Terlalu Peka atau Hiperakusis?