TEMPO.CO, Jakarta - Serangan jantung merupakan keadaan darurat medis. Ini terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat, mengakibatkan kerusakan pada otot jantung. Apabila dibiarkan tanpa penanganan, otot jantung akan mulai mati dan berisiko menyebabkan kematian.
Apa Saja Gejala Serangan Jantung?
Mengutip Cleveland Clinic, serangan jantung dapat memiliki sejumlah gejala, beberapa di antaranya termasuk:
1. Nyeri dada (angina) atau ketidaknyamanan yang muncul dalam skala ringan sampai berat. Angina biasanya dimulai di dada dan menyebar ke area lain. Seperti lengan kiri (atau kedua lengan), bahu, leher, rahang, punggung, dan pinggang.
2. Sesak napas atau kesulitan bernapas. Disetai kelelahan, sulit tidur (insomnia), mual atau perut tidak nyaman.
3. Jantung berdebar-debar, kecemasan atau perasaan buruk dan berkeringat. Sampai merasa pusing dan pingsan.
4. Sebut Everyday Health, serangan jantung pada wanita cenderung memiliki gejala yang tidak jelas atau atipikal. Seperti kelelahan, gangguan tidur, kecemasan, sesak napas, atau nyeri di lengan.
Bisa pula nyeri punggung, leher, rahang, atau perut tanpa rasa tidak nyaman di dada. Jikapun ada, mereka mungkin hanya merasakan tekanan di dada, bukan rasa sakit.
Baca: Peringatan Buat Penonton Piala Dunia 2022 Awas Serangan Jantung
Apa Penyebab Serangan Jantung?
1. Penyakit arteri koroner
Sebagian besar serangan jantung disebabkan oleh penyakit arteri koroner (CAD). Di mana arteri menyempit dan mengeras akibat penumpukan zat lemak yang disebut plak.
Plak adalah kombinasi lemak, kolesterol, dan zat lain yang menumpuk di lapisan dalam dinding arteri. Penumpukan ini dikenal sebagai aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah ke jantung bisa tersumbat sampai terputus.
2. Spasme arteri koroner
Mengutip Mayoclinic, spasme arteri koroner merupakan tekanan parah pada pembuluh darah yang tidak tersumbat. Ini dapat disebabkan merokok atau faktor risiko lainnya.
3. Infeksi tertentu
COVID-19 dan infeksi virus lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung. Sehingga sangat berisiko mengakibatkan serangan jantung.
Serangan jantung juga bisa disebabkan diseksi arteri koroner spontan (SCAD). Kondisi ini akibat adanya robekan di dalam arteri jantung.
4. Faktor lain
Lebih jarang, serangan jantung dapat disebabkan oleh kejang dan tekanan dari arteri koroner. Kejang bisa diakibatkan merokok, tekanan darah tinggi, alkohol, obat stimulan rekreasi, dan stres ekstrem.
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga: 6 Gejala Serangan Jantung yang Kerap Diabaikan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.