Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wanita yang Promil Sebaiknya Lakukan Pemeriksaan Darah untuk Cek HIV

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Prof. Dr. dr. Heru Sundaru, Sp.PD, KAI menyarankan agar para wanita yang sedang merencanakan kehamilan, segera melakukan pemeriksaan darah untuk HIV. Sehingga jika memang ditemukan adanya virus, bisa dicegah agar tidak menular terhadap bayinya.

Penularan HIV bisa terjadi melalui transfusi darah, cairan mani atau sperma, cairan vagina dan ASI. Selain itu, bergantian jarum suntik hingga hubungan sesama jenis juga dapat menyebabkan HIV.

"Transfusi darah itu sangat besar penularannya 90 persen, hubungan seksual yang tidak aman, homoseksual, tusukan jarum nah ini petugas kesehatan juga berisiko ya kemungkinan kenanya 1:1.000," ujar  Heru dalam diskusi daring 1 Desember 2022.

Heru menambahkan bahwa penularan dari ibu dan anak juga tinggi. "Makanya sebelum hamil periksa dulu, waktu melahirkan makanya disarankan sesar bagi yang sudah HIV dan menyusui," lanjutnya. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus baru HIV tahun 2021 sebanyak 36.902. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 48.300 kasus dengan usia rata-rata 25-49 tahun.

Heru pun mengingatkan soal pentingnya melakukan pemeriksaan HIV sejak dini guna meningkatkan kualitas hidup dan mencegah kematian.

"Mengetahui HIV itu lebih penting, umur bisa lebih panjang, kualitas hidup lebih baik karena tidak sempat mengalami infeksi oportunistik dan tidak akan menjadi AIDS," ujar lulusan Universitas Indonesia itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih lanjut, Heru menjelaskan HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Beberapa gejala umum yang kerap muncul pada penderita HIV adalah demam berkepanjangan, nyeri otot, sakit tenggorokan, ruam, mudah lelah, berat badan menurun secara drastis terus menerus, kemunculan bercak-bercak putih pada lidah hingga diare panjang.

Menurut Heru, masih banyak masyarakat yang tidak berani untuk memeriksa darah untuk mengetahui kemungkinan adanya HIV. Adanya deteksi dini terhadap HIV dapat mencegah penularan terhadap orang-orang di sekitar.

"Kalau tahu dari awal akan lebih baik. Kadang-kadang kita butuh 6-7 tahun baru gejala muncul. Insya Allah tidak akan meninggal dan bahkan kalau ketahuan dari awal bisa berkeluarga, bisa punya anak makanya kita kendalikan," katanya.

Baca: Pentagon Digugat karena Tak Menerima Calon Anggota Militer yang Positif HIV AIDS

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara Sambut Hari Jadi ke-75 Polwan

51 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara Sambut Hari Jadi ke-75 Polwan

Menyambut Hari Jadi ke-75 Polwan RI, YKPI bekerjasama dengan BIDDOKKES Polda DIY menggelar webinar tentang Sosialisasi Deteksi Dini Kanker Payudara.


Kapan Kanker Paru Bisa Ditangani dengan Operasi?

59 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Kapan Kanker Paru Bisa Ditangani dengan Operasi?

Hari Kanker Paru Sedunia setiap 1 Agustus. Pakar mengatakan kanker paru stadium dini yang berukuran kurang dari 3 cm bisa ditangani dengan operasi.


Kasus Naik, Perlunya Perluasan Deteksi Dini TBC untuk Cegah Penularan

22 Juli 2023

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Kasus Naik, Perlunya Perluasan Deteksi Dini TBC untuk Cegah Penularan

Legislator mengingatkan untuk mewaspadai dan mengantisipasi tren peningkatan kasus TBC di dunia dengan upaya perluasan deteksi dini.


Perhatikan Faktor Risiko Infeksi HIV agar Tak Menularkan Orang Lain

20 Juni 2023

Ilustrasi pemeriksaan HIV. ANTARA/Zabur Karuru
Perhatikan Faktor Risiko Infeksi HIV agar Tak Menularkan Orang Lain

HIV menyerang dengan cara melemahkan sistem imun tubuh sehingga seiring waktu penderita akan semakin rentan terinfeksi berbagai macam penyakit lain.


Bolehkah Melakukan Hubungan Seksual saat Menstruasi? Berikut Penjelasannya

10 Juni 2023

Ilustrasi wanita memegang kalendar menstruasi. Freepik.com
Bolehkah Melakukan Hubungan Seksual saat Menstruasi? Berikut Penjelasannya

Melakukan hubungan seksual saat menstruasi memiliki manfaat dan risiko.


Tips Hidup Bersama Anggota Keluarga Positif HIV

5 Juni 2023

Seorang wanita HIV-positif menunjukkan foto pernikahan dengan suaminya yang meninggal karena AIDS di desa Tuol Sambo, Kamboja, 6 September 2014. Desa ini disebut sebagai
Tips Hidup Bersama Anggota Keluarga Positif HIV

Jika orang terdekat baru-baru ini didianosis positif HIV, berikan ia ruang. Berikut lima cara yang dapat membantu bila hidup dengan pengidap HIV.


Pentingnya Deteksi Dini Preeklamsia di Masa Kehamilan

22 Mei 2023

Ilustrasi hamil (pixabay.com)
Pentingnya Deteksi Dini Preeklamsia di Masa Kehamilan

Preeklamsia merupakan kondisi sebelum terjadinya eklamsia, yang merupakan komplikasi pada kehamilan sehingga diperlukan deteksi dini.


Kenaikan Kasus Sifilis Pada Ibu Hamil: Janin Rentan Terinfeksi dan Cacat Bawaan

15 Mei 2023

Ilustrasi kelainan genetik harlequin ichthyosis.
Kenaikan Kasus Sifilis Pada Ibu Hamil: Janin Rentan Terinfeksi dan Cacat Bawaan

Kenaikan kasus Sifilis juga dipicu oleh penularan dari ibu hamil kepada janinnya.


Kasus Sifilis Naik, Kemenkes Ingatkan Risiko Tertular HIV

12 Mei 2023

Ilustrasi HIV/AIDS. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Kasus Sifilis Naik, Kemenkes Ingatkan Risiko Tertular HIV

Kemenkes mengingatkan sifilis dapat meningkatkan risiko tertular HIV sampai 300 kali lipat. Hindari perilaku seksual berisiko.


Pemicu Penyakit Sifilis, Awas Hubungan Seks Berisiko

12 Mei 2023

Ilustrasi kondom atau pengaman (Freepik)
Pemicu Penyakit Sifilis, Awas Hubungan Seks Berisiko

Kemenkes menyatakan penularan penyakit sifilis dapat dipicu aktivitas seksual yang menyimpang penderitanya. Hindari berganti-ganti pasangan seks.