Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Inilah Dampak jika Anak Tidak Diimunisasi Lengkap dan Tepat Waktu

Reporter

Editor

Nurhadi

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, imunisasi berperan penting karena dapat meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit yang disebabkan virus dan bakteri.

Melansir repository.poltekkes-denpasar.ac.id, imunasasi adalah sebuah investasi kesehatan di masa depan untuk memberikan perlindungan tubuh yang maksimal. Karena itu, orangtua dan pengasuh bertanggung jawab untuk memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap dan tepat waktu. 

Pemberian imunisasi yang tidak lengkap atau terlambat berpotensi memberikan dampak yang tidak diharapkan. Berikut adalah risiko-risiko yang dialami oleh anak, keluarga, dan lingkungan apabila anak tidak diimunisasi lengkap dan tak terpenuhi tepat waktu: 

1. Rentan mengalami sakit berat

Melansir repository.poltekkes-denpasar.ac.id, anak yang tidak menerima imunisasi lengkap dan tepat waktu lebih rentan mengalami berbagai penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi, seperti hepatitis, TBC, batuk rejan, dan difteri.

Selain itu, anak yang tidak diimunisasi juga lebih rentan terhadap masalah kesehatan lain. Misalnya, ketika anak terkena campak akan sering mengalami komplikasi seperti diare, pneumonia, kebutaan, dan malnutrisi.

2. Penularan sakit berat terhadap anggota keluarga lain 

Anak yang tidak diimunisasi berisiko menulari penyakit terhadap orang lain di sekitarnya. Begitu pula sebaliknya, anak yang tidak diimunisasi berisiko lebih tinggi tertular suatu penyakit, seperti tuberkulosis, poliomelitis, campak, hepatitis B, difteri pertussis, dan tetanus neonatorum. Orang dewasa merupakan sumber infeksi utama pertusis (batuk rejan) pada balita, penyakit ini bahkan dapat menyebabkan kematian pada bayi.

3. Pengeluaran penyembuhan yang besar 

Dikutip dari Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas edisi 2017, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, anak yang tidak diimunisasi lebih rentan tertular suatu penyakit. Sakit dan komplikasi penyakIt menyebabkan pengeluaran tinggi dan perawatan yang memakan waktu. 

4. Penurunan harapan hidup 

Dikutip dari unicef.org, anak yang tidak menerima imunisasi lengkap dan tepat waktu lebih rentan mengalami penularan penyakit sehingga menurunkan angka harapan hidupnya. Misalnya, sejak 2010-2017, Papua Barat mengalami peningkatan angka harapan hidup karena peningkatan jumlah anak yang mendapatkan imunisasi lengkap. 

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Inilah Efek Samping Imunisasi Polio yang Perlu Orangtua Ketahui

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tips Tumbuhkan Kepedulian Anak pada Lingkungan Sekitar

7 jam lalu

Ilustrasi anak membersihkan rumah. homeforher.com
Tips Tumbuhkan Kepedulian Anak pada Lingkungan Sekitar

Psikolog membagi cara menumbuhkan kepedulian anak pada lingkungan sekitar sejak dini, begini caranya.


Channing Tatum Ungkap Kegugupan Menjadi Orang Tua Tunggal

1 hari lalu

Channing Tatum mengunggah foto bersama putrinya. Foto: instagram Channing Tatum.
Channing Tatum Ungkap Kegugupan Menjadi Orang Tua Tunggal

Channing Tatum mengungkapkan perjuangannya menjadi orang tua tunggal bagi putrinya yang berusia 9 tahun, Everly, membuatnya gugup.


Terlalu Sering Buang Air Kecil Bisa Jadi Tanda 7 Masalah Kesehatan Ini

1 hari lalu

Ilustrasi mck atau toilet. wikipedia.org
Terlalu Sering Buang Air Kecil Bisa Jadi Tanda 7 Masalah Kesehatan Ini

Berikut tujuh masalah kesehatan yang terkait dengan buang air kecil terlalu sering.


Kepala BKKBN Sebut Anak Stunting Tak Bisa Jadi TNI dan Polisi, Ini Sebabnya

2 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Kepala BKKBN Sebut Anak Stunting Tak Bisa Jadi TNI dan Polisi, Ini Sebabnya

Kepala BKKBN menyebut anak stunting memiliki tubuh yang pendek sehingga sulit menjadi TNI dan polisi karena ketentuan tinggi badan untuk mendaftar.


Ada Demo IDI, Polda Metro Imbau Warga Hindari Jalan Depan DPR-MPR

2 hari lalu

5 organisasi profesi tenaga medis dan tenaga kesehatan dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dan Ikatan Apoteker Indonesia IAI di depan Gedung DPR RI, Senin, 5 Juni 2023. IStimewa
Ada Demo IDI, Polda Metro Imbau Warga Hindari Jalan Depan DPR-MPR

Ikatan Dokter Indonesia atau IDI menggelar aksi protes Rancangan Undang-Undang Kesehatan di depan Gedung DPR-MPR.


5 Manfaat Olahraga Berenang untuk Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi pria berenang. mirror.co.uk
5 Manfaat Olahraga Berenang untuk Kesehatan Tubuh

Salah satu olahraga yang bisa dicoba untuk meningkatkan kebugaran tubuh adalah berenang.


Lakukan Langkah Berikut jika Anak Anda Tengah Dikuntit Orang Tak Dikenal

4 hari lalu

Ilustrasi anak bermain di kolong meja. Foto: Freepik.com
Lakukan Langkah Berikut jika Anak Anda Tengah Dikuntit Orang Tak Dikenal

Jika yakin anak Anda sedang dikuntit dan memiliki bukti yang cukup, segera laporkan pada pihak berwajib.


6 Masalah Kesehatan yang Bisa Muncul jika Kekurangan Vitamin C

4 hari lalu

Ilustrasi vitamin C (Pixabay.com)
6 Masalah Kesehatan yang Bisa Muncul jika Kekurangan Vitamin C

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Lantas, bagaimana jika tubuh kekurangan vitamin C?


Vaksinasi Demam Berdarah untuk Kurangi Risiko Anak kena Infeksi Berat

5 hari lalu

DBD DI INDONESIA MENGKHAWATIRKAN DITENGAH PANDEMI CORONA. Puskesmas, melakukan tindakan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti, di kawasan Kampung Baru I, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 11 April 2020. Pemerintah meminta masyarakat untuk mewaspadai mewabahnya Demam Berdarah Dengue, karena jumlah kasus ini di Indonesia telah mencapai 16 ribu jiwa, dari periode  Januari - April, sebanyak 254 orang meninggal, di tengah kasus mewabahnya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). TEMPO/Imam Sukamto
Vaksinasi Demam Berdarah untuk Kurangi Risiko Anak kena Infeksi Berat

Vaksinasi demam berdarah dapat mengurangi risiko anak terkena infeksi demam berdarah berat sehingga menyebabkan kematian.


16 Siswa di Kanada dibawa ke RS Usai Jatuh di Benteng Gibraltar

6 hari lalu

Fort Gibraltar di Winnipeg. Foto : Tripadvisor
16 Siswa di Kanada dibawa ke RS Usai Jatuh di Benteng Gibraltar

Para siswa jatuh dari bangunan setinggi sekitar empat hingga enam meter di dalam kompleks Benteng Gibraltar di Kanada