TEMPO.CO, Jakarta - Nyeri punggung banyak dikeluhkan oleh warga kota besar karena waktu duduk saat bekerja yang bisa berjam-jam tanpa memindahkan posisi tubuh. Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI), Erica Kholinne, mengatakan terlalu lama duduk dan malas bergerak (mager) dapat memicu kelelahan hingga cedera.
“Mager, banyak duduk, dan overwork bisa juga memicu cedera. Yang seperti ini biasanya kalau kita lama duduk maka otot belakang menjadi overstrained, kerja terus, dan lama-lama otot menjadi lelah, akibatnya jadi backpain,” kata Erica.
Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) itu mengungkapkan keluhan punggung tersebut banyak dialami oleh pasien dari golongan muda, di rentang usia 30-40 tahun.
“Tren ini muncul dan meningkat sejak adanya WFH (bekerja dari rumah) karena pandemi. Waktu WFH, ini menjadi tidak terkontrol mengingat kita tidak ada teman, tidak ada pantry, dan hanya stay di depan layar saja. Itu tren yang saya amati,” ujarnya.
Jangan bergantung obat
Menurutnya, tren tersebut sebaiknya jangan diabaikan melainkan dikoreksi dan menjadi kesadaran untuk menjaga tubuh agar tetap bugar dan lincah dalam beraktivitas.
“Banyak yang mengandalkan obat. Namun, sebaiknya dimulai dari diri sendiri, jangan obat. Hanya perlu satu sesi konsultasi saja dengan dokter. Obat yang paling baik adalah kesadaran diri sendiri,” kata lulusan Universitas Indonesia itu.
Selain itu, ia juga membagikan sejumlah kiat yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketegangan tubuh saat terlalu lama duduk. “Saat duduk harus diperhatikan kursi dan mejanya, apakah ergonomis atau tidak. Lalu, tepi atas komputer (sejajar) dengan mata, itu untuk kebaikan sendiri,” kata Erica. “Tiap dua jam, manfaatkan breaktime dengan baik. Wanita lebih beruntung karena kandung kemihnya kecil jadi lebih sering ke toilet. Itu menjadi ajang stretching dan berdiri.”
Baca juga: 4 Jenis Olahraga Sederhana Redakan Nyeri Punggung