TEMPO.CO, Jakarta -Hampir semua orang tahu kebiasaan merokok berbahaya bagi kesehatan. Selain membuat ketagihan, kandungan nikotin dalam rokok juga dapat membiarkan radikal bebas masuk ke dalam tubuh. Di sisi lain, ada yang mengklaim bahwa merokok bisa menurunkan berat badan. Apakah ini mitos atau fakta?
Tentang Nikotin
Dilansir dari Nutmeg State Nutrition, secara ilmiah nikotin berikatan dengan reseptor saraf dan mengirimkan sinyal ke otak yang berhubungan dengan rasa kenyang.
Baca Juga:
Nikotin pada akhirnya juga mengganggu selera makan sehingga perokok cenderung menganggap makanan kurang menarik. Pun penggunaan nikotin umumnya meningkatkan laju metabolisme tubuh.
Baca : Peneliti Ungkap Hobi Merokok Bisa Menurunkan Nafsu Makan, Kok Bisa?
Neil Grunberg, ahli saraf perilaku di Uniformed Services University of the Health Sciences di Bethesda, Maryland melalui penelitian pada tikus pada tahun 1982 membuktikan, nikotin menyebabkan penurunan nafsu makan. Ini terjadi karena nikotin melepaskan hormon norepinefrin, dopamin, serotonin, dan asam y-aminobutyric. Dengannya memengaruhi sistem saraf pusat dan menekan nafsu makan.
"Kebanyakan orang telah menerima bahwa penurunan nafsu makan disebabkan oleh jalur imbalan dopamin dan membiarkannya begitu saja," kata Grunberg dikutip dari Science.
Penelitian lain yang serupa berjudul “Analysis of Factors That Determine Weight Gain during Smoking Cessation Therapy” (2013) menunjukkan, kandungan senyawa Neuropeptida Y yang dapat meningkatkan asupan makan juga terpengaruh adanya nikotin rokok. Zat yang terletak di nukleus arkuata hipotalamus itu ditekan oleh nikotin sehingga terjadi penurunan nafsu makan.
Lebih lanjut, sebagaimana dikutip dari Spunout.ie, tubuh akan melepaskan kortisol saat merokok. Kortisol merangsang glukoneogenesis, artinya membuat tubuh membentuk glukosa. Glukosa, diketahui sebagai gula dan tubuh memecah makanan menjadi glukosa untuk energi.
Tubuh lalu merespons lonjakan gula dengan meningkatkan insulin untuk memecah gula. Ini bisa membuat tubuh memiliki kadar gula darah rendah. Kadar gula darah rendah ini berdampak positif bagi kesehatan tubuh. Terkadang, apabila gula darah terlalu tinggi bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Berdasarkan argumen temuan di atas, pendek kata dapat disimpulkan bahwa merokok nyatanya bisa menurunkan berat badan. Sebagaimana dipaparkan di atas, hal ini bisa terjadi karena kandungan nikotin yang memengaruhi selera nafsu makan, menurunkan persepsi terhadap rasa dan bau, dan meningkatkan laju metabolisme tubuh.
Meski demikian, seorang profesor psikiatri di Yale, Marina Picciotto menegaskan bahwa temuan tersebut tidak berarti seseorang harus merokok untuk menurunkan berat badan. Nikotin, bagaimana pun, memiliki dampak lain yang lebih negatif terhadap kesehatan tubuh. “Tetap saja, segala bentuk nikotin memiliki kelemahan,” tutur Picciotto dikutip dari Science.
HARIS SETYAWAN
Baca juga : Inilah 6 Penyebab Rambut Memutih pada Usia Muda
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.